berusahatani kopi responden di dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3. Pengalaman Berusahatani Kopi di Desa Bintang Meriah, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun Tahun 2015
No Pengalaman
Berusahatani Tahun Jumlah Orang
Persentase 1
4-12 8
26,66
2 13-21
8 26,66
3 22-30
6 20,00
4
≥31 8
26,66
Total 60
100,00
Sumber: Lampiran 1, 2015
Pengalaman berusahatani kopi para petani berkisar antara 4-40 tahun dengan rata-rata 21 tahun. Berdasarkan kisaran pengalaman berusahatani jika
dibandingkan dengan umur ekonomis kopi 10 tahun maka diketahui bahwa ada beberapa petani yang melakukan penanaman kopi lebih dari 1 kali. Pengalaman
berusahatani kopi ini akan membantu petani dalam mengambil keputusan dalam usahataninya.
4.3. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk Desa Bintang Meriah pada tahun 2014 adalah 592 jiwa, terdiri dari 171 Jiwa di Dusun Pamatang, 187 Jiwa di Dusun Timur dan 234 Jiwa
di Dusun Barat. Atau dengan 138 KK. Mayoritas penduduk di daerah penelitian yaitu Desa Bintang Meriah,
Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun adalah bermata pencaharian bertani. Komoditi unggulan adalah antara lain Kopi, Padi, dan Jagung.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Komposisi Penduduk Menurut KK Tani Pemilik, Penggarap, dan Penggarap Pemilik di Nagori Bintang Meriah, Kecamatan Raya,
Kabupaten Simalungun Tahun 2014
No Dusun
Jumlah Penduduk
Jiwa Jumlah
KK Tani
Jumlah keluarga Tani KK Total
Pemilik Tidak Penggarap
Pemilik Penggarap
Penggarap Buruh
Tani 1
B. M. Pamatang
171 41
- 41
- -
41
2 B.M. Timur
187 45
- 45
- -
45
3 B. M. Barat
234 52
- 52
- -
52
Jumlah 592
138 -
138 -
- 138
Sumber: Kantor BP3K Kecamatan Raya, 2014
Tabel 4.5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Bintang Meriah, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun
Tahun 2013
No Dusun
Jumlah Penduduk Orang Belum sekolah
0-12 Tahun Tamat
SD Tamat
SLTP Tamat
SLTA Tamat
Akademik Tamat
Sarjana Total
1 B. M. Pamatang
29 26
39 72
8 4
2
B.M. Timur
21 28
41 89
6 5
3 B. M. Barat
63 43
37 68
7 6
Jumlah 113
97 117
229 21
15 592
Sumber: Kantor BP3K Kecamatan Raya, 2014
Tabel 4.6. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Bintang Meriah, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun Tahun 2013
No. Pekerjaan
Jumlah Penduduk Jiwa
1 Petani
590 2
PNS 7
3 Guru
2 4
Bidan 1
5 Peternak
27
Sumber :BP3K KP Kecamatan Raya, 2014
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7. Jumlah Penduduk Menurut Agama di Desa Bintang Meriah, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun Tahun 2013
No. Agama
Jumlah Penduduk Jiwa
1 Islam
2 Kristen Protestan
253 3
Kristen Katolik 339
4 Hindu
5 Budha
Sumber :BP3K KP Kecamatan Raya, 2014
4.4. Fasilitas Umum 4.4.1. Jalan dan Transportasi
Kondisi jalan di Desa Bintang Meriah cukup memprihatinkan dimana jalan di desa sepanjang lebih kurang 2 Km ini belum pernah diaspal sama sekali
sehingga kondisinya masih berbatu besar dan kecil sehingga mempersulit kendaraan yang melewatinya. Hanya ada satu kendaraan umum yang melewati
desa ini yaitu Damri yang selalu beroperasi dua kali sehari setiap Senin sampai Jum’at yaitu pukul 05.30 WIB dan pukul 14.00 WIB. Sementara untuk hari
Minggu, Damri akan beroperasi setiap 2 jam sekali mengangkut penduduk Desa
Bintang Meriah menuju kota Pamatang Raya. 4.4.3. Fasilitas Listrik
Keadaan listrik di Desa Bintang Meriah menggunakan listrik dari PLN dan semua dalam keadaan baik dalam setiap rumah.Pada saat terjadi pemadaman
listrik dari PLN, penduduk Desa Bintang Meriah menggunakan lilinsebagai media penerangan. Berikut gambar fasilitas tiang listrik yang ada di Desa Bintang
Meriah.
