commit to user
84
Setelah invasi berakhir, DynCorp masih mendapatkan pekerjan sebagai pendukung program rekonstruksi pasca-perang. Total personel yang dikirimkan ke
Irak setelah invasi justru jauh lebih besar dibandingkan pada masa invasi. DynCorp dikontrak oleh pemerintah AS untuk menangani masalah keamanan,
teknologi komputer sampai penasihat militer Irak. Total bayaran yang didapatkan DynCorp di Irak pasca-invasi mencapai 226,865 miliar dolar setahun. Pendapatan
sebesar inilah yang membuat mereka tetap bertahan di Irak meskipun kondisi keamanan di negara tersebut jauh dari kata stabil.
E. Dampak Perubahan Sosial
, Ekonomi dan Politik pada Masyarakat Irak
Pasca Invasi AS
1. Perubahan Sosial Perubahan sosial yang muncul sebagai dampak dari Invasi Amerika pada
masyarakat Irak salah satunya adalah meletusnya perang saudara diantara penduduk Irak sendiri, khususnya antara pendukung setia Saddam dan kelompok
yang kontra terhadapnya. Seperti diketahui bahwa masyarakat Irak terbagi ke dalam dua bagian besar kelompok dilihat dari sikap mereka terhadap Saddam
Husein, kelompok utama dari para pendukung atau pengikut partai Baath, sebuah partai terbesar sebagai wadah politik Saddam semasa pemerintahannya, dan
kelompok kedua kontra yang umumnya dari orang-orang yang bermazhab Syiah di Irak, karena Saddam dinilai diktator dan bertindak sewenang-wenang terhadap
para pengikut Syiah di negerinya. Kelompok yang kontra terhadap Saddam sebetulnya bukan datang dari
para pengikut Syiah saja, akan tetapi juga dari para penduduk Kurdi, karena memang dari segi pemerataan pembangunan di Kurdi sangat tidak seimbang
dengan pembangunan di wilayah-wilayah lain yang ada di Irak. Hal itu tampak jelas dari keterlibatan langsung para pejuang Kurdi dalam membela Amerika
untuk menggulingkan Saddam Husein, karena adanya harapan dari para pejuang Kurdi untuk menduduki tahta pemerintahan Irak pasca jatuhnya Saddam
Husein.Republika, 10 April 2003
commit to user
85
Irak mayoritas penduduknya adalah Muslim dan 60 bermazhab Syiah, sedangkan 40 lainnya terbagi ke dalam kelompok Muslim yang bermazhab
Sunni dan pengikut agama-agama lain Perlakuan Saddam Husein terhadap kelompok Syiah tidak semanis perlakuannya terhadap kelompok Muslim Sunni.
Para pengikut Syiah selalu mendapatkan perlakuan yang buruk dari Saddam Husein, terbukti pada masa pemerintahannya banyak dari para kalangan ulama
Syiah yang dengan terang-terangan dibunuh atau disingkirkan dari Irak. Di antara ulama yang dibunuh oleh Saddam adalah Ayatullah Murtadha Muthahhari dan
Ayatullah Baqir Shadr, sebagai ulama besar Syiah yang menjadi panutan para pengikut Syiah Nikki Keddy. 1983 : 198. Hal ini jelas menjadikan satu trauma
tersendiri bagi para pengikut Syiah terhadap Saddam sehingga mereka mengambil jalur menentang terhadapnya.
Orang-orang yang pro terhadap Saddam, umumnya berasal dari para pengikut Sunni, terutama di daerah Tikrit, sebagai basis dan tempat lahir Saddam
Husein.hampir mayoritas penduduk Tikrit yang mayoritas penduduknya bermazhab Sunni adalah pembela dan pendukung Saddam Tempo, 14 April
2002 . Latar belakang permusuhan antara kelompok pro dan kontra terhadap
Saddam di atas lebih memanas setelah runtuhnya rezim Saddam dari tampuk kekuasaan di Irak. Kedua fenomena di atas jelas akan menimbulkan konflik
internal di antara masyarakat Irak. Pertama, yaitu perang saudara atau perseteruan antara kelompok Sunni dan Syiah, sudah terbukti dari kasus terbunuhnya
pemimpin spiritual Kaum Syiah Irak, yaitu Abdul Majid al-Khui putera bungsu Ayatullah al-Khui sebagai tokoh paling penting di mata para pengikut Syiah Irak.
