27 air terdestilasi, kemudian kecepatan tetesan dinaikkan hingga hingga 4 tetes tiap
detik. Setelah semua air terdestilasi, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluen. Destilasi dilakukan dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung
penerima dibiarkan mendingin pada suhu kamar. Setelah air memisah dengan toluen secara sempurna, volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 mL. Selisih
kedua volume air, yang dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa Ditjen, POM., 1995.
3.5.2 Penentuan kadar abu total
Sebanyak 2 g serbuk yang telah dihaluskan dan ditimbang seksama dimasukkan dalam krus porselin yang telah dipijar dan ditara, lalu diratakan. Krus
dipijarkan pada suhu 600
o
C sampai arang habis, kemudian diinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang
telah dikeringkan Ditjen, POM., 1995.
3.5.3 Penetapan kadar abu tidak larut asam
Abu yang telah diperoleh dalam penetapan kadar abu total dididihkan dalam 25 mL asam klorida 2 N selama 5 menit, bagian yang tidak larut dalam
asam dikumpulkan, disaring melalui kertas saring dipijarkan pada suhu 600
o
C sampai bobot tetap, kemudian didinginkan dan ditimbang sampai bobot tetap.
Kadar abu tidak larut asam dihitung terhadap bahan yang dikeringkan Ditjen POM., 1995.
3.6 Pembuatan Sediaan Gel
Sediaan gel dibuat 100 gram menggunakan komposisi dasar gel sebagai berikut Ida dan Noer, 2012 .
Universitas Sumatera Utara
28 R Karbomer 940
2 Gliserin
10 Propilenglikol
10 Metil paraben
0,2 TEA
1 Air Suling ad
100 Formula dasar gel yang digunakan dimodifikasi dengan penambahan
jumlah karbomer dan TEA. Hal ini dilakukan karena pada saat orientasi dengan penambahan ekstrak didapat hasil gel yang sedikit lebih cair. Komposisi formula
gel yang dibuat mengandung ekstrak etanol daun teh hijau konsentrasi 1, 3 dan 5. Dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Komposisi Formula GEETH gel ekstrak etanol daun teh hijau
Bahan F0
F1 F2
F3 Ekstrak Etanol
Daun Teh Hijau -
1 3
5 Karbomer 940
0,75 0,75
0,75 0,75
Metil Paraben 0,2
0,2 0,2
0,2 Gliserin
10 10
10 10
Propilenglikol 10
10 10
10 TEA
1,5 1,5
1,5 1,5
Air Suling ad 100
100 100
100 Keterangan: F0 = Formula gel tanpa ekstrak etanol daun teh hijau
F1 = Formula gel ekstrak etanol daun teh hijau konsentrasi 1 F2 = Formula gel ekstrak etanol daun teh hijau konsentrasi 3
F3 = Formula gel ekstrak etanol daun teh hijau konsentrasi 5 Cara pembuatan:
Air suling sebanyak 20 kali berat karbomer 940 dipanaskan dalam beaker glass, kemudian ditambahkan metil paraben diaduk hingga larut, kemudian larutan
Universitas Sumatera Utara
29 tersebut dipindahkan kedalam lumpang dan karbomer dikembangkan didalam
larutan tersebut selama 15 menit. Setelah mengembang ditambahkan gliserin dan trietanolamin digerus hingga terbentuk masa gel massa I. Dilarutkan ekstrak
etanol daun teh hijau dengan propilenglikol didalam lumpang lain, selanjutnya digerus hingga homogen massa II, lalu dipindahkan massa I kedalam massa II
sedikit demi sedikit sampai homogen, dicukupkan dengan air suling yang tersisa dan diaduk hingga homogen.
3.7 Evaluasi Sediaan 3.7.1 Pemeriksaan organoleptis
Pemeriksaan organoleptis meliputi pengamatan warna dan bau Carter, 1975. Gel yang stabil harus menunjukkan karakter yang sama berupa warna dan bau
yang sama setelah penyimpanan.
3.7.2 Pengamatan homogenitas
Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada objek glass, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar
Ditjen, POM., 1979.
3.7.3 Pengukuran pH sediaan
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter. Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar pH netral pH 7,01
dan larutan dapar pH asam pH 4,01 hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudian elektroda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan tissue.
Sampel dibuat dalam konsentrasi 1 yaitu ditimbang 1 gram sediaan dan
Universitas Sumatera Utara
30 dilarutkan dalam 100 ml air suling. Kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan
tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan Rawlins, 2003.
3.7.4 Pengukuran viskositas sediaan
Pengukuran viskositas sediaan menggunakan viskometer Brookfield. Cara: Spindel 64 dipasang pada tempatnya dan dimasukkan kedalam
sediaan hingga dalam tanda batas. Motor dinyalakan dengan speed 12 dan spindle dibiarkan berputar, setelah jarum menunjukan angka yang tetap maka pengukuran
dianggap selesai. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali untuk masing-masing formula gel. Viskositas diperoleh dengan mengalikan angka yang terbaca dengan
nilai faktor yaitu 500 Djajadisastra, dkk., 2007; Voigt, 1994. Pengamatan dilakukan pada suhu kamar sebelum penyimpanan dan setelah penyimpanan
2,4,6,8,10 dan 12 minggu.
3.8 Pengujian Sediaan Gel Terhadap Aktivitas Penyembuhan Luka pada Tikus Putih