Universitas Sumatera Utara
4.4.4. Fasilitas Air Bersih
Fasilitas air minum di Desa Bintang Meriah menggunakan air dari mata air yang disambungkan melalui pipa-pipa yang dihubungkan ke setiap rumah-rumah
yang ada di Desa Bintang Meriah. Fasilitas ini dikelolah oleh lembaga SAM sarana air minum yang ada di Desa Bintang Meriah. Untuk memperoleh air
bersih ini masyarakat harus membayar sebesar Rp.20.000 perbulannya. Berikut lampiran sumber mata air yang terdapat di desa Bintang Meriah.
4.4.5. Fasilitas Pemukiman
Pemukiman warga Desa Bintang Meriah sebagian besar masih berupa bagunan semi permanen yaitu terbuat dari papan. Jarak antara rumah satu dengan
yang lainnya juga terdapat jarak. Di beberapa keluarga terdapat satu rumah yang dihuni oleh lebih dari satu rumah tangga.
4.4.6 Fasilitas Rumah Ibadah
Desa Bintang Meriah mempunyai fasilitas rumah ibadah yaitu gereja yang terdiri dari 1 gedung Gereja Kristen Protestan Simalungun GKPS, 1 gedung
Gereja Protestan Di Indonesia GPDI, dan 1 gedung gereja Katolik. Meskipun fasilitas rumah ibadah sudah tersedia di desa ini, namun setiap ibadah minggunya,
tidak jarang juga masyarakat Desa Bintang Meriah beribadah ke gereja-gereja yang ada di Kelurahan Pematang Raya.
4.4.7. Fasilitas Pemerintahan
Fasilitas pemerintahan yang ada di Desa Bintang Meriah adalah sekolah dasar, kantor kepala desa, dan poskesdes.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8. Prasarana dan Sarana Desa Bintang Meriah
No. Sarana dan Prasarana
Jumlah
1 Kantor Desa
1 2
Balai Desa 1
3 Puskesmas Pembantu
1 4
Posyandu 1
5 Sekolah
1 6
Gereja 3
7 Tanah Wakaf
3
Sumber : Data Desa Bintang Meriah, 2014
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Ketersediaan Sarana Produksi dan Alat-Alat Mesin Pertanian Sebelum dan Sesudah Program Pengembangan Kawasan Agropolitan
Ketersediaan sarana produksi dan alat-alat mesin pertanian merupakan banyaknya komponen yang meliputi pupuk, bibit, obat-obatan, alat-alat mesin,
teknologi pertanian, yang tersedia di daerah penelitian sebelum dan sesudah adanya Program Pengembangan Kawasan Agropolitan.
5.1.1. Ketersediaan Pupuk
Meskipun data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Kab. Simalungun menyatakan kebutuhan pupuk di Simalungun terpenuhi, namun pada
kenyataannya, sebelum adanya Program Pengembangan Kawasan Agropolitan di daerah penelitian, para petani mengakui bahwa pupuk bersubsidi masih sulit
untuk diperoleh para petani, karena harus melalui berbagai macam prosedur yang menurut mereka bertele-tele, dan untuk mendapatkannya membutuhkan waktu
yang relatif lama. Sedangkan petani yang tidak masuk ke dalam kelompok tani akan sangat
sulit memperoleh bantuan pupuk bersubsidi, sering kali mereka harus membeli dari anggota yang masuk ke dalam kelompok tani dengan harga yang lebih tinggi.
