Pengertian Novel Bahasa Novel

commit to user 49 Beberapa indikator untuk menentukan kesantunan berbahasa dapat disimpulkan berdasarkan uraian di atas. 1. Tingkat keakraban, perbedaan umur, jenis kelamin, dan latar belakang sosiokultural antara penutur dan mitra tuturnya. 2. Status sosial antara penutur dan mitra tuturnya. 3. Keuntungan dan kerugian yang diterima mitra tutur yang ditimbulkan dari sebuah tuturan. Dari keempat skala kesantunan yang telah dipaparkan, skala kesantunan Leech dipilih untuk menganalisis data. Hal ini disebabkan skala tersebut lebih lengkap dan lebih sesuai dengan realita kesantunan masyarakat di Indonesia dibandingkan skala kesantunan lainnya E Aminudin Aziz, 2003: 7.

C. Novel

Novel dalam penelitian ini dijadikan sumber data untuk melihat kesantunan berbahasa dalam wacana dialog maupun monolognya yang muncul di dalamnya. Berikut diuraikan pengertian dan bahasa novel yang gayut dengan permasalahan penelitian ini.

1. Pengertian Novel

Salah satu jenis karya sastra berbentuk prosa narasi adalah novel selain roman dan cerita pendek. Secara etimologi, kata novel berasal dari bahasa Iatlia novella yang secara harfiah berrati ’sebuah barang baru yang kecil’, dan kemudian diartikan sebagai ’cerita pendek dalam bentuk prosa’ Abrams dalam Nurgiyantoro, 2002: 9. Kata ini kemudian diserap oleh bahasa Inggris menjadi commit to user 50 novel. Dari bahasa Inggris inilah, kata novel dalam bahasa Indonesia dimunculkan. Rene Wellek dan Austin Warren 1977: 216 mengemukakan bahwa ”the novel is a picture of real life and manners, and of the time in which it is written. And the romance, in lofty and elevated language, described what never happened nor is likely to happen” ‘novel adalah gambaran dari kehidupan dan perilaku yang nyata, dari zaman saat novel itu ditulis. Romansa yang ditulis dalam bahasa yang agung dan diperindah, menggambarkan apa yang pernah ditulis dan apa yang pernah terjadi’. Lebih lanjut, Melani Budianta, ed., 2002: 77 mengatakan bahwa karya sastra ini berbentuk sederetan kisah atau peristiwa. Pengarang membangun kisahan ini melalui narasi panjang dengan didukung oleh unsur dari dalam novel ini yang lazim disebut unsur intrinsik, seperti alur, tokoh, latar, tema, dan amanat. Kisahan yang dibangun ini bersifat imajinatif semata. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa novel merupakan karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan seseorang atau beberapa tokoh. Diawali dari kemunculan suatu persoalan yang dialami tokoh hingga tahap penyelesaiannya.

2. Bahasa Novel

Sebuah novel umumnya dikembangkan dalam dua bentuk penuturan: narasi dan dialog Burhan Nurgiyantoro, 2002: 310. Kedua bentuk itu hadir secara bergantian sehingga cerita yang ditampilkan menjadi tidak bersifat monoton, terasa variatif, dan segar. commit to user 51 Pengungkapan dengan gaya narasi memiliki pengertian semua pertuturan yang bukan bentuk percakapan yang sering dapat menyampaikan sesuatu secara lebih singkat dan langsung. Artinya, pengarang mengisahkan cerita secara langsung atau pengungkapannya bersifat menceritakan. Jika dilihat dari segi hubungan antara tokoh cerita dengan pembaca, komunikasi yang dilakukan menjadi bersifat taklangsung. Pembaca seolah takmendengar sendiri kata-kata dan percakapan antara para tokoh sebab percakapan itu telah ditaklangsungkan oleh pengarang. Pengungkapan dalam bentuk dialog atau percakapan seolah-olah pengarang membiarkan pembaca untuk melihat dan mendengar sendiri kata-kata seorang tokoh, percakapan antartokoh, bagaimana wujud kata-katanya dan apa isi percakapannya. Gaya ini dapat memberikan kesan realistis, sungguh-sungguh dan memberi penekanan terhadap cerita atau kejadian yang dituturkan dengan gaya narasi. Percakapan dalam novel baru akan efektif jika telah jelas konteks berlangsungnya sebuah pertuturan. Sebuah percakapan yang hadir dalam kalimat pertama sebuah novel tidak akan begitu saja dapat dipahami pembaca sebelum mereka mengetahui konteks situasinya. Dengan mengetahui konteks pertuturan, baik konteks lingual maupun konteks nonlingual, pembaca dapat mengetahui maksud sebuah tuturan seorang tokoh dalam novel D. Edi Subroto dalam Dwi Purnanto ed., 2009: 80. Hal ini lebih dipertegas lagi dengan teori tindak tutur yang menggarisbawahi bahwa orang yang bertutur tidak sekadar bertutur, tetapi juga melakukan tindakan. commit to user 52

D. Penelitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

Konflik batin tokoh utama dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari serta implikasinya terhadap pengajaran bahasa dan sastra Indonesia di MTS Al-Mansuriyah, Kec Pinang, Kota Tangerang

4 44 99

Ronggeng dalam kebudayaan Banyumas dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari dan implikasinya terhadap pembelajaran sastra di SMA

9 242 140

KAJIAN STILISTIKA ASPEK BAHASA FIGURATIF NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI

0 7 14

Menggali Kearifan Lokal pada Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari

0 4 16

KONFLIK BATIN TOKOH SRINTIL DALAM NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA.

0 2 21

REPRESENTASI DISKRIMINASI PEREMPUAN DALAM NOVEL “RONGGENG DUKUH PARUK” (Studi Semiologi Tentang Representasi Diskriminasi Perempuan Dalam Novel “Ronggeng Dukuh Paruk” Karya Ahmad Tohari).

2 7 121

REPRESENTASI DISKRIMINASI PEREMPUAN DALAM NOVEL “RONGGENG DUKUH PARUK” (Studi Semiologi Tentang Representasi Diskriminasi Perempuan Dalam Novel “Ronggeng Dukuh Paruk” Karya Ahmad Tohari).

0 0 121

View of DIKSI SEKSUALITAS DALAM NOVEL TRILOGI RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI

0 0 10

REPRESENTASI DISKRIMINASI PEREMPUAN DALAM NOVEL “RONGGENG DUKUH PARUK” (Studi Semiologi Tentang Representasi Diskriminasi Perempuan Dalam Novel “Ronggeng Dukuh Paruk” Karya Ahmad Tohari)

0 0 25

REPRESENTASI DISKRIMINASI PEREMPUAN DALAM NOVEL “RONGGENG DUKUH PARUK” (Studi Semiologi Tentang Representasi Diskriminasi Perempuan Dalam Novel “Ronggeng Dukuh Paruk” Karya Ahmad Tohari)

0 0 25