Dan hal ini akan terus berlanjut sampai ada kebijakan politik dan sosial yang akan meredam permusuhan mereka, yang datangnya dari pihak pemerintahan yang
menjadi alat untuk mendamaikan kedua kelompok yang bermusuhan tersebut www.irna.com
. diunduh pada tanggal 11 Januari 2010. Aktivitas keterlibatan para pejuang Kurdi dalam Invasi Amerika
menambah kekisruhan serta akan menimbulkan satu peta politik yang akan
commit to user
86
tampak di Irak, persaingan dan perseteruan antara pejuang Kurdi yang mengincar kursi pemerintahan Irak akan bentrok dengan sendirinya dengan para pengikut
Syiah yang juga merasa berhak menduduki kursi pemerintahan karena sebagai kaum mayoritas di Irak
www.irna.com . diunduh pada tanggal 11 Januari 2010.
Setelah pemerintahan Saddam jatuh tidak tampak lagi bekas-bekas kejayaan Bani Abbasiyah di negeri itu. Segalanya tampak suram. Letupan suara
senjata dan puing-puing bangunan di sepanjang kota telah merubahnya menjadi negeri seribu satu bom. Semakin hari semakin kompleks persoalan dalam negeri
Irak. Berbagai permasalahan melanda bangsa. Kontak senjata antara serdadu AS dengan warga Irak sering terjadi. Perseteruan antara kubu Sunni-Syiah yang
membuahkan beribu korban dari kedua belah pihak menambah semarak gaung permusuhan. Bau bom dan mesiu menjadi aroma dan parfum kehidupan disana.
Para penduduk Irak kini lebih mementingkan membeli senjata dibanding membeli bahan makanan. Seorang pensiunan perwira Irak, Mohammed Jasim El-Azraki
menyatakan bahwa membeli senjata saat ini adalah kebutuhan prioritas rakyat Irak. Dalam suasana kacau ini setiap orang perlu menjaga diri karena tidak ada
yang tahu siapa kawan siapa lawan www.aljazeraah.com
. diunduh pada tanggal 11 Januari 2010.
Pada 1 Mei 2005 di Talafar, kota dekat perbatasan Syiah, seorang pelaku pemboman menabrakkan mobilnya ke sebuah kemah yang dipenuhi pelayat,
dalam acara pemakaman seorang pemimpin Kurdi. Sekitar 30 orang tewas dan 50 lainnya luka-luka. Tiga hari kemudian, aksi yang sama menyerang sejumlah orang
Kurdi yang sedang antre di luar kantor Partai Demokratik Kurdistan PDK, di Irbil, Irak Utara. Sekitar 60 orang juga terbunuh di luar sebuah klinik di kota Hilla
www.aljazeraah.com . diunduh pada tanggal 11 Januari 2010.
Ketegangan hubungan antara kaum Kurdi dan Sunni memang sudah terjadi, khususnya di kawasan utara kota minyak, Kirkuk. Kurdi mengklaim
Kirkuk sebagai miliknya. Tetapi hal tersebut ditentang Arab Sunni yang ditempatkan di kawasan itu dalam jumlah besar oleh pemerintah Partai Baath di
bawah pimpinan Presiden Saddam Hussein. Berbagai serangan dan kekerasan mutakhir diperkirakan semakin mempertajam ketegangan antara kedua komunitas
commit to user
87
itu. Hal yang mungkin akan semakin mendorong kaum Kurdi menuntut kemerdekaan dan membentuk negara Kurdistan
www.detik.com . diunduh pada
tanggal 11 Januari 2010. Kemungkinan akan terjadinya bentrokan antara pasukan arab Sunni dan
suku Kurdi dapat saja terjadi. Hal ini mengingat bahwa suku Kurdi merasa telah terzalimi di bawah pemerintahan arab Sunni yang dipimpin Saddam. Suku Kurdi
juga berambisi menguasai tambang minyak Kirkuk. Penguasaan tambang minyak tersebut adalah cara efektif untuk menguasai dan mengolah minyak Irak dan
meningkatkan income keuangan www.detik.com
. diunduh pada tanggal 11 Januari 2010.
