50
BAB III TINJAUAN HUKUM TENTANG PUBLIC DOMAIN
A. Pengertian Public Domain
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa merek adalah sesuatu gambar atau nama yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu produk
atau perusahaan di pasaran. Pengusaha biasanya berusaha mencegah orang lain menggunakan merek mereka karena dengan menggunakan merek, para pedagang
memperoleh reputasi baik dan kepercayaan dari para konsumen serta dapat membangun hubungan antara reputasi tersebut dengan merek yang telah
digunakan perusahaan secara regular.
49
Sebuah merek dapat disebut merek bila memenuhi syarat mutlak berupa adanya daya pembeda yang cukup capable of distinguishing. Maksudnya tanda
yang dipakai tersebut mempunyai kekuatan untuk membedakan barang atau jasa yang diproduksi sesuatu perusahaan dari perusahaan lainnya. Untuk mempunyai
daya pembeda ini, maka merek itu harus dapat memberikan penentuan atau “individualisering” pada barang atau jasa bersangkutan.
50
Untuk dapat memenuhi tujuannya maka suatu merek harus didaftarkan agar merek tersebut memiliki kekuatan hukum. Di dalam Pasal 5 Undang-undang
No. 15 Tahun 2001 tentang merek disebutkan adanya ketentuan ditolaknya
49
Asian Law Group, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, Bandung: PT. Alumni, 2011, hal. 131
50
Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah, Hak Milik Intelektual Sejarah, Teori dan Prakteknya di Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003, hal. 166
Universitas Sumatera Utara
pendaftaran suatu merek, salah satunya yakni telah menjadi milik umum atau disebut juga public domain.
Public domain atau dalam bahasa Indonesia biasa disebut sebagai domain publik, domain umum ataupun ranah publik terdiri dari pekerjaan kreatif dan
pengetahuan lainnya; tulisan, karya seni, musik, ilmu pengetahuan, penemuan, dan lain-lainnya; yang tidak ada seseorang atau suatu organisasibadan usaha
memiliki minat proprietari. Minat propietari biasanya dilakukan dengan sebuah hak cipta atau paten. Hasil karya dan penemuan yang ada dalam domain umum
dianggap sebagai bagian dari warisan budaya publik dan setiap orang dapat menggunakan mereka tanpa batasan tidak termasuk hukum yang menyangkut
keamanan, ekspor, dll.
51
“Tanda-tanda yang karena telah dikenal dan dipakai secara luas serta bebas dikalangan masyarakat tidak lagi cukup untuk dipakai sebagai tanda
pengenal bagi keperluan pribadi dari orang-orang tertentu. Misalnya disimpulkan di dalam kategori ini tanda lukisan mengenai “tengkorak manusia
dengan di bawahnya di taruhnya tulang bersilang”, yang secara umum dikenal dan juga dalam dunia internasional sebagai tanda bahaya racun. Kemudian juga
tidak dapat misalnya dipakai merek suatu lukisan tentang “tangan yang dikepal dan ibu jari ke atas”, yang umum dikenal sebagai suatu tanda pujian atau
H. OK. Saidin juga memberikan penjelasan mengenai public domain atau kepemilikan publik yakni:
51
“Domain Publik”, sebagaimana dimuat dalam https:id.m.wikipedia.orgwikiDomain_publik
,yang diakses pada tanggal 1 Januari 2016 pukul 09:28 wib
Universitas Sumatera Utara
“jempol”. Kemudian juga dapat dianggap sebagai milik umum misalnya perkataan “Pancasila” dan sebagainya”.
52
Merek dari kata publicataupun genericartinya tidak ada terminology alternatif yang secara umum digunakan untuk secara fungsional
mengomunikasikan produk. Merek dari kata generic misalnya, kata kopicoffee untuk produk kopi, gulasugar untuk produk gula, berasrice untuk produk beras,
rotibread untuk produk roti. Lazimnya, produsen menggunakan kata umum yang bersifat deskriptif untuk menjelaskan genus produk.
Hak cipta dirancang untuk mempromosikan pengembangan seni dan ilmu pengetahuan dengan memberikan bantuan finansial kepada sang pencipta karya.
Tetapi hasil karya yang dilepas ke domain umum hanya ada begitu saja. Masyarakat umum memiliki hak untuk menggunakannya tanpa beban finansial
atau sosial. Ketika hak cipta atau batasan lainnya mencapai batas kadaluwarsa, hasil karya dilepas ke domain umum.
53
Selanjutnya mengenai merek yang mengandung unsur telah menjadi milik umum, yang mana bentuk merek berupa tanda yang telah menjadi milik umum
sehingga akan membingungkan masyarakat apabila tanda tersebut adalah merek.
54
Salah satu contoh merek seperti ini adalah tanda tengkorak di atas dua tulang yang bersilang, yang secara umum telah diketahui sebagai tanda bahaya.
52
OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013, hal. 350
53
Rahmi Jened, Hukum Merek Dalam Era Global Integrasi Ekonomi, Jakarta: Prenadamedia Group, 2015, hal. 66
54
Gatot Supramono, Menyelesaikan Sengketa Merek Menurut Hukum Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, hal. 21
Universitas Sumatera Utara
Tanda seperti itu adalah tanda yang bersifat umum dan telah menjadi milik umum. Oleh karena itu, tanda itu tidak dapat digunakan sebagai merek.
55
B. Sejarah Perlindungan Public Domain