Profil Negara Irak HASIL PENELITIAN

commit to user 36

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Profil Negara Irak

1. Sejarah Negara Irak Modern Irak al-Jumruhiah al-Iraqiyah atau Republik Irak adalah sebuah negara republik di bagian Barat Daya Asia, yang terletak antara 29º - 37º Lintang Utara dan 39º - 48º Bujur Timur, dan mempunyai luas wilayah sekitar 438.317 km 2 dengan ibukotanya di Baghdad. Irak berbatasan dengan Kuwait dan Arab Saudi di sebelah Selatan, di sebelah Barat berbatasan dengan Arab Saudi, Yordania dan Suriah, di sebelah Utara berbatasan dengan Turki, dan di sebelah Timur berbatasan dengan Iran Ensiklopedi Indonesia Seri Geografi Asia, 1990 : 88. Irak terbagi menjadi empat daerah, yaitu : 1 Daerah dataran tinggi yang kering dengan padang rumput yang berbukit-bukit diantara sungai Eufrat dan sungai Tigris, di Utara kota Samara. Bukit tertinggi yang ada di wilayah ini tingginya sekitar 300 meter di atas permukaan laut; 2 Dataran rendah dekat Samara, memanjang sampai ke Teluk Persia. Daerah ini meliputi sebuah delta subur antara sungai Eufrat dan sungai Tigris, tempat sebagian besar penduduk Irak menetap. Di bagian Selatan wilayah ini terdapat paya-paya dan dua danau rawa, yaitu Hawr al-Hammar dan Hawr as-Saniyah; 3 Daerah pegunungan yang terdapat di Timur Laut Irak, membentuk barisan pegunungan Zagros di Iran dan Taurus di Turki. Di kaki-kaki bukit dan lembah-lembah pegunungan ini menetap suku Kurdi, sehingga daerah ini disebut Kurdistan; dan 4 Gurun pasir di Selatan dan barat Irak yang membentang sampai ke Yordania, Kuwait, Arab Saudi dan Suriah. Sebagian besar wilayah ini berbukit-bukit batu gamping dan berpasir Ensiklopedi Islam, 1993 : 237. Irak bagian utara beriklim sedang, sedangkan di bagian timur dan tenggara beriklim tropis, dan iklim gurun tedapat di bagian selatan dan barat. Suhu rata-rata pada musim panas adalah 31º - 37º C dan pada musim dingin suhu rata-ratanya commit to user 37 adalah 11º C. Curah hujan berkisar 130 mmtahun di bagian barat gurun sampai 380 mmtahun di bagian utara Irak Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1989 : 220. Menurut Siti Mutti’ah Setiawati dari sudut pandang geografis, Irak mempunyai tiga kelemahan yang menyebabkan negeri ini sering bergejolak yaitu sebagai berikut : a. Irak termasuk negara “Land Locked Country”, yaitu negara yang sangat terbatas akses air lautnya. Sebagian besar negeri ini berupa daratan yang terisolir dengan akses laut yang hanya di ujung Teluk sepanjang 53 km 2 dengan pantai sepanjang 19 km. Oleh karena itu, Irak menghadapi kesulitan ketika harus mengekspor minyaknya melalui laut. Kelemahan keadaan geografis tersebut menjadi alasan pembenar bagi Irak untuk menganeksasi Kuwait pada tanggal 8 Agustus 1990 Perang Teluk II dengan tujuan agar Irak mempunyai pantai lebih panjang dan akses laut yang lebih lebar. b. Meskipun Irak banyak memiliki cadangan minyak tetapi Irak harus menghadapi banyak hambatan dalam mengembangkan industri minyaknya. Hambatan-hambatan itu disebabkan oleh : 1 Hubungan yang tidak baik dengan Iran membuat ladang-ladang minyak Irak yang banyak ditemukan di dekat perbatasan