Berikut daftar jenis pupuk bersubsidi yang dipasarkan sebelum program dan sesudah adanya program.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1. Tabel Realisasi Penyaluran Pupuk Ton oleh PT. PIM dan PT. PUSRI di Kabupaten Simalungun Tahun 2013 dan 2015
No. Jenis Pupuk Tahun 2013
Tahun 2015 Realisasi
Kebutuhan Realisasi Kebutuhan
1. Urea
24,137.00 22,006.00
22.235.00 21.116 .00
2. SP
– 36 3,508.10
3,475.00 6,432.00
6.231.00 3.
Phonska 3,096.00
4,096.00 2,029.00
3.421.00 4.
ZA 3,864.60
4,747.00 17,715.00
18,572.00
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun, 2013 Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Simalungun, 2015
Menurut Pak Jupri Banurea, selaku PPL di Desa Bintang Meriah, Pupuk jenis non subsidi, pada umumnya sudah mudah untuk didapatkan, karena selalu
tersedia di tokooutlet penjualan pupuk dan obat-obatan yang ada di Kecamatan Raya, namun karena dari segi harga sangat berbeda jauh dengan pupuk bersubsidi
yakni dengan kisaran harga 2-3 kali lebih mahal dari pupuk bersubsidi, para petani cenderung lebih memilih menunggu realisasi dari bantuan pupuk bersubsidi
dari pemerintah, atau lebih memilih tidak melakukan pemupukan terhadap tanaman kopi yang mereka budidayakan.
Sesudah adanya program tersebut, sudah tersedia outlet di setiap desa sebagai distributor resmi pupuk bersubsidi dan non bersubsidi, dan untuk
ketersediaan pupuk bersubsidi tidak jauh berbeda dengan sebelum adanya program pengembangan, pupuk masih sangat sulit untuk diperoleh para petani,
selain prosedur yang menurut mereka bertele-tele, dan untuk mendapatkannya harus membutuhkan waktu yang relatif lama, para petani juga harus membuat
laporan Rencana Kerja Kelompok Tani didampingi penyuluh pertanian. Sedangkan untuk harga pupuk bersubsidi masih ada petani yang berpendapat
bahwa harga dari pupuk bersubsidi yang diberikan masih relatif mahal. Namun di sisi lain sudah sangat membantu jika dibandingkan dengan harga pupuk non
subsidi.
Universitas Sumatera Utara
Untuk pupuk jenis non subsidi, sudah sangat mudah untuk mendapatkannya di Kecamatan Raya, namun harga sangat tinggi, sehingga ini
menjadi keluhan dari setiap petani di daerah penelitian, dan banyak petani yang beranggapan harga pupuk non subsidi tidak jauh berbeda dan tidak terlalu
berpengaruh sebelum dan sesudah adanya program.
5.2.2. Ketersediaan Bibit
Sebelum adanya Program Pengembangan Kawasan Agropolitan di daerah penelitian, untuk bibit kopi Arabika yang tidak bersertifikat sudah sangat mudah
diperoleh yakni dengan cara meminta bibit kopi yang tumbuh di bawah tanaman kopi Arabika yang dibudidayakan sesama pentani. Sedangkan untuk bibit kopi
Arabika bersertifikat pada saat itu masih belum ada di daerah penelitian, baik yang dijual maupun yang sudah dibudidayakan. Namun pada tahun 2008, Dinas
Perkebunan Provinsi Sumatera Utara melalui Pak Hutasoit, menetapkan Desa Bintang Meriah sebagai desa binaan dengan komoditi unggulan kopi Arabika, dan
bersamaan dengan program tersebut, para petani secara serempak mengadakan replanting, baik untuk tanaman kopi Arabika yang sudah tua atau sudah berkurang
produksinya, maupun tanaman kopi Robusta yang saat itu memiliki nilai jual yang sudah mulai menurun, melalui bantuan bibit kopi Arabika bersertifikat kepada
para petani yang ada di Desa Bintang Mariah.