Persoalan Kirkuk ini semakin mencuat setelah pemilu Desember 2005 kemarin. Ribuan rakyat Kurdi menduduki kota minyak tersebut. Pada umumnya
mereka dibiayai oleh dua partai besar Kurdi; Partai Demokratik Kurdistan PDK dan Uni Patriotik Kurdistan UPK.
Munculnya pemerintahan baru yang didominasi Syiah pimpinan Perdana Menteri Ibrahim Al Jaafari kembali membuka luka-luka sektarian di Irak.
Ketegangan Sunni-Syiah semakin mengemuka. Sejak Al Jaafari mengumumkan susunan kabinetnya, kekerasan meningkat. Suara jeritan dan erangan yang bersatu
dengan suara senapan semakin merobek hati. Mantan perdana menteri Irak, Iyad Allawi, kepada BBC, akhir bulan lalu mengatakan bahwa antara 50 sampai 60
orang terbunuh tiap harinya di Irak, dan ini menandai negara itu sedang berada dalam ‘perang saudara’
www.republika.com . diunduh pada tanggal 11 Januari
2010. Bahwa pihak-pihak asing menjadi aktor di balik pertumpahan darah
sektarian ini adalah fakta yang tidak terbantahkan. Peledakan mesjid milik Syi`ah di Samarra misalnya, kepentingan asing diduga kuat berada di balik layar. Deretan
provokasi itu hingga saat ini kelihatannya sukses menabuh genderang perang saudara di lembah Mesopotamia itu.
Dari segi pergeseran nilai dan peradaban pada negeri Irak, jelas akan mengalami perubahan yang signifikan dikarenakan akan ada pemerintahan baru
yang akan mengeluarkan kebijakan-kebijakan baru untuk pembangunan kembali
commit to user
88
negeri Irak pasca invasi. Peradaban Irak di masa depan akan lebih terbuka dan demokratis dibanding pada saat masa Saddam Husein yang selalu lebih
mengutamakan perang sebagai alat menegakkan kehormatan bangsa. Irak memerlukan sosok yang dapat menaikkan derajat bangsa Irak di mata
internasional, bukan sebagai pelopor dalam bidang perang dan senjata nuklir, tetapi pelopor dari kemajuan peradaban dunia, seperti pendidikan, teknologi, seni,
dan pemikiran www.republika.com
. diunduh pada tanggal 11 Januari 2010.
2. Perubahan Sistem Ekonomi
Pasca Invasi AS, masalah minyak di Irak menjadi masalah yang paling mencuat diantara masalah di Irak lainnya . Irak terkenal dengan banyak ladang
minyak yang terkandung di negerinya, sehingga Irak merupakan negara yang menduduki posisi kedua produsen minyak setelah Arab Saudi.
Masalah minyak inilah yang menjadi fokus dari perhatian dunia terhadap Irak, AS dan Israel juga berkeinginan untuk menguasai ladang-ladang minyak
Irak. Lebih dari itu, soal minyak ini menjadi ulasan penting di balik invasi AS ke Irak. Hingga akhir Maret 2003, tercatat cadangan minyak di Irak mencapai 112,6
miliar barel atau merupakan cadangan terbesar kedua di dunia, setelah Arab saudi yang di atas 200 miliar barel. Rata-rata produksi minyak Irak yang terkait dengan
program minyak untuk pangan sebesar 2,5 juta bph Republika, 15 April 2003 Minyak menjadi pendapatan utama pemerintahan Irak, yakni sekitar 95,
lainnya dari perdagangan umum dan wisata. Setiap tahunnya Irak memperoleh pendapatan sekitar 22 miliar dolar AS dari minyak. Sementara itu, jumlah
penduduk mereka sebesar 25 juta jiwa. Minyak itu kebanyakan diekspor ke Amerika
http:www.forums.apakabar.com .
diunduh pada tanggal 11 Januari 2010.
