commit to user 142
B : ”Ah, itu persoalan mudah. Apalagi bagi sampean. Apabila sampean masih mau, masalahnya tinggal bagaimana sampean bisa
bersabar.” A : ”Aku memang masih penasaran. Oh, tidak. Maksudku,
ronggengmu memang membuat gemas” B : ”He-he.”
A : ”He-he-he.” Konteks:
Percakapan antara dua pemimpin rombongan ronggeng B dengan temannya A. Saat itu, mereka sedang menyaksikan pentas ronggeng.
150195
5. Melarang
Tindakan melarang akan dapat merugikan orang lain. Untuk menghindarkan kerugian itu, penutur memanfaatkan bantuk tuturan tidak
langsung yang bermaksud melarang mitra tuturnya. Contoh 71 memperlihatkan tuturan ”Jadi engkau mau pulang, Rasus ? Di luar masih gerimis,” bermaksud
melarang mitra tuturnya untuk pulang ke rumah. Dia menggunakan bentuk tuturan yang tidak memaksa untuk melarang mitra tutur ketika akan melakukan sesuatu.
Mitra tutur tidak dipaksa untuk langsung merespons larangan tersebut. Akan tetapi, mitra tutur diberikan kelonggaran dari maksud penutur. Bandingkan jika
tindakan ini dilakukan dengan tuturan secara langsung seperti “Jangan pulang” yang terkesan bahwa mitra tutur tidak diberi kebebasan sedikit pun. Akhirnya,
mitra tutur dirugikan atas tuturan semacam itu.
commit to user 143
71 A: ”Engkau mau ke mana, Rasus?” kata Srintil. B : ”Pulang.”
A : ”Jadi engkau mau pulang?” A : ”Jadi engkau mau pulang, Rasus ? Di luar masih gerimis,” ujar
Srintil di belakangku. Konteks:
Percakapan berlangsung antara dua orang teman. Saat itu, B ingin berpamitan meninggalkan A di rumah sendirian.
4056
6. Memuji
Tindakan memuji merupakan salah satu tindakan yang santun. Hal itu disebabkan pemberian penghargaan terhadap pihak lain. Tindakan ini diarahkan
agar peserta tutur tidak saling mengejek, saling mencaci, atau saling merendahkan pihak lain. Seseorang mendapat keuntungan dari pujian yang diberikan orang lain
seperti terlihat dalam contoh 72 dan 73 di bawah ini. 72 A : ”Bagus sekali,” kata Rasus setelah melihat badongan daun nangka
itu menghias kepala Srintil. B : ”Sungguh?” balas Srintil meyakinkan.
A : ”Aku tidak bohong. Bukankah begitu, Warta? Darsun?” C : ”Ya, benar. Engkau cantik sekali sekarang,” ujar Warta.
B : ”Seperti seorang Ronggeng?” tanya Srintil lagi. Gayanya manja. C : ”Betul.”
commit to user 144
D : ”Ah, tidak,” potong Darsun. ”Kecuali engkau mau menari seperti ronggeng.”
Konteks: Percakapan berlangsung antara empat anak kecil yang saling berteman.
Saat itu, ketiga anak laki-laki A, C, dan D membicarakan penampilan teman wanita mereka B dengan dandanan sangat menarik yang
dipertontonkannya. 312
73 A: ”Srintil mengenakan keris baru yang lebih kecil dan bagus. Alangkah pantasnya. Alangkah kenesnya.”
Konteks: Dituturkan seorang ibu ketika melihat penampilan seorang ronggeng di
desanya yang terlihat amat cantik. 2845
Tuturan 72 ”Bagus sekali” melukiskan seorang anak yang memberi pujian kepada temannya yang sangat cantik. Demikian pula, tuturan seorang ibnu
dalam contoh 73 ”Srintil mengenakan keris baru yang lebih kecil dan bagus. Alangkah pantasnya. Alangkah kenesnya” memperlihatkan sebuah pujian.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penutur telah berperilaku santun.
7. Meminta Maaf