Definisi dan Batasan Operasional

Arabika sebelum dan sesudah adanya Program Pengembangan Kawasan Agropolitan. Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1. Menggunakan nilai Signifikan P-Value a. Jika nilai signifikansi P- Value 0,05; maka H o diterima b. Jika nilai signifikansi P- Value 0,05; maka H 1 diterima 2. Menggunakan perbandingan antara t-hitung dengan t-tabel Nilai t- tabel didapat dari α taraf nyata tingkat signifikansi dengan derajat bebasdegree of freedom df. a. Jika t hitung dari t tabel; maka H o diterima = tidak ada perbedaan yang nyata antara sebelum dan sesudah adanya Program Pengembangan Kawasan Agropolitan. b. Jika t hitung dari t tabel; maka H 1 diterima = ada perbedaan yang nyata antara sebelum dan sesudah adanya Program Pengembangan Kawasan Agropolitan. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, peneliti akan mengukur data kualitatif yang kemudian akan dikuantitatifkan Sugiyono 2008.

3.5. Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman atas pengertian dan penafsiran penelitian ini, maka penulis membuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara

3.5.1. Definisi

1. Dampak adalah suatu pengaruh yang terjadi akibat adanya suatu kebijakan dalam hal ini dilihat bagaimana dampak Program Pengembangan Kawasan Agropolitan terhadap pendapatan petani Kopi Arabika. 2. Agropolitan adalah kota pertanian yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis serta mampu melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian di wilayah sekitarnya. 3. Kawasan agropolitan adalah bagian dari suatu wilayah yang bercirikan aktivitas pertanian yang didukung dengan sarana dan prasarana yang bercirikan kota. 4. Program Pengembangan Kawasan Agropolitan adalah pembangunan ekonomi berbasis pertanian yang dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai potensi yang ada, yang utuh dan menyeluruh, yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi, yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah. 5. Subsistem agribisnis hulu sering juga disebut subsistem faktor input input factor subsystem, adalah subsistem pengadaan sarana produksi pertanian, yaitu memproduksi dan mendistribusikan bahan, alat, dan mesin yang dibutuhkan usahatani atau budidaya pertanian on-farm agribusiness 6. Subsistem lembaga penunjang off-farm adalah seluruh kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis, seperti lembaga keuangan, lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga transportasi, lembaga pendidikan, dan lembaga pemerintah kebijakan fiskal dan moneter, perdagangan internasional, kebijakan tata-ruang, serta kebijakan lainnya. Universitas Sumatera Utara 7. Subsistem agribisnis hilir down-stream agribusiness atau off-farm adalah kegiatan ekonomi yang mengolah produk pertanian primer menjadi produk olahan, baik produk antara maupun produk akhir, beserta kegiatan perdagangan di pasar domestik maupun di pasar internasional. 8. Ketersediaan adalah kesiapan suatu sarana tenaga, barang, modal, anggaran untuk dapat digunakan atau dioperasikan dalam jangka waktu yg telah ditentukan. 9. Tingkat keberhasilan Pengembangan Kawasan Agropolitan adalah tingkatan akibat atau hasil yang dapat dicapai dari Program Pengembangan Kawasan Agropolitan ditinjau dari peningkatan pendapatan dan peningkatan produksi pertanian. 10. Sarana produksi yang dimaksud yaitu bahan yang digunakan untuk mempermudah proses kegiatan budidaya, terdiri dari bibit, pupuk dan pestisida. 11. Alat-alat dan mesin pertanian adalah semua peralatan yang digunakan untuk mengelola lahan dan tanaman, seperti cangkul, garpu, sekop, parang, babat, gembor, sprayer, arit, handtraktor, traktor, dll, baik yang merupakan milik sendiri, maupun yang dipinjam atau disewa. 12. Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan bersih yaitu selisih antara pendapatan kotor usahatani kopi Arabika dengan biaya produksi seperti upah buruh, pembelian bibit, obat-obatan dan pupuk yang digunakan dalam usahatani kopi Arabika. 13. Produksi adalah seluruh hasil usahatani kopi Arabika yang dapat dipanen dalam satu Tahun. Universitas Sumatera Utara

3.5.2. Batasan Operasional

1. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2015 2. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Bintang Meriah, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara yang merupakan Kawasan Agropolitan Dataran Tinggi Bukit Barisan KADTBB. 3. Sampel penelitian diambil dari petani kopi Arabika yang ada di Desa Bintang Meriah, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun. 4. Data primer yang diambil adalah data sebelum 2013 dan sesudah tahun 2015 adanya Program Pengembangan Kawasan Agropolitan di daerah penelitian. 5. Populasi adalah semua petani Kopi Arabika yang ada di Kabupaten Simalungun. Universitas Sumatera Utara

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1. Deskripsi Daerah Penelitian 4.1.1 Geografis