PENGUJIAN SELULOSA MIKROKRISTALIN DAN PRODUK

44

3.6 PENGUJIAN SELULOSA MIKROKRISTALIN DAN PRODUK

LATEKS KARET ALAM 3.6.1 ANALISA KANDUNGAN AMILUM PADA SELULOSA MIKROKRISTALIN Sampel yang akan dianalisa kandungan amilumnya adalah Selulosa Mikrokristalin. Tujuan dilakukan analisa ini adalah untuk menguji bahan yang dihasilkan dari proses hidrolisis berupa Selulosa Mikrokristalin atau glukosaamilum. Analisa kandungan amilum pada Selulosa Mikrokristalin dilakukan di laboratiorium lateks, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

3.6.2 ANALISA X-RAY DIFFRACTION XRD

Sampel yang akan dianalisa dengan X-Ray Diffraction XRD yaitu berupa: 1. tepung kulit singkong 2. Selulosa Mikrokristalin dari tepung kulit singkong Tujuan dilakukan analisa ini adalah untuk melihat perbandingan derajat kekristalan dari tepung kulit singkong dan Selulosa Mikrokristalin dari tepung kulit singkong. Analisa X-Ray Diffraction XRD dilakukan di Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju PSTBM – BATAN, Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang Selatan.

3.6.3 UJI KEKUATAN TARIK TENSILE STRENGTH DENGAN ASTM D 412

Kekuatan tarik adalah salah satu sifat dasar dari bahan produk lateks karet alam yang terpenting dan sering digunakan untuk karakteristik suatu bahan produk lateks karet alam. Kekuatan tarik suatu bahan didefenisikan sebagai besarnya beban maksimum F maks yang digunakan untuk memutuskan spesimennya bahan dibagi dengan luas penampang awal Ao. Universitas Sumatera Utara 45 Gambar 3.10 Sketsa Spesimen Uji Tarik ASTM D 412 Produk lateks karet alam dipilih dan dipotong membentuk spesimen untuk pengujian kekuatan tarik uji tarik sesuai dengan standar ASTM D 412. Pengujian kekuatan tarik dilakukan dengan tensometer terhadap tiap spesimen. Tensometer terlebih dahulu dikondisikan pada beban 100 kgf dengan kecepatan 500 mmmenit, kemudian dijepit kuat dengan penjepit yang ada dialat. Mesin dihidupkan dan spesimen akan tertarik ke atas spesimen diamati sampai putus, dicatat tegangan maksimum dan regangannya.

3.6.4 UJI DENSITAS SAMBUNG SILANG CROSSLINK DENSITY DENGAN ASTM D 471

Swelling merupakan sifat non-mekanis, tetapi secara luas digunakan untuk mengkarakterisasi material elastomer. Uji swelling index dan kerapatan sambung silang crosslink density dilakukan sebagai berikut. Produk lateks karet alam dipotong sedemikian rupa hingga massanya mencapai 0,2 gram. Uji kerapatan sambung silang crosslink density dihitung dengan menggunakan persamaan Flory- Rehner seperti persamaan 3.1 berikut ini [42]. 2 1 ln 2 1 1 3 1 2 r r r r r s c v v v v v v M v         ..........................................3.1                      1 1 u u s s r r W W W v   …………………...................................3.2 v = densitas sambung silang Universitas Sumatera Utara 46 M c = berat molekul V r = fraksi volum dari karet  = parameter interaksi antara jaringan karet dengan pelarut = 0,393 ρ r = densitas karet = 0,913 grcm 3 ρ s = densitas pelarut = 0,856 grcm 3 W s = berat karet yang membengkak W u = berat karet yang tidak membengkak .

3.6.5 KARAKTERISTIK FOURIER TRANSFORM INFRA-RED FTIR

Sampel yang akan dianalisa dengan Fourier Transform Infra-Red FTIR yaitu berupa : 1. bahan penyerasi alkanolamida 2. Selulosa Mikrokristalin dari tepung kulit singkong 3. larutan dispersi Selulosa Mikrokristalin dan alkanolamida 4. produk lateks karet alam tanpa pengisi Selulosa Mikrokristalin dan tanpa bahan penyerasi alkanolamida 5. produk lateks karet alam dengan penambahan penyerasi alkanolamida dan pengisi Selulosa Mikrokristalin Tujuan dilakukan analisa ini adalah untuk melihat apakah ada atau tidak terbentuknya gugus amida dalam bahan penyerasi alkanolamida dan gugus baru dalam produk lateks karet alam dengan tambahan pengisi Selulosa Mikrokristalin dan bahan penyerasi alkanolamida. Analisa Fourier Transform Infra-Red FTIR dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, Medan.