5.2.3. Ketersediaan Obat-Obatan Pertanian Zat Pengatur Tumbuh, Herbisida, Insektisida, Fungisida
Untuk ketersediaan obat-obatan pertanian seperti ZPT, Herbisida, Insektisida, Fungisida, sebelum adanya Program Pengembangan Kawasan
Agropolitan di daerah penelitian, sudah tersedia beberapa jenis merek dagang di
Universitas Sumatera Utara
beberapa outlet sebagai distributor pestisida di Kecamatan Raya. Namun jumlah toko distributor pada saat itu masih terbatas, dan merek dagang untuk pestisida
yang dipasarkan masih terbatas pula jenisnya. Berikut disajikan Tabel Jenis Pestisida Berdasarkan Distributor dan Merek
Dagang di Pasaran Sebelum Program Pengembangan Kawasan Agropolitan.
Tabel 5.2. Tabel Jenis Pestisida Berdasarkan Distributor dan Merek Dagang di
Pasaran Sebelum
Program Pengembangan
Kawasan Agropolitan
No. Nama Toko Distributor Jenis Merek Dagang yang Dipasarkan
1. UD. Desri Tani
Dursban 200 EC, Roundup, Antracol 70 WP, Leman 100 EC, Tracer 120 SC,
Pupuk Organik Cair NASA
2. UD. Subur Tani
Rizotin 100 EC, Roundup, Antracol 70 WP, Primaxone 276 SL
3. UD. ROMA TANI
Dursban 200 EC, Roundup, Antracol 70 WP, Leman 100 EC, Tracer 120 SC, Dry
Up 480 SL,
4. UD. Bintang Raya Tani
Dursban 200 EC, Roundup, Alphatech 2405 SL, Nativo 75 WG, Antracol 70
WP, Leman 100 EC, Tracer 120 SC
5. UD. Damanik
Dursban 200 EC, Roundup, Dry Up 480 SL, Antracol 70 WP, Leman 100 EC,
Tracer 120 SC
6. UD. Eva
Dursban 200 EC, Roundup, Antracol 70 WP, Leman 100 EC, Tracer 120 SC,
Primaxone 276 SL
Sumber: PPL Desa Bintang Meriah 2015
Setelah adanya Program Pengembangan Kawasan Agropolitan di daerah penelitian, jenis pestisidaobat-obatan tersebut semakin mudah lagi diperoleh
karena di setiap desa sudah dibuat kios penjualan pupuk obat-obatan pertanian, mereka tidak harus selalu ke Kelurahan Pematang Raya lagi untuk membeli
pupuk ataupun obat-obatanpestisida, dan jenis merek dagang untuk pestisida pun sudah semakin banyak di pasaran.
Universitas Sumatera Utara
Berikut disajikan Tabel Jenis Pestisida Berdasarkan Distributor dan Merek Dagang di Pasaran Sesudah Program Pengembangan Kawasan Agropolitan.
Tabel 5.3. Tabel Jenis Pestisida Berdasarkan Distributor dan Merek Dagang di Pasaran Sesudah Program Pengembangan
Kawasan Agropolitan
No. Nama Distributor Jenis Merek dagang yang dipasarkan
1. UD. Desri Tani
Dursban 200 EC, Roundup, Antracol 70 WP, Tracer 120 SC, Pupuk Organik Cair NASA,
Merothion 500 EC, Match 50 EC, Gramoxone 276 SL,
2. UD. Subur Tani
Succes 25 EC, Rizotin 100 EC, Roundup, Antracol 70 WP, Primaxone 276 SL,
Gramoxone 276 SL,
3. UD. Roma Tani
Curacron 500 EC, Dursban 200 EC, Roundup, Antracol 70 WP, Leman 100 EC, Tracer 120
SC, Dry Up 480 SL,
4. UD. Bintang Raya Tani Agrimec 18 EC, Dursban 200 EC, Roundup,
Alphatech 2405 SL, Nativo 75 WG, Antracol 70 WP, Leman 100 EC, Tracer 120 SC,
