Identifikasi Tumbuhan Ekstraksi Serbuk Simplisia Daun Teh Hijau Karakterisasi Ekstrak Evaluasi Sediaan .1 Hasil pemeriksaan organoleptis

34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Tumbuhan

Berdasarkan identifikasi yang dilakukan oleh pusat penelitian biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Bogor. Identitas sampel tumbuhan adalah Camellia sinensis L. Kuntze, famili theaceae yang sering dikenal masyarakat dengan nama teh hijau Lampiran 1.

4.2 Ekstraksi Serbuk Simplisia Daun Teh Hijau

Pembuatan ekstrak dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70. Hasil maserasi 400 gram serbuk simplisia diperoleh ekstrak kental 57 gram randemen 14,25 ekstrak kental daun teh hijau yang berwarna coklat kehitaman. Maserasi merupakan proses penyarian senyawa kimia secara sederhana dengan cara merendam simplisia atau tumbuhan pada suhu kamar dengan menggunakan pelarut yang sesuai sehingga bahan menjadi lunak dan larut. Kelebihan cara maserasi adalah alat dan cara yang digunakan sederhana serta dapat digunakan untuk zat yang tahan dan tidak tahan pemanasan Anonim, 2012.

4.3 Karakterisasi Ekstrak

Hasil pemeriksaan kadar air, kadar abu total dan kadar abu yang tidak larut asam dapat dilihat pada tabel 4.1. Hasil karakterisasi ekstrak teh hijau diperoleh bahwa kadar air 15,68, kadar abu total 2,006, dan kadar abu tidak larut asam 0,042. Hasil ini memenuhi persyaratan yang terdapat dalam farmakope herbal indonesia yang menunjukkan bahwa kadar air tidak boleh lebih dari 16, kadar Universitas Sumatera Utara 35 abu total tidak boleh lebih dari 2,0, dan kadar abu tidak larut asam tidak boleh lebih dari 0,4. Tabel 4.1 Hasil karakterisasi ekstrak etanol daun teh hijau No Parameter Jumlah 1. 2.

3. Kadar Air

Kadar Abu Total Kadar Abu Tidak Larut Asam 15,98 2,006 0,042 4.4 Evaluasi Sediaan 4.4.1 Hasil pemeriksaan organoleptis Sediaan gel ekstrak daun teh hijau yang diformulasikan dengan berbagai konsentrasi ekstrak etanol daun teh hijau menghasilkan karakteristik seperti yang tertera pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Data pemeriksaan organoleptis sediaan gel ekstrak etanol daun teh hijau Formula Penampilan Warna Bau Konsistensi F0 Putih Tidak berbau Semi padat F1 Coklat Kehitaman Berbau ekstrak etanol daun teh hijau Semi padat F2 Coklat Kehitaman Berbau ekstrak etanol daun teh hijau Semi padat F3 Coklat Kehitaman Berbau ekstrak etanol daun teh hijau Semi padat Keterangan: F0 = Formula gel tanpa ekstrak etanol daun teh hijau F1 = Formula gel ekstrak etanol daun teh hijau konsentrasi 1 F2 = Formula gel ekstrak etanol daun teh hijau konsentrasi 3 F3 = Formula gel ekstrak etanol daun teh hijau konsentrasi 5 Sediaan formula 1, 2 dan 3 berwarna coklat kehitaman. Hasil pemeriksaan organoleptis sediaan gel menunjukkan bahwa semua sediaan gel tidak mengalami perubahan yang berarti dari segi penampilan sediaan gel ekstrak etanol daun teh Universitas Sumatera Utara 36 hijau baik warna, bau maupun konsistensinya setelah penyimpanan selama 12 minggu. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi penampilan, sediaan gel ekstrak etanol daun teh hijau stabil dalam penyimpanan.

4.4.2 Hasil pengamatan homogenitas sediaan

Pemeriksaan homogenitas menunjukan hasil bahwa semua sediaan homogen. Hasil homogenitas sediaan dapat dilihat pada Tabel 4.3. Foto hasil pemeriksaan homogenitas dapat dilihat pada Lampiran 13. Uji homogenitas bertujuan untuk melihat dan mengetahui bahan-bahan sediaan gel terdistribusi secara merata. Tabel 4.3 Data pengamatan homogenitas sediaan Keterangan: = tidak homogen = homogen

4.4.3 Hasil pengukuran pH sediaan

Tabel 4.4 Data pengukuran pH Sediaan Nilai pH Rata-rata Pada Minggu ke- Sebelum penyimpanan Setelah penyimpanan 2 4 6 8 10 12 F0 6,1 6,1 6,0 5,9 5,9 5,9 5,9 F1 5,9 5,8 5,8 5,8 5,7 5,6 5,6 F2 5,7 5,7 5,7 5,6 5,6 5,5 5,5 F3 5,6 5,6 5,4 5,5 5,4 5,3 5,3 Keterangan: F0 = Formula gel tanpa ekstrak etanol daun teh hijau F1 = Formula gel ekstrak etanol daun teh hijau konsentrasi 1 F2 = Formula gel ekstrak etanol daun teh hijau konsentrasi 3 F3 = Formula gel ekstrak etanol daun teh hijau konsentrasi 5 Sediaan Lama Pengamatan minggu Sebelum penyimpanan Setelah penyimpanan 2 4 6 8 10 12 F0 - - - - - - - F1 - - - - - - - F2 - - - - - - - F3 - - - - - - - Universitas Sumatera Utara 37 Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter HANNA instrument dan dilakukan dengan tiga kali pengulangan pada seluruh sediaan. Hasil penentuan pH sediaan dapat dilihat pada Tabel 4.4. Dari hasil penelitian, nilai pH yang diperoleh berkisar antara 6,1 - 5,3. Nilai pH dari semua sediaan masing-masing formula mengalami sedikit perubahan tetapi cenderung stabil, dan masih memenuhi nilai pH sediaan yang ideal bagi kulit ialah 4,5 –6,5 Tranggono dan Latifah, 2007.

4.4.4 Hasil pengukuran viskositas sediaan

Hasil penentuan viskositas gel GETH dilakukan menggunakan viskometer Brookfield pada seluruh sediaan. Hasil penentuan viskositas sediaan dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Data pengukuran viskositas cP Sediaan Nilai viskositas rata-rata pada minggu ke- Sebelum penyimpanan Setelah penyimpanan 2 4 6 8 10 12 F1 20500 19800 18600 18000 17900 17750 17500 F2 18000 17100 16900 16650 16250 16000 15000 F3 13500 13300 12500 12050 12000 11000 11000 Keterangan: F1 = Formula gel ekstrak etanol daun teh hijau konsentrasi 1 F2 = Formula gel ekstrak etanol daun teh hijau konsentrasi 3 F3 = Formula gel ekstrak etanol daun teh hijau konsentrasi 5 Berdasarkan data di atas dapat dilihat hasil viskositas sediaan gel mengalami sedikit penurunan selama penyimpanan. Penurunan viskositas ini terjadi karena karbomer 940 bersifat tidak stabil dan hidroskopis, sehingga terjadi reaksi hidrolisis. Reaksi ini dapat terjadi pada semua kondisi baik netral, asam ataupun basa, pH asam membuat reaksi hidrolisis lebih cepat dibandingkan pH netral Meyvis, et al., 2000. Universitas Sumatera Utara 38 4.5 Pengukuran Sediaan Gel Terhadap Penyembuhan Luka 4.5.1 Pengukuran diameter luka