dengan Iran terancam penghancuran oleh Iran. Ancaman itu terbukti saat Perang Teluk I antara Irak dengan Iran tahun 1980-1988, Iran menghancurkan ladang-ladang minyak Irak. 2 Ladang-ladang minyak Irak juga banyak ditemukan di Kirkuk dan Mosul yang merupakan wilayah yang di tinggali suku Kurdi. Kilang minyak Irak di Kirkuk ini menjadi andalan utama ekspor minyak pada tahun 1982 ketika berperang melawan Iran dalam Perang Teluk I. Ketergantungan Irak pada Kirkuk ini dimanfaatkan oleh Amerika Serikat untuk mendukung dan menghasut suku Kurdi agar memisahkan diri dari Irak. c. Adanya dua sungai yaitu sungai Eufrat dan Tigris yang mengalir keluar perbatasan Irak dan bermuara di Turki. Sungai Eufrat mengalir ke Suriah dan Turki, sedangkan sungai Tigris mengalir ke Iran dan Turki sehingga debit air commit to user 38 kedua sungai tersebut berkurang di Irak. Sementara Irak mempunyai hubungan tidak harmonis dengan negara tetangganya tempat kedua sungai tadi mengalir. Turki dan Suriah justru memanfaatkan aliran sungai untuk membangun bendungan-bendungan yang merugikan Irak, seperti bendungan Attaturk di Turki dan bendungan al-Thawra di Suriah yang airnya kemudian ditampung di danau al-Assad Siti Muti’ah Setiawati. 2004 : 118-126. Sejarah Irak modern diawali sejak Perang Dunia I, wilayah Irak diduduki oleh pasukan Inggris. Irak Memperoleh kemerdekaannya dari mandat Liga Bangsa-Bangsa di bawah pasukan Inggris pada tanggal 22 September 1932. Sejarah modern Irak dapat dibagi menjadi tiga periode; 1 periode monarkhi 1921-1958; 2 pemerintahan militer 1958-1968; dan 3 periode pemerintahan partai Ba’ath 1968-2003. Pada tahun 1920, Irak ditempatkan di bawah Liga Bangsa-bangsa, tetapi pemerintahannya tetap dijalankan oleh Inggris dan berada di bawah kekuasaan Inggris sampai tahun 1958. Selama dekade itu pergolakan rakyat terus terjadi, pemerintahan monarkhi Irak gagal meraih simpati publik Irak. Pemerintahan Irak pada saat itu juga dianggap sering membuat kebijakan yang kurang popular dikalangan rakyat Irak, seperti bekerjasama dengan bangsa-bangsa kolonial Barat. Kegagalan kaum muda Irak untuk memperoleh kekuasaan membuat beberapa pejabat muda militer Irak untuk mengambil keputusan tidak terlibat kancah perpolitikan di Irak. Mereka kemudian membentuk organisasi rahasia dan menamakan diri mereka sebagai free officers, nama dan identitas anggota mereka sangat dirahasiakan. Cara pergerakan merekapun sangat rahasia, pimpinan pusat organisasi itu dipegang oleh 14 orang yang dipimpin oleh Abd al Karim Qasim, yang memegang peranan tertinggi dalam militer. Pada dasarnya jumlah mereka tidak begitu banyak, tetapi mereka mendapat simpati yang besar dari rakyat. Abd al Karim Qasim dan orang terdekatnya Abd as Salam Arif merencanakan suatu gerakan revolusi bersama dengan organisasi yang dipimpinnya, sehingga meletuslah Revolusi 14 Juli 1958 yang berhasil menggulingkan rezim kerajaan yang dibantu Inggris dan menghapus sistem feodal. Kemudian Irak diproklamirkan sebagi sebuah negara berdaulat yang berbentuk republik http:www.angelfire.com diunduh tanggal 12 Juli 2010. commit to user 39 Akibat dari revolusi itu berakhirlah sejarah