Dari penjelasan mengenai peta ekonomi Irak di atas, dapat dikatakan bahwa sentral ekonomi utama Irak adalah minyak. Hal ini di masa depan akan
menjadi satu sejarah tersendiri bagi Irak, yaitu akan adanya pemusatan konsentrasi pengiriman minyak secara besar-besaran setiap tahunnya ke AS, karena diduga
oleh sebagian besar para pakar ekonomi bahwa tujuan utama invasi AS ke Irak dibalik pelucutan senjata kimia Irak adalah juga untuk menambah cadangan
commit to user
89
minyak di negerinya yang setiap tahunnya harus import dari luar negeri Amerika. Hal ini jelas akan menimbulkan satu tingkat kesenjangan ekonomi bagi Amerika,
dikarenakan minyak adalah kebutuhan utama bagi setiap negeri. Oleh karena itu, AS pasca invasi, akan mengandalkan cadangan minyak negerinya dari Irak
Republika 15 April 2003. AS sebagai satu-satunya negara superpower baik dalam bidang militer
maupun ekonomi, kini telah menunjukkan kekuatannya di mata internasional. Dalam bidang militer, kekuatan AS nyaris tak tertandingi setelah bubarnya Uni
Sovyet, sehingga AS dapat merajalela menciptakan aksi militerpeperangan di kawasan mana saja di dunia tanpa ada yang mampu menghalangi. Terlebih di
kawasan yang mengandung sumber daya alam yang sangat dibutuhkan AS. Amerika tidak segan-segan melakukan agresi seperti yang dilakukan terhadap Irak
http:www.forums.apakabar.com .
diunduh pada tanggal 11 Januari 2010. Kelemahan yang membayangi kedigdayaan militer dan ekonomi AS saat
ini adalah di bidang energi, khususnya minyak bumi. AS bisa saja jadi superpower
dengan penguasaan teknologi ditunjang dengan kualitas sumber daya manusia prima dan wilayah daratan yang sangat luas. Namun, negeri ini tidak bisa
menghindar dari kenyataan bahwa minyak yang ada di perut buminya sangat tidak sebanding dengan kebutuhan dalam negeri
www.republika.com . diunduh pada
tanggal 11 Januari 2010. AS membutuhkan minyak yang terus meningkat seiring dengan kegiatan
ekonomi. AS berbeda dengan negara konsumen minyak lain karena konsumsi minyak melebihi seperempat dari total konsumsi dunia. Sedangkan menurut para
ahli geologi, minyak yang ada di perut bumi AS relatif tidak memadai dibanding kebutuhan yang seharusnya. Dengan tingkat produksi saat ini sekitar delapan juta
barel per hari jbh atau sekitar tiga miliar barel per tahun, cadangan yang ada di perut bumi AS ini akan kering sekitar 10 tahun lagi. Statistik menunjukkan AS
mengonsumsi sekitar 20 jbh atau 26 dari total konsumsi minyak dunia sebesar 78 jbh. Dengan demikian, tingkat kebergantungan pada minyak impor akan
meningkat dari 52 pada 2001 menjadi 66 pada 2020 http:www.forums.apakabar.com
. diunduh pada tanggal 11 Januari 2010.
commit to user
90
Dalam kondisi ekonomi makro Irak, diduga akan terjadi pergeseran penguasaan minyak di Irak. Hal itu tentu terdapat sejarah yang
melatarbelakanginya. Mula-mula, pada September 1960 Irak, Saudi, Iran, Kuwait, dan Venezuela memelopori berdirinya OPEC di Baghdad. Kelahiran OPEC ini
dipicu ulah perusahaan minyak AS Exxon yang menurunkan harga minyak. Harga yang selama 60 tahun sudah sangat rendah itu diturunkan 7 pada Juni
1960 sehingga sangat mengecawakan negara penghasil minyak http:www.forums.apakabar.com
. diunduh pada tanggal 11 Januari 2010.