3.6.6 KARAKTERISASI SCANNING ELECTRON MICROSCOPE SEM

Sampel yang akan dianalisa dengan Scanning Electron Microscope SEM yaitu berupa : 1. Selulosa Mikrokristalin dari tepung kulit singkong Universitas Sumatera Utara 47 2. produk lateks karet alam tanpa pengisi Selulosa Mikrokristalin dan tanpa bahan penyerasi alkanolamida 3. produk lateks karet alam dengan pengisi tepung Selulosa Mikrokristalin tanpa bahan penyerasi alkanolamida 4. produk lateks karet alam dengan pengisi tepung Selulosa Mikrokristalin dan bahan penyerasi alkanolamida Tujuan dilakukan analisa ini adalah untuk melihat morfologi Selulosa Mikrokristalin, morfologi penyebaran pengisi dalam matriks lateks karet alam dengan dan tanpa penambahan bahan penyerasi alkanolamida. Analisa Scanning Electron Microscope SEM dilakukan di Laboratorium Scanning Electron Microscope SEM, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung. Universitas Sumatera Utara 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 KARAKTERISASI SELULOSA MIKROKRISTALIN DARI TEPUNG

KULIT SINGKONG Bahan yang diperoleh dari hasil hidrolisis asam klorida pada hidrolisis α- selulosa dari tepung kulit singkong dikarakterisasi untuk membuktikan bahwa bahan tersebut merupakan selulosa mikrokristalin. Berikut ini merupakan pembahasan hasil analisa dan karakterisasi dari bahan yang diperoleh. 4.1.1 ANALISA SIFAT FISIKA DAN SIFAT KIMIA SELULOSA MIKROKRISTALIN DARI TEPUNG KULIT SINGKONG Selulosa mikrokristalin diperoleh dari hasil hidrolisis α-selulosa dari tepung kulit singkong dengan menggunakan asam klorida 1,5 N. Selulosa mikrokristalin yang diperoleh dianalisa sifat fisika dan sifat kimianya menurut standar United States pharmacopeia USP XXI. Pemeriksaan selulosa mikrokristalin meliputi bentuk, warna, kelarutan dalam air, analisa pH dan analisa kandungan amilum. Berikut ini merupakan hasil pemeriksaan sifat fisika dan sifat kimia dari selulosa mikrokristalin yang diperoleh. Tabel 4.1 Hasil Pemerikasaan Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Pemeriksaan Persyaratan Hasil Pemeriksaan Pemeriksaan: - Bentuk - Warna Serbuk halus Putih Serbuk dengan ukuran11µm – 54 µm Putih kekuningan Kelarutan dalam air Tidak larut Tidak larut pH 5,5 – 7 7 Kandungan amilum Tidak bereaksi dengan iodium Tidak Bereaksi Pada proses hidrolisis, bagian amorf dari selulosa yang bersifat reaktif akan terhidrolisis sehingga menurunkan derajat polimerisasi dari selulosa tersebut yang kemudian mengarah ke pembentukan oligosakarida dan pada akhirnya dapat menjadi D-glukosa [53]. Patiamilum adalah polimer glukosa yang mempunyai 2 macam Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Suhu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Penyerasi Alkanolamida

3 50 110

Pengaruh Suhu Vulkanisasi dan Pembebanan Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong dengan Penambahan Alkanolamida sebagai Bahan Penyerasi Alkanolamida pada Pembuatan Film Lateks Karet Alam

1 24 127

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 23

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 2

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 6

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 17

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 1 7

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 15

Pengaruh Suhu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Penyerasi Alkanolamida

0 0 6

Pengaruh Suhu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Penyerasi Alkanolamida

0 0 25