kekaisaran atau kerajaan-kerajaan dan rezim-rezim monarkhi di Irak yang juga ditandai dengan keluarnya kolonialisme Inggris yang telah lama menguasai Irak. Revolusi bulan Juli tahun 1958 juga menghasilkan suatu konstitusi sementara yang menyatakan Irak adalah bagian dari Arab dan berbentuk Republik serta Islam sebagai ideologi negara. Konstitusi sementara juga menunjuk kabinet sebagui badan legislatif dan eksekutif yang terdiri dari Syiah Arab, Kurdi dan Sunni Arab http:www.worldhistory.comiraq.htp diunduh tanggal 12 Juli 2010. Pada masa ini, di Irak masih sering terjadi pergolakan, seperti pecahnya revolusi 8 Februari 1963, yang dilakukan oleh para pelopor partai Ba’ath, yaitu partai sosialis yang disesuaikan dengan nilai-nilai Arab, namun hal itu tidak berjalan lama. Pada saat itu, dunia Arab sedang diliputi oleh semangat nasionalisme dan revolusioner yang tinggi, muncullah partai yang mempunyai semangat tersebut, yaitu partai Ba’ath yang didirikan oleh Michel Aflaq. Gagasan pembentukan Partai Ba’ath pertama kali lahir di Suriah ketika muncul kesadaran tentang kemerdekaan bangsa-bangsa Arab pada tahun 1940-an dari cengkraman imperialisme dan kolonialisme Barat. Partai Ba’ath berdiri tahun 1946 dan tercatat sebagi partai resmi bulan April 1947, dengan ketua Michel Aflaq. Tidak lama kemudian, perpecahan terjadi di tubuh partai Ba’ath, dan hal ini membuat Michel Aflaq tersingkir dan terpaksa melarikan diri ke Irak. Aflaq melanjutkan perjuangan di Irak, namun hal itu dilakukan dari bawah sampai alhirnya berhasil melakukan revolusi di Irak 1963. Pada tahun 1968 terjadi lagi revolusi yang merupakan kelanjutan dari revolusi 1963. Pada bulan Juli 1968, suatu kelompok militer yang dipimpin oleh Ahmad Hassan Al Bakr dan satu kelompok sipil yang dipimpin oleh Saddam Hussein, melakukan suatu perebutan kekuasaan dari pemerintahan sebelumnya. Gabungan dua kelompok itu bergerak atas nama partai Ba’ath. Kabinet yang terdiri dari anggota non partai Ba’ath disingkirkan atau melarikan diri. Revolusi ini mengantarkan Jendral Ahmad Hassan Al Bakr dari partai Ba’ath menjadi Presiden commit to user 40 di Irak dan Saddam Hussein ditunjuk menjadi wakil Presiden.Djamaludin Dasman. 1995 : 22 2. Irak Era Saddam Hussein a. Profil Saddam Hussein Saddam Hussein lahir pada tanggal 28 April 1937 dari keluarga petani miskin di desa Al Awja dekat Tikrit, Irak Tengah, lahir dalam keadaan yatim, ayahnya bernama Hussein Al Majid, meninggal ketika Saddam masih dalam kandungan ibunya. Saddam mendapatkan didikan dari pamannya, Al Haj Ibrahim yang menikahi ibunya, Shobhah Tulfah. Saddam mendapatkan didikan yang sangat keras dari ayah tirinya, akibatnya Saddam selalu berpindah-pindah anatara rumah ayah tirinya dan pamannya yang lain, Khirullah Tutfah yang dikenal sebagai seorang yang nasionalis dan memusuhi penjajah Inggris. Pada usia sepuluh tahun, Saddam meninggalkan ayah tirinya dan tinggal di rumah pamannya Khairullah Tulfah di Tikrit. Di bawah asuhan Khairullah Tulfah, Saddam selalu mendapat cerita tentang kakek-kakeknya yang telah mengorbankan hidup demi Irak. Cerita-cerita pamnnya ini membuat rasa nasionalisme Arab serta fanatisme