Harga minyak sekitar US2barel sudah berlalu. Dipicu perang Arab- Israel, OPEC menaikkan harga posted minyak Timur-Tengah dari US2barel
menjadi US12barel, kemudian Revolusi Iran mendorong mendorong OPEC menaikkan harga ke US35barel. Tidak ayal, dengan posisi OPEC yang demikian
kuat mempengaruhi perekonomian dan gaya hidup masyarakat AS. OPEC menjadi sangat dibenci oleh AS. Bahkan, Parlemen Federal dan terakhir pada
2000 Parlemen Negara Bagian Alabama telah mengeluarkan UU Anti-OPEC Media Indonesia, 19 April 2003.
OPEC yang lemah dan mungkin akan bubar maka tidak otomatis pasar dan industri minyak dunia akan menuju pola persaingan pasar bebas seperti
diembuskan neoliberalis. Pasalnya, peran OPEC sebagai pendistorsi dan penentu suplai dan pasar minyak dunia akan diambil The Five Sisters ExxonMobil,
BPAmocoArco, ShellPennzoil, TotalFinaElf, dan ChevronTexaco yang jauh lebih besar daripada the Seven Sisters dahulu. Di samping itu, negara industri
maju nyaris mustahil untuk bersedia menghilangkan pajak bensinminyak yang sangat tinggi. Kalau itu terjadi maka dampak jangka panjang dari invasi Amerika
adalah berubahnya struktur industri minyak dunia. Peran OPEC dan BUMN minyaknya akan lenyap secara bertahap dan akan digantikan perusahaan minyak
raksasa yang sebagian besar adalah perusahaan minyak AS www.detik.com
. diunduh pada tanggal 11 Januari 2010.
Selain Amerika, seperti dikutip oleh BBC London, diam-diam Israel pun akan mencuri keuntungan dari tumbangnya Saddam Husein. Menteri Infrastruktur
Israel, Joseph Paritzky menyatakan ingin membuka kembali pipa saluran minyak
commit to user
91
Irak-Yordania-Israel yang telah ditutup selama 55 tahun lalu, aksi itu akan memotong biaya bahan bakar di Israel dan membantu regenerasi kota pelabuhan
Haifa www.detik.com
. diunduh pada tanggal 11 Januari 2010. Belum ada komentar resmi dari pemerintah Yordania. Namun, kabar
bahwa Israel hendak mengambil keuntungan dari tumbangnya Saddam Hussein nampaknya menimbulkan kegusaran banyak orang di negara-negara Arab. Pipa
minyak tersebut dibangun usai Perang Dunia I setelah Inggris mengambil alih kekuasaan Irak, Yordania, dan Palestina. Saluran pipa dari Irak ke Yordania
masih berfungsi, namun, rute pipa dari Yordania ke pelabuhan Haifa, yang kini berada di Israel, dipotong tahun 1948 saat pendudukan Inggris berakhir, disusul
Perang Kemerdekaan dan pendirian Israel. Keminfra Israel menyatakan, pembukaan kembali pipa tersebut
memudahkan mengakses minyak Irak dan menekan biaya bahan bakar di Israel. Juga, membantu regenerasi Haifa yang mengalami pukulan hebat saat resesi
ekonomi Israel menghantam. Untuk saat ini, nampaknya ini hanya merupakan inisiatif personal dari Paritzky yang berasal dari Partai Shinui yang sekuler,
daripada sebuah kebijakan resmi dari pemerintahan koalisi Perdana Menteri PM Ariel Sharon
www.ussembessy.gov.com . diunduh pada tanggal 11 Januari 2010.
