54
4.2 KARAKTERISTIK FOURIER TRANSFORM INFRA RED FTIR BAHAN PENYERASI ALKANOLAMIDA
Karakterisasi Fourier Transform Infra Red FTIR bahan penyerasi alkanolamida dilakukan untuk mengidentifikasi gugus fungsi dari senyawa
alkanolamida. Karakteristik FTIR dari bahan penyerasi alