BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
4.1. Deskripsi Daerah Penelitian 4.1.1 Geografis
Desa Bintang Meriah merupakan salah satu desa di Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun. Jarak antara Nagori Bintang Meriah ke pusat ibu kota
Kecamatan Raya berjarak 8 Km. Batas-batas wilayah Desa Bintang Meriah adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Raya Bayu Kecamatan Raya. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Dolok Huluan Kecamatan Raya.
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bangun Panei Kecamatan Dolok
Pardamean. Jarak tempuh desa ke pusat kota Pamatang Raya adalah sekitar 8 Km
dengan memakan waktu sekitar 25 menit yang dapat ditempuh dengan jalan darat. Kondisi jalan di desa bintang Meriah yang berbatu dan belum pernah diaspal
membuat waktu tempuh bisa lebih lama.
4.1.2. Topografi
Desa Bintang Meriah memiliki topografi datar hingga berbukit dengan perincian lahan datar sekitar50 dari luas lahan yang ada, perbukitan sekitar 50
Nagori Bintang Meriah terletak pada ketinggian 850 – 950 meter dpl. Dengan luas
wilayah Desa Bintang Meriah adalah ±600 Ha dimana 40 merupakan daerah aliran sungai DAS dan jurang. 32,5 digunakan untuk daerah pertanian aktif,
Universitas Sumatera Utara
22,42 merupakan daerah pertanian non aktif karena berada di pinggiran DAS dan jurang dimana tempat itu merupakan habitat binatang liar yang secara nyata
merusak tanaman. Dan selebihnya digunakan untuk permukiman, gedung sekolah dan fasilitas umum lainnya.
4.2. Karakteristik Petani Sampel
Karakteristik petani sampel menggambarkan kondisi atau keadaan serta status petani tersebut. Karakteristik seorang responden didalam penelitian akan
sangat membantu untuk memperoleh informasi tentang keadaan usahataninya terutama dalam peningkatan produksi usahataninya.
Pembahasan tentang karakteristik petani kopi sampel pada penelitian ini, meliputi beberapa hal yaitu umur tanaman, umur petani sampel, tingkat
pendidikan, pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan, produksi, produktivitas, akan dijelaskan lebih rinci sebagai berikut.
Tabel 4.1. Karakteristik Petani Sampel di Desa Bintang Meriah, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun Tahun 2015.
No Uraian
Range Rataan
1 Umur Tanaman Tahun
6-12 7,5
2 Umur Petani Sampel Tahun
32-62 46
3 Tingkat Pendidikan Tahun
6-12 9,4
4 Jumlah Tanggungan Jiwa
1-7 4
5 Pengalaman bertani Tahun
4-40 21
6 Luas Lahan Ha
0,2-1,5 0,59
7 Produksi Kg
130-1.702 573,89
8 Produktivitas KgHa
650-1.225 286
Sumber :Lampiran 1dan 2, 2015
4.2.1 Umur
Umur petani kopi di Desa Dolokmargu berkisar antara 32-62 tahun dengan rata-rata umur 46 tahun. Berdasarkan data umur yang diperoleh, pada umumnya
petani kopi berada pada usia produktif sehingga mempunyai kemampuan lebih
Universitas Sumatera Utara
baik dalam berfikir dan bertindak untuk merencanakan suatu kegiatan. Tingkat umur mempunyai pengaruh terhadap kemampuan fisik petani dalam mengelola
usahatani yang dikerjakannya. Pada umumnya petani yang berumur muda dan sehat jasmaninya memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat sedangkan semakin
tua umur petani kopi maka kemampuan kerjanya relatif menurun, produktifitas kerja petani kopi juga terbatas setelah melewati tahap jenuh dalam mengerjakan
usahataninya. Sementara itu petani yang masih muda memiliki tingkat adopsi yang lebih tinggi terhadap ide-ide baru yang disampaikan oleh para ahli atau
penyuluh pertanian, dan cepat menerima perkembangan teknologi yang berhubungan dengan usahatani yang petani kopi kerjakan. Petani muda ini juga
lebih berani mengambil resiko meskipun masih kurang memiliki pengalaman yang cukup dibanding dengan petani usia tua. Oleh karena itu, usia sangat
mempengaruhi kemampuan petani untuk mengambil keputusan untuk usahatani nya. Umur petani sampel bervariasi antara petani yang satu dengan petani yang
lainnya.
4.2.2. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan petani merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang pembangunan pertanian. Kemampuan petani dalam mengelola
usahataninya sebagian besar ditentukan oleh tingkat pendidikannya, baik pendidikan bersifat formal maupun non formal. Pendidikan petani yang lebih
baik akan memungkinkan petani untuk mengambil langkah yang bijaksana dalam bertindak atau mengambil keputusan serta memungkinkan petani untuk
mempelajari dan menerapkan teknologi baru dalam pengembangan usahataninya.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui lebih rinci tingkat pendidikan dari petani kopi responden dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 4.2. Tingkat Pendidikan Petani Kopi Responden di Desa Bintang Meriah, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun tahun 2015
No. Tingkat Pendidikan
Jumlah Orang Persentase
1 SD Sekolah Dasar
8 26,70
2 SMP Sekolah Menengah Pertama
10 33,30
3 SMA Sekolah Menengah Atas
12 40,00
Total 30
100,00
Sumber: Lampiran 1, 2015
Tabel 4.2. memperlihatkan bahwa tingkat pendidikan petani responden tergolong sedang yaitu rata-rata pada tingkat SMA dengan jumlah 12 orang atau
40 dari besar sampel. Hal ini berarti bahwa pengetahuan petani responden tergolong sedang dalam menerima teknologi baru.
4.2.3. Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga petani kopi didaerah penelitian ini mempunyai kisaran 1-7 orang dengan rata-rata jumlah tanggungan keluarga 4
orang. Petani yang memiliki jumlah anggota keluarga lebih besar dari 50 memiliki arti yang cukup penting dalam berusahatani kopi karena
menggambarkan besarnya sumbangan tenaga keluarga terhadap kegiatan usahatani kopi, dan mengurangi pemakaian tenaga kerja luar keluarga. Jumlah
anggota keluarga petani juga akan mempengaruhi tingkat pendapatan dan kesejahteraan keluarga petani.
4.2.4. Pengalaman Berusahatani
Pengalaman berusahatani akan berpengaruh terhadap pola pengelolaan usahataninya. Pada umumnya petani yang berpengalaman dalam usahatani kopi
lebih terampil dalam melakukan aktivitas usahataninya. Adapun pengalaman
Universitas Sumatera Utara
berusahatani kopi responden di dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3. Pengalaman Berusahatani Kopi di Desa Bintang Meriah, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun Tahun 2015
No Pengalaman
Berusahatani Tahun Jumlah Orang
Persentase 1
4-12 8
26,66
2 13-21
8 26,66
3 22-30
6 20,00
4
≥31 8
26,66
Total 60
100,00
Sumber: Lampiran 1, 2015
Pengalaman berusahatani kopi para petani berkisar antara 4-40 tahun dengan rata-rata 21 tahun. Berdasarkan kisaran pengalaman berusahatani jika
dibandingkan dengan umur ekonomis kopi 10 tahun maka diketahui bahwa ada beberapa petani yang melakukan penanaman kopi lebih dari 1 kali. Pengalaman
berusahatani kopi ini akan membantu petani dalam mengambil keputusan dalam usahataninya.
4.3. Keadaan Penduduk