kejayaan Irak pada jaman dahulu tertanam dalam diri Saddam. Saddam sangat tertarik dengan Nebuchadnezzar, raja Babylonia yang mengusai Jerussalem pada tahun 586 SM, Salahuddin Al Ayyubi yang menguasai Jerusalem pada tahun 1187 dan Gamel Abdul Nasser yang berkuasa di Mesir pada tahun 1952 . Ketika Saddam berusia 15 tahun, kepribadianya dibentuk oleh situasi dunia Arab pada waktu itu yang didominasi ideologi nasionalis yang memunculkan aksi kudeta di sejumlah negara Arab. Saddam juga banyak terpengaruh oleh para pemikir partai Ba’ath, sebuah partai sosialis yang disesuaikan dengan nilai-nilai Arab dan didirikan oleh Michel Aflaq. Pada usia 20 tahun, Saddam bergabung dengan partai Ba’ath di Irak. Sebagai seorang yang telah terbentuk kepribadiannya, Saddam dengan cepat mendapatkan kepercayaan dari pimpinan partai Ba’ath. Pada tahun 1959 Saddam mendapat tugas untuk membunuh Presiden Abdul Karim Hasim. Saddam gagal menjalankan tugas dan melarikan diri ke Suriah, kemudian ke Mesir, dan kemudian ia belajar pada fakultas hukum di Universitas Kairo. Saddam commit to user 41 Hussein kembali ke Irak pada tahun 1963, ketika partai Ba’ath berkuasa pada bulan Februari 1963 sampai bulan November 1963. Saddam terpilih sebagi anggota dewan pimpian partai. Partai Ba’ath menjadi partai oposisi sampai tahun 1968. Pada tahun 1968, Saddam dan kawan-kawanya di partai Ba’ath melancarkan kudeta dan berhasil mengembalikan partai Ba’ath memegang kekuasaan dengan bantuan kepala intelejen Irak saat itu, Abdul Razek Nayef. Tetapi Nayef kemudian diasingkan ke luar negeri oleh Saddam, dan hanya berselang dua minggu setelah Kudeta, Nayef diketahui tewas secara misterius. Dengan tewasnya Nayef, Saddam tampil menjadi orang kedua dalam jajaran pimpinan partai Ba’ath setelah presiden Ahmad Hassan Al Bakr. Saddam menjabat wakil sekjen partai dan wakil Dewan Pemimpin Revolusi. Pada pertengahan 1970-an, pengaruh Saddam Hussein menjadi lebih kuat daripada Presiden Ahmad Hassan Al Bakr. Tidak saja di kalangan Partai Ba’ath tetapi juga kalangan militer Irak. Akhirnya pada tanggal 17 Juli 1979, Saddam Hussein menggulingkan Presiden Ahmad Hassan Al Bakr lewat sebuah kudeta dan menempatkan dirinya sebagi Presiden Irak secara resmi. Saddam memperoleh kekuasaan penuh di Irak ketika menjabat Presiden pada tahun 1979. Saddam benar-benar ingin mewujudkan impian masa kecilnya yaitu ingin mengembalikan kejayaan Irak seperti masa Nebuchadnezzar. Pada saat menjabat sebagai presiden, Saddam berhasil menundukkan militer berkat kecerdikannya menempatkan orang-orang yang tidak diragukan lagi loyalitasnya dan mendepak orang-orang yang dicurigai tidak loyal. Saddam memberikan prioritas kepada pemuda-pemuda Irak yang berasal dari desa Tikrit untuk masuk akedemi militer, kebanyakan warga Tikrit menguasai posisi strategis di dalam tubuh militer maupun pemerintahan Irak. Saddam juga memberi tempat istimewa pada keluarga, menantu dan orang-orang dekatnya di militer dan pemerintahan. Lembaga militer Irak pada era Saddam beralih menjadi lembaga yang lebih membela dan melindungi kekuasaan Saddam di Baghdad. Saddam Hussein mempunyai lima orang anak, yaitu Uday, Qusai, Rana, Raghda, dan Hala, hasil dari perkawinannya dengan Sajida Tulfah.Musthafa Abd Rahman. 