Israel dan Yordania dikabarkan akan mengadakan pertemuan untuk membicarakan kemungkinan pembukaan pipa saluran minyak yang membentang
dari Mosul, Irak, hingga pelabuhan Haifa, Israel utara. Seorang sumber menyatakan, Paritzky akan menemui pejabat pemerintah Yordania untuk
membahas masalah ini, didasarkan adanya asumsi pemerintahan pro-Barat yang akan berkuasa di Irak pasca-invasi.Yordania telah mengontak kantor PM yang
kemudian meminta Paritzky untuk mengadakan pertemuan dengan para pejabat Yordania, kami tahu, bagian pipa di sini Israel dalam kondisi prima. Namun,
kami ingin mengetahui kondisi bagian pipa di Yordania sehingga ini bisa dimulai dengan mudah
. Kompas, 10 Maret 2003. Pada 31 Maret lalu, Haaretz melaporkan, Partizky telah meminta
peninjauan kondisi pipa tua dari Mosul-Haifa untuk memperbarui aliran minyak saat rezim Irak pasca-invasi berkuasa. Paritzky menjelaskan, menghidupkan
commit to user
92
kembali pipa tersebut ke Haifa dapat menyelamatkan Israel dari biaya pengapalan minyak dari Rusia yang tinggi
www.ussembessy.gov.com . diunduh pada tanggal
11 Januari 2010. Keminfra Israel mengatakan, Paritzky yakin, menyalurkan minyak melalui
pipa tersebut dapat menekan biaya bahan bakar Israel sebanyak 25 persen dan menjadikan Haifa sebagai Rotterdam Timur Tengah. Hal itu tentu saja
mengandung banyak resiko, yaitu akan tersisihkannya perekonomian negeri Irak, karena penghasilan utama mereka akan menyusut drastis karena ada monopoli
minyak oleh pihak Amerika dan Israel. Namun, di sisi lain, harapan untuk meningkatnya sektor ekonomi Irak masih ada, yaitu diprediksikan akan majunya
penduduk Irak di bidang penguasaan IPTEK karena adanya turun tangan langsung Amerika ke Irak sehingga akan terjadi satu proses belajar dari penduduk Irak
terhadap teknologi-teknologi baru yang akan didatangkan dari Amerika. 3. Perubahan Politik
Serangan yang dilakukan Amerika kepada Irak membawa banyak
kehancuran di Irak. Serangan yang terjadi tanggal 20 Maret 2003 tersebut merupakan tindakan Amerika Serikat yang ditujukan untuk memecahkan tiga
masalah besar yang terdapat di Irak. Pertama, Irak dipimpin oleh seorang diktator
yang represif serta otoriter yaitu Saddam Husein. Kedua, Irak merupakan negara yang agresif dan selalu membahayakan rakyatnya sendiri. Ketiga adalah Irak
dianggap sebagai negara yang memiliki senjata pemusnah massal. Amerika mengatakan bahwa serangannya ke Irak ini adalah untuk menegakkan demokrasi
di Irak Siti Mutiah Setiawati. 2004 : 15. Secara umum, serangan AS yang bertujuan untuk menegakkan demokrasi
di Irak telah berhasil menggulingkan rezim Saddam Hussein. Dari perspektif AS, hal ini sudah merupakan titik tolak bagi proses demokratisasi di Irak. Disamping
itu, komunitas Syiah dan Kurdi di Irak cenderung menyambut baik keberhasilan AS menjatuhkan rezim Saddam Hussein. Karena selama dipimpin oleh Sadam,
masyarakat Syiah dan Kurdi mengalami berbagai tindakan yang sangat diskriminatif seperti pembatasan dalam kegiatan politik, dan juga ketidakadilan di
berbegai aspek kehidupan terutama ekonomi. Sehingga ketika rezim saddam
commit to user
93
Hussein digulingkan, kaum Syiah dan Kurdi di Irak menyambutnya dengan sukacita. Hal ini terlihat dari reaksi masyarakat Irak ketika Saddam tertangkap
tertangkap di Tikrit pada tanggal 13 Desember 2003. Seperti yang diberitakan,...Suasana suka cita juga meliputi kota Kirkuk di Irak Utara, yang
didominasi suku Kurdi. Warga bersalam-salaman dan menembakkan senjata ke udara. Kami merayakannya seperti pesta perkawinan, kata Mostapha Sherif,
warga Kirkuk… Kompas, 15 Desember 2003. Di sini terlihat bahwa masyarakat
Irak mengaggap keberhasilan ini sebagai salah satu awal dari demokratisasi di Irak.