Gramoxone 276 SL,
5. UD. Damanik
Dursban 200 EC, Roundup, Dry Up 480 SL, Antracol 70 WP, Leman 100 EC, Tracer 120
SC, Gramoxone 276 SL,
6. UD. Eva
Mesurol 50 WP, Gramoxone 276 SL, Metafuron 250 WDG, Dursban 200 EC, Roundup, Antracol
70 WP, Leman 100 EC, Tracer 120 SC, Primaxone 276 SL
7. UD. Makmur Tani
Perfektan 425 EC, Pestona, Antracol 70 WP, Roundup, Dry Up 480 SL, Pegasus 500 EC,
Daconil 500 F,
8. UD. Parjuma Sonari
Daconil 500 F, Pestona, Antracol 70 WP, Roundup, Dry Up 480 SL, Daconil 500 F,
Gramoxone 276 SL,
9. UD. Sinar Horison
Morestan 25 WP, Perfektan 425 EC, Pestona, Antracol 70 WP, Roundup, Dry Up 480 SL,
Pegasus 500 EC, Daconil 500 F, Gramoxone 276 SL,
10. UD. Sitali Sari Score 250 EC, Pestona, Antracol 70 WP,
Roundup, Dry Up 480 SL, Pegasus 500 EC, Gamoxone 276 SL,
Sumber: PPL Desa Bintang Meriah, 2015
Universitas Sumatera Utara
5.2.4. Ketersediaan Alat-Alat dan Mesin Pertanian Cangkul, Sabit, Babat, Gembor, Sprayer, Handtraktor, Mesin Gilingan Kopi
Sebelum masuknya Program Pengembangan Kawasan Agropolitan di daerah ini, untuk alat-alat dan mesin pertanian yang tersedia di Kecamatan Raya
masih sangat terbatas, yakni seperti cangkul, sabit, babat, gembor, sprayer, gilingan kopi manual. Sedangkan untuk alat-alat pertanian lainnya seperti
handtraktor, mesin gilingan kopi otomatis, mesin sprayer, masih belum tersedia di toko alat pertanian, dan belum ada yang memilikinya. Alat dan mesin pertanian
seperti traktor roda 4, handtraktor roda 4, handtraktor roda 2, diberikan Dinas Pertanian sebagai bantuan kepada kelompok tani setiap tahunnya. Berikut
disajikan data Tabel Perkembangan Jumlah Alat dan Mesin Pertanian di Kabupaten Simalungun Tahun 2013 dan 2015.
Tabel 5.4. Tabel Perkembangan Jumlah Alat Mesin Pertanian Unit di Kabupaten Simalungun Tahun 2013 dan 2015
No. Alat Mesin Pertanian Tahun
2013 2015
1. Traktor Roda 4
51 64
2. Hand Traktor roda 4
65 71
3. Hand Traktor roda 2
903 893
4. Pompa Air
106 204
5. Corn Sheller
340 325
6. Dryer
16 22
7. Penggiling Padi Besar
14 21
8. Penggiling Padi Kecil
263 255
9. Penggiling Padi berjalan
22 18
10. Penggiling Jagung 6
13 11. Comben Harvester
92 97
12. Pedal Tresher 436
430 13. Power Tresher
316 303
14. Sprinkle Irigasi 46
54 15. Mesin Pembuat Kompos
6 18
16 Kompos Tembak Emposan Tikus 526
473
Sumber: Dinas Pertanian, Tanaman Hortikultura Kabupaten Simalungun, 2013 Dinas Pertanian, Tanaman Hortikultura Kabupaten Simalungun, 2015
Universitas Sumatera Utara
Namun setelah program, ketersediaan alat-alat dan mesin pertanian di daerah tersebut sudah semakin lengkap, seperti handtraktor, gilingan kopi
otomatis, dan mesin sprayer, selain dari bantuan dinas pertanian tersebut, sudah ada juga petani yang memilikinya secara pribadi, dan menggunakannya dalam
budidaya pertaniannya.