2003 : 14-16 commit to user 42 b. Kelompok-kelompok Oposisi Irak 1 Oposisi Kaum Syiah Di Irak umat Syiah merupakan kelompok mayoritas atau sekitar 60 persen dari 24 juta penduduk Irak, tetapi kaum Syiah tidak mempunyai banyak tempat untuk menduduki jabatan-jabatan poltik. Mayoritas kepemimpinan politik diduduki oleh orang-orang Sunni yang jumlahnya kurang lebih 30 persen dari penduduk Irak Siti Mutti’ah Setiawati. 2004 : 155 Dominasi kelompok Arab Sunni dalam panggung politik di Irak inilah yang menjadi sumber pertentangan Syiah dengan rezim Saddam Hussein. Dalam sejarah Irak, kaum Syiah sudah lama melakukan pemberontakan-pemberontakan politik. Pemberontakan kaum Syiah pertama kali sejak kemerdekaan Irak tahun 1935. Pada saat itu, para ulama Syiah menuntut diajarkannya hukum Syiah pada sekolah-sekolah hukum di seluruh Irak, namun gerakan Syiah itu baru teroganisir pada akhir tahun 1950-an, yaitu ketika sejumlah ulama dan aktifis Syiah seperti Muhammad Mahdi al-Asafi’, Sayyid Kazim al-Hariri, Mabdi Ali Akbar Shariati, Ali Muhammad al-Kurani, Mahdi al-Khalasi dan Hamid Muhajir mendirikan Partai Dakwah Islam di Najaf www.whitehouse.com diunduh pada tanggal 10 Juli 2010. Era paling sulit untuk kaum Syiah Irak berada pada masa pemerintahan partai Ba’ath, pada masa ini beberapa organisasi baru Syiah telah dibentuk untuk mempertahankan hak-hak kaum Syiah. Para ulama menentang keras ekstrimisme partai Ba’ath dan politik penumpasan mereka. Oleh sebab itu Saddam Hussein melakukan penumpasan terhadap orang-orang Syiah terutama para ulama dan ruhaniawan mereka. Tahun 1979 di Baghdad lahir organisasi kaum Syiah yang bernama al-Mujahidin. Kelompok ini didirikan oleh Sayyid Abdul Aziz al-Hakim. Berbeda dengan Partai Dakwah yang menghendaki berdirinya Rezim Islam Irak yang independent, al-Mujahidin secara tegas mengakui kemimpinan Ayyatullah Khomaeini, dan menginginkan rezim Islam Irak yang berorientasi ke Teheran www.wordpres.com diunduh pada tanggal 12 Juli 2010. commit to user 43 Pada tahun 1979, ketika kaum Syiah akan memperingati penyambutan kemenangan revolusi Islam Iran, mereka merencanakan sebuah long march dari Najaf ke Teheran. Rencana tersebut tidak dikehendaki oleh rezim Ba’ath, dan ulama-ulama Syiah yang terlibat ditangkap. Tindakan rezim pengasa itu justru membangkitkan kerusuhan anti Saddam yang lebih luas di kalangan umat Syiah di Irak. Penumpasan yang dilakukan rezim Saddam terhadap gerakan kaum Syiah menyebabkan terjadinya eksodus warga Syiah Irak ke Iran. Selain ke Iran, sejumlah aktivis partai Dakwah lainnya menyelamatkan diri ke Inggris, Lebanon dan Suriah. Hubungan Irak-Iran pun semakin menegang dan mencapai klimaksnya pada saat terjadi Perang Teluk I Adib Mubarok, 2003 :49-51 Pada akhir perang Irak terhadap sekutu pimpinan Amerika tahun 1991, kaum Syiah bangkit dengan gerakan besar-besaran bersama orang Kurdi untuk menumbangkan Saddam, tetapi gerakan ini berhasil dibungkam dan orang-orang Syiah menghadapi penumpasan dan pembunuhan massal. http:www.annisa. majelis.muhajiddin.or.id diunduh pada tanggal 13 Juli 2010. Periode tahun 1991 hingga serangan AS dan Inggris ke Irak pada tahun 2003, merupakan masa yang penuh dengan kesulitan untuk kaum Syiah. Selain karena penumpasan besar-besaran yang dilakukan rezim Saddam, mereka juga berhadapan dengan masalah kelaparan dan musibah yang muncul dari embargo ekonomi yang disahkan oleh Dewan Keamanan PBB terhadap Rezim Saddam Hussein akibat kebijakannya menyerang Kuwait. 