Sebenarnya banyak kalangan yang cenderung skeptis dalam melihat peristiwa ini karena cara-cara yang digunakan oleh AS itu sendiri sangat tidak
demokratis, mereka berpendapat bahwa serangan itu sudah melanggar tatanan- tatanan politik modern, seperti piagam PBB, kedaulatan, otoritas, legitimasi
politik, dan prinsip-prinsip demokrasi yang merupakan prasyarat terwujudnya stabilitas politik. Namun kita tidak bisa memungkiri bahwa ketika rezim Saddam
terguling, setidaknya Irak sudah terbebas dari tirani yang menyengsarakan sebagian besar rakyat Irak. Pada tanggal 15 Desember 2005, Pemilu demokratis
diadakan di Irak di mana Kelompok Sunni yang diwakili oleh United Iraqi Alliance
memperolah kursi terbanyak di Parlemen Irak yaitu sebanyak 128 dari total 275 kursi yang ada. Terlihat bahwa dengan adanya Pemilu legislatif di Irak,
seluruh masyarakat Irak bisa menyuarakan aspirasinya secara bebas dan tanpa tekanan seperti pada masa rezim Saddam Hussein dulu. Kaum Syiah, Sunni, dan
juga Kurdi memiliki representasi yang hampir sesuai dengan populasi mereka di Irak, dan ini sudah menggambarkan demokratisasi sudah berjalan di Irak dan
memberikan dampak posistif bagi kehidupan politik rakyat Irak. Selain itu Setelah Saddam terguling, ada usaha untuk menyatukan negeri itu yakni dengan
membentuk Dewan Pemerintah yang beranggotakan para wakil dari seluruh komponen yang ada di Irak. Dewan Pemerintah yang dipilih oleh pasukan
penjajah pimpinan AS itu beranggotakan 25 orang. Dan jumlah anggota masing- masing komponen pun disesuaikan dengan jumlah mereka secara keseluruhan.
Musim Syiah memiliki 13 wakil, Muslim Sunni lima wakil, Kurdi lima wakil,
commit to user
94
Kristen satu wakil, dan Turki satu wakil. http:swaramuslim.netmore. diunduh tanggal 19 Juli 2010
Pemilu berhasil dilaksanakan, namun legitimasi pemerintah hasil pemilu sangat rendah karena rakyat Irak menganggap pemerintahan hasil pemilu adalah
pemerintahan boneka Amerika dan rakyat juga ragu terhadap kapabilitasnya. Legitimasi politik yang rendah tersebut dapat menyebabkan ketidakstabilan
politik yang ditandai dengan tingginya intensitas kekerasan dan konflik yang terus terjadi karena penguasa gagal untuk menjalankan kekuasaan yang disebabkan oleh
rakyat yang tidak mau menaati peraturan-peraturan yang ditetapkan penguasa. Oleh karena rakyat tidak taat, maka penguasa juga akan gagal mengendalikan
konflik. Karena upaya membangun demokrasi yang dilakukan Amerikia tidak otoritatif, tidak melalui persetujuan PBB, akibatnya penguasaan Amerika dan
kemudian pemerintahan hasil bentukannya menjadi tidak memiliki legitimasi yang ditandai kekerasan terus-menerus. Invasi Amerika Serikat ke Irak bukannya
membawa perdamaian dan kesejahteraan di Irak khususnya dan Timur Tengah pada umumnya, namun semakin meningkatkan terorisme dan radikalisme.
Membuat stabilitas politik semakin terganggu, kekerasan semakin meningkat, dan yang jelas harapan akan terwujudnya negara yang demokratis akan semakin jauh
dari kenyataan www.detik.com
. diunduh pada tanggal 11 Januari 2010. Dalam menghadapi isu Irak, kalangan Muslim, baik Sunni maupun Syiah,
mempunyai sikap sama yaitu menolak invasi militer AS. Namun, respon kalangan Islam radikal lebih mengkhawatirkan. Mereka akan menggunakan sentimen
agama dalam melakukan reaksi, sehingga menganggap krisis Irak sebagai perang agama. Selain itu, kebencian kepada Presiden Bush membuat mereka akan
menemukan sosok pahlawan Islam pada diri Saddam Hussein. Saddam akan dijadikan simbol perlawanan atas hegemoni Barat dan dianggap mewakili
kepentingan seluruh Muslim di dunia. Kalangan Islam radikal ini sering tidak segan-segan menggunakan cara-cara kekerasan untuk melakukan tindakan balasan
atas AS. Meski Saddam dapat dijatuhkan, namun semangat jihad akan terus menyebar dan terus menjadi ancaman bagi kepentingan ekonomi-politik AS dan
negara-negara Barat lain. Pengiriman sukarelawan jihad dari berbagai negara
commit to user
95
Islam akan terus mengalir. Belum lagi aksi-aksi sweeping dan razia atas orang- orang Barat yang telah diserukan beberapa kelompok Islam radikal. Akibatnya,
alih-alih dapat memberi inspirasi reformasi di dunia Islam, invasi AS ke Irak malah kian menyuburkan terorisme dan radikalisme. Seperti kita semua ketahui,
pasca serangan Amerika Serikat ke Irak, terjadi banyak serangan bom bunuh diri di Irak.