5.3. Tingkat Keberhasilan Program Pengembangan Kawasan Agropolitan di Desa Bintang Meriah, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun
Tingkat keberhasilan Program Pengembangan Kawasan Agropolitan adalah tingkatan akibat atau hasil yang dapat dicapai dari Program Pengembangan
Kawasan Agropolitan, dalam hal ini ditinjau dari ketersediaan beberapa lembaga penunjang seperti Lembaga Koperasi, Lembaga Perkreditan Rakyat, Lembaga
Penyuluhan, Lembaga Usahatani, dan Lembaga Pemasaran yang dapat mendukung kesejahteraan petani dalam usahataninya khususnya dalam
peningkatan pendapatan dan peningkatan produksi pertanian. Adapun data hasil olahan tingkat keberhasilan program ditinjau dari ketersediaan Lembaga
Penunjang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5. Tabel Hasil Olahan Tingkat Keberhasilan Program Ditinjau dari Ketersediaan
Lembaga Penunjang
Sebagai Pendorong
Keberhasilan Program Pengembangan Kawasan Agropolitan.
No. Sampel
Lembaga Koperasi
Lembaga Perkreditan
Rakyat Lembaga
Penyuluhan Lembaga
Usahatani Poktan
Gapoktan Lembaga
Pemasaran Jumlah
Kategori Kategori
Tingkat Keberhasilan
1 3
4 4
1 2
14 70
tinggi 2
2 2
3 2
2 11
55 sedang
3 3
3 2
3 2
13 65
sedang 4
2 2
3 2
3 12
60 sedang
5 3
3 2
3 2
13 65
sedang 6
1 3
3 2
3 12
60 sedang
7 2
2 4
3 2
13 65
sedang 8
3 3
2 2
3 13
65 sedang
9 2
2 3
3 2
12 60
sedang 10
3 4
2 4
3 16
80 tinggi
11 2
2 3
2 2
11 55
sedang 12
3 3
3 3
3 15
75 tinggi
13 3
2 4
2 2
13 65
sedang 14
4 4
3 4
2 17
85 tinggi
15 3
3 2
2 3
13 65
sedang 16
3 2
3 3
3 14
70 tinggi
17 2
3 4
2 2
13 65
sedang 18
3 2
2 3
3 13
65 sedang
19 2
4 3
4 2
15 75
tinggi 20
4 2
4 4
3 17
85 tinggi
21 3
3 3
2 2
13 65
sedang 22
2 4
2 3
2 13
65 sedang
23 3
2 4
4 2
15 75
tinggi 24
2 3
4 2
3 14
70 tinggi
25 4
4 3
2 2
15 75
tinggi 26
3 2
2 3
3 13
65 sedang
27 2
3 3
2 2
12 60
sedang 28
3 4
4 3
2 16
80 tinggi
29 4
2 2
2 3
13 65
sedang 30
2 3
3 2
2 12
60 sedang
Total 81
85 89
79 72
13.5333 67.66667
tinggi
Sumber: Lampiran 36, 2015
Universitas Sumatera Utara
Dari data hasil olahan yang disajikan diatas, dapat dilihat bahwa kategori tingkat keberhasilan program per sampel petani tergolong sedang dan tinggi,
sedangkan untuk kategori rendah tidak ada. Dan
berdasarkan kriteria
pengukuran tingkat
keberhasilan program
pengembangan kawasan agropolitan sebagai berikut: 1.
Jika ≤ 33 , tingkat keberhasilan program dikategorikan rendah.
2. Jika 33 dan 67, tingkat keberhasilan program dikategorikan sedang.
3. Jika ≥ 67 , tingkat keberhasilan program dikategorikan tinggi.
Maka dengan persentase rata-rata 67,6667 dapat disimpulkan tingkat keberhasilan dari program pengembangan kawasan Agropolitan di Desa Bintang
Meriah, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun tergolong tinggi.
5.4. Analisis Dampak Pengembangan Kawasan Agropolitan Terhadap Pendapatan Petani Kopi Arabika Sebelum dan Sesudah Pengadaan
Program.