2 Oposisi Suku Kurdi Orang-orang Kurdi adalah suatu kelompok etnis Indo-Eropa yang mayoritas menganut agama Islam Sunni ortodoks dan tinggal di wilayah yang disebut Kurdistan tanah orang-orang Kurdi. Wilayah Kurdistan terdapat di beberapa negara, seperti Turki bagian Tenggara, Iran Utara, Irak Utara, Soviet Selatan dan Suriah Utara. Suku Kurdi merupakan kelompok etnis minoritas terbesar di Irak yang menguasai hampir seperlima wilayah negeri Irak. Orang-orang Kurdi mempunyai ikatan yang erat satu sama lain. Mereka mempunyai cita-cita untuk mewujudkan sebuah negara Kurdistan merdeka, namun dalam sejarahnya orang-orang Kurdi commit to user 44 belum pernah memiliki sebuah tanah air yang merdeka. Berdasarkan kenyataan itu, dalam beberapa tahun terakhir, bangsa Kurdi tidak lagi mencita-citakan berdirinya sebuah negara Kurdistan yang merdeka. Cita-cita mereka kini adalah mempunyai wilayah Kurdistan yang otonom, tempat mereka mengatur rumah tangga mereka sendiri serta mempertahankan identitas dan sistem sosial budaya mereka. Pemerintah Saddam Hussein tidak memberikan otonomi kepada suku Kurdi, karena wilayah yang didiami suku Kurdi merupakan wilayah yang kaya minyak dan apabila otonomi itu diberikan, akan merugikan Irak karena bisa menghambat program pembangunan dan perekonomian Irak sangat tergantung pada minyak. Tindakan rezim penguasa itu membuat suku Kurdi di Irak banyak melakukan tekanan-tekanan terhadap Saddam Hussein. Ketika terjadi Perang Irak- Iran, para aktivis suku Kurdi di Irak Justru berpihak pada pasukan Iran untuk mengusir pasukan Saddam Hussein. Ketika pasukan Iran menyerbu melewati wilayah Kurdistan Irak, para aktivis Kurdi justru bahu-membahu dengan pasukan Iran untuk melawan pasukan Irak. Akibat keterlibatannya membantu tentara Iran yang menyerang tentara Irak, membuat Saddam Hussein geram terhadap orang-orang Kurdi Irak. Saddam Hussein mengeluarkan kebijakan untuk membersihkan gerilyawan suku Kurdi dengan menjatuhkan bom yang mengandung senjata kimia yang menyebabkan ratusan orang Kurdi tewas secara mengerikan. Serangan kedua kepada suku Kurdi terjadi pada bulan Agustus 1988, yang dilancarkan terhadap desa-desa di wilayah Kurdistan. Serangan itu menewaskan 2500 warga Kurdi di Irak dan hampir 60.000 orang mengungsi ke Turki dan Iran. Serangan itu dianggap wajar oleh Saddam Hussein karena suku Kurdi dianggap penghianat kerena telah membantu tentara Iran dalam perang Irak-Iran. Setelah peristiwa serangan atas wilayah Kurdistan itu, secara perlahan kekuatan lawan poitik Saddam pun berkurang, peristiwa itu akan membuat para pemimpin Kurdi akan berpikir dua kali untuk melakukan gerakan destruktif. commit to user 45

B. Kebijakan Politik Luar Negeri Amerika Serikat AS