Demokratisasi di suatu negara tidak dapat dipaksakan, terlebih justru dibangun berdasarkan cara-cara yang tidak demokratis. Yang terjadi kemudian
adalah membuat pemeriintahan yang baru menjadi tidak legitimate, selain itu keterpurukan ekonomi yang terjadi akibat dampak perang menjadikan proses
demokratisasi di Irak terhambat. Merujuk pada tujuan dasar dari demokrasi dalam mewujudkan keamanan
manusia, hingga saat ini demokratisasi AS di Irak tidak menampakkan adanya hasil yang signifikan mengenai hal tersebut. Irak justru cenderung semakin kacau
pasca invasi yang dilakukan oleh AS. Melihat betapa besarnya kepentingan AS di kawasan Timur Tengah, maka penulis menduga bahwa demokratisasi AS terhadap
Irak hanyalah merupakan alat bagi AS untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat internasional guna mencapai kepentingan nasionalnya di kawasan
Timur Tengah. AS memanfaatkan Irak sebagai pintu masuk untuk mendapatkan akses yang lebih besar dalam mengendalikan negara-negara Timur Tengah
lainnya yang dianggap dapat mengancam kepentingannya, terutama Iran dan Syiriah.
commit to user
101
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa setelah Rezim Saddam Hussein jatuh mempunyai pengaruh yang sangat
signifikan terhadap berbagai hal di Irak. 1. Jatuhnya Saddam Hussein tidak lepas dari intervensi AS yang
dilatarbelakangi berbagai misi invasi sebagi berikut : 1 Mengakhiri rezim Saddam Hussein yang dianggap diktaktor oleh AS; 2
Mengidentifikasi, mengisolasi, dan mengeliminasi senjata pemusnah massal; 3 Mencari, menangkap, dan membawa keluar teroris dari
Negara itu; 4 Mengumpulkan data intelijen terkait yang bisa digunakan dalam jaringan pemberantasan terorisme internasional; 5
Mengumpulkan data intelijen yang terkait dengan jaringan global di pasar gelap perdagangan senjata pemusnah massal; 6 Mengakhiri
sanksi dan secepat mungkin mengirim bantuan kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan rakyat Irak; 7 Mengamankan sumber-sumber
ladang minyak yang menjadi milik rakyat Irak; 8 AS akan menjadi penolong rakyat Irak menciptakan masa transisi untuk membangun
sebuah pemerintahan yang representatif . 2. Setelah kekuasaan Saddam Hussein jatuh, AS mengeluarkan berbagai
macam kebijakan untuk rekontruksi Irak. Kebijakan rekonstruksi di bidang politik dan pemerintahan, AS memilih untuk mengabaikan
keinginan beberapa tokoh terkemuka Irak seperti ulama besar Syiah, Ayatollah Ali al-Sistani yang menuntut agar segara diadakan
pemilihan umum untuk menentukan pemimpin Irak yang baru. AS justru malah membentuk badan-badan pemerintahan sementara seperti
ORHA, CPA, Iraqi Interim Governing Council, dan Iraqi interim Goverment
yang sepenuhnya berada di bawah kendali AS. Dan kebijakan rekonstruksi Irak di bidang ekonomi serta sarana dan
prasarana umum, pemerintah AS memutuskan untuk memberikan