Sebelum adanya Program Pengembangan Kawasan Agropolitan yang menetapkan Desa Bintang Meriah sebagai salah satu desa lokalita percontohan
untuk komoditi unggulan kopi Arabika, Desa Bintang Meriah masih berstatus sebagai dusun dari Desa Raya Bayu, dengan jumlah penduduk kurang lebih 44
KK. Kondisi keseharian penduduk di daerah penelitian sebahagian besar bertani, dengan komoditi utama kopi Robusta, dan Arabika, dan umur tanaman kopi yang
dibudidayakan juga sudah memasuki umur yang tidak produktif lagi, karena sudah dibudidayakan turun temurun, tanpa ada replanting.
Pada tanggal 30 Juni 2008, Desa Bintang Meriah diresmikan menjadi desa persiapan ke 17 di Kecamatan Raya. Tiga tahun menjadi desa persiapan,
Universitas Sumatera Utara
pembangunan mulai bergulir, 3 Km jalan penghubung ke desa lain diadakan pengerasan, satu buah bangunan PUSTU dibangun, 3 kelas gedung SD direnovasi
dan 1 unit sarana air bersih dibangun. Tahun 2011 untuk pertama kalinya diselenggarakan pemilihan kepala
desa. Dan sejak saat itu Desa Bintang Meriah resmi menjadi desa di Kecamatan Raya. Pada tahun 2013 tepatnya bulan September, Desa Bintang Meriah dihunjuk
menjadi salah satu desa Lokalita Percontohan dengan fokus komoditi unggulan kopi Arabika. Sebelum adanya Program Pengembangan Kawasan Agropolitan,
rata-rata produktifitas petani per tahun Tahun 2013 adalah sekitar 3.469,98 kgHa dengan total rata-rata pendapatan petani per tahun dari hasil usahatani kopi
yaitu Rp. 39,374,495.64 Namun setelah Adanya Program Pengembangan Kawasan Agropolitan
dan dampak perkembangannya seperti pengadaan lembaga penunjang untuk pertanian, pengadaan pelatihan untuk para petani dalam cara bertani yang baik,
cara budidaya jamur tiram, dan pelatihan pelatihan lainnya. Rata-rata
produktifitas petani per tahun adalah sekitar 3484.44 kgHa dengan total rata-rata
pendapatan petani per tahun dari hasil usahatani kopi yaitu Rp. 44,085,963.56 Dampak Pengembangan Kawasan Agropolitan terhadap pendapatan petani
kopi Arabika sebelum dan sesudah pengadaan program dapat dilihat pada tabel 5.6. berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.6. Pendapatan Sebelum dan Sesudah Program di Desa Bintang Mariah, Kecamatan. Raya, Kabupaten Simalungun
Sumber: Lampiran 21 dan Lampiran 43 diolah
Tabel 5.6. memperlihatkan bahwa rata rata pendapatan petani per Ha, dari tahun 2013 sebelum Program sampai 2015 sesudah program meningkat
sebesar 15,40 . Hasil analisis dampak Pengembangan Kawasan Agropolitan terhadap
Pendapatan Petani Kopi Arabika di Desa Bintang Mariah, Kecamatan. Raya, Kabupaten Simalungun dengan menggunakan uji tanda sign dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 5.7. Tabel Hasil Analisis Dampak Pengembangan Kawasan Agropolitan terhadap Pendapatan Petani Kopi Arabika
Sebelum dan sesudah Program.
Test Statistics
a
Total Pendapatan Petani Ha Tahun - Total Pendapatan Petani Ha Tahun
Z -5.295
Asymp. Sig. 2-tailed .000
a. Sign Test
Sumber: Data olahan SPSS, 2015
Tabel 5.7. memperlihatkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 0,5, yang artinya Ho ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
Program Pengembangan Kawasan Agropolitan memiliki dampak yang nyata terhadap Pendapatan Petani Kopi Arabika di Desa Bintang Meriah, Kecamatan
Raya, Kabupaten Simalungun
No. Pendapatan Petani Per Ha
Per tahun Total Rp
Rata-Rata Rp 1.
Sebelum Program 2,273,073,468.86
75,769,115.63
2. Sesudah Program
2,623,051,887.83 87,435,062.93
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN