Kesimpulan Uraian Tumbuhan .1 Klasifikasi tanaman teh hijau

47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a. ekstrak teh hijau dapat diformulasi dalam sediaan gel dan stabil dalam penyimpanan selama 12 minggu b. kelompok tikus yang diberi semua formula sediaan gel ekstrak daun teh hijau dapat menyembuhkan luka pada hari ke-20 sedangkan kelompok tikus yang diberi sediaan betadine salep pada hari ke-19 dan kelompok tikus yang diberi basis gel sembuh pada hari ke-23 setelah pengobatan.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan untuk: melakukan pengujian efektivitas penyembuhan luka bakar menggunakan gel ekstrak etanol daun hijau. Universitas Sumatera Utara 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Klasifikasi tanaman teh hijau Menurut Rukmana dan Herdi 2015, sistematika toksonomi tanaman, tanaman teh diklasifikasikan sebagai berikut: Kindom : Plantea Diviso : Spermatophyta tumbuhan biji Sub Divisio : Angiospermae tumbuhan biji terbuka Kelas : Dicotyledoneae tumbuhan biji belah Subkelas : Dialypetalae Ordo bangsa : Guttiferales Clusiales Famili suku : Camelliaceae Theaceae Genus marga : Camellia Spesies : Camellia sinensis L. Varietas : Sinensis

2.1.2 Morfologi tanaman teh hijau

Secara umum tanaman teh berbentuk tumbuhan kecil terpadu. Tinggi tanaman secara alami dapat mencapai belasan meter. Namun, tanaman teh diperkebunan selalu dipangkas untuk memudahkan pemetikan, sehingga tingginya hanya antara 90-120 cm. Secara terinci, morfologi tumbuhan teh dicirikan dengan struktur bagian tanaman sebagai berikut:

1. Akar dan batang. Secara umum tanaman teh berakar dangkal, peka terhadap

keadaan fisik tanah, dan cukup sulit untuk dapat menembus lapisan tanah yang Universitas Sumatera Utara 7 dalam. Akar tanaman teh berupa akar tunggang dan mempunyai banyak akar cabang. Apabila akar tunggangnya putus, maka akar –akar cabang akan menggantikan fungsinya dengan arah tumbuh yang semula melintang horizontal menjadi kebawah vertikal. Batang tanaman teh tumbuh tegak, berkayu tingginya antara 3 –5 m atau lebih hingga 20 m, banyak bercabang, dan membentuk semak.

2. Daun. Daun berbentuk jorong atau tegak bulat telur terbalik atau lenset. Tepi

daun bergerigi. Daun tunggal dan letaknya hampir berseling. Tulang daun menyirip. Permukaan atas daun muda berbulu halus, sedangkan permukaan bawah bulunya hanya sedikit. Pada umumnya panjang daun 6 -18 cm dan lebar 2-6 cm serta bertangkai pendek. Daun teh memiliki bau aroma yang khas dengan cita rasa agak sepat. Daun –daun baru yang mulai tumbuh setelah pemangkasan lebih besar daripada daun –daun yang terbentuk sesudahnya. ucuk dan ruasnya berambut, daun tua bertekstur seperti kulit, permukaan atasnya berkilat, dan berwarna hijau kelam.

3. Bunga. Tanaman teh berbunga sempurna tumbuh pada ketiak daun, tunggal

atau beberapa bunga bergabung menjadi satu, berkelamin dua, bergaris tengah 3 –4 cm, warnanya kuning, dan berbau harum. Bunga memiliki daun bunga calyx dan mahkota bunga corolla. Daun bunga berjumlah 5 sepal dan mahkolta bunga 5 petal serta berbentuk lonjong cekung. Tangkai sarinya panjang dengan benang sari anthera kuning bersel kembar, meninjol 2-3 milimeter ke atas. Putik bertangkai panjang atau pendek dan pada kepalanya terdapat tiga buah sirip. Benang sarinya berjumlah 100 –200 tangkai. Sekitar 2 Universitas Sumatera Utara 8 persen dari seluruh bunga pada satu batang tanaman teh berhasil membentuk biji. Penyerbukan buatan artificial pollination dapat meningkatkan jumlah buah sampai 14 persen.

4. Buah dan biji. Buahnya berupa buah kotak. Berdinding tebal, dan pecah

menurut ruang. Buah yang masih muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi cokelat kehitaman. Bijinya keras, berwarna cokelat, beruang tiga, berkulit tipis berbentuk bundar di satu sisi, dan datar di sisi yang lain. Buah yang masak dan kering akan pecah dengan sendirinya, serta bijinya ikut keluar. Dalam satu buah berisi 1 –6 biji, tetapi rata –rata 3 biji. Biji mengandung minyak dengan kadar yang tinggi, yaitu 20 dari berat biji Rukmana dan Herdi, 2015.

2.1.3 Kandungan kimia teh

Kandungan kimia didalam daun teh dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar, yaitu: 1. Substansi fenol. Komponen fenol dalam daun teh segar dan muda mencapai 25-35 dari keseluruhan bahan kering daun. Substansi fenol dalam daun teh yaitu, tanin atau katekin dan flavanol. 2. Substansi bukan fenol yaitu, karbohidrat, pektin, Alkaloid, protein dan asam- asam amino, klorofil, asam organik, resin, vitamin-vitamin dan mineral. 3. Substansi aromatis yaitu, fraksi karboksilat, fenolat, karbonil dan fraksi netral bebas karbonil. 4. Enzim yang terdapat dalam daun teh adalah invertase, amilase, β glukosidase, oksimetalase, protease dan peroksidase Rukmana dan Herdi, 2015. Universitas Sumatera Utara 9

2.1.4 Khasiat produk teh

Berdasarkan penelitian produk teh memiliki multi khasiat diantaranya: meningkatkan kerja otak dan memperkuat pikiran, mencegah serangan jantung, membantu mengusir bau mulut, meningkatkan memori dan menjaga daya ingat, mencegah sakit gigi, membantu melawan penuaan dan menjaga awet muda, menjaga kesehatan kulit, menghindari resiko kebotakan, menjaga kesehatan rambut, membersihkan jerawat, minuman penurun berat badan, mencegah penyakit diabetes, mencegah kanker, menekan darah tinggi dan menstabilkan tekanan darah, merangsang sistem kekebalan tubuh, mencegah terjadinya keracunan makanan dan meningkatkan kesuburan pada wanita Rukmana dan Herdi, 2015.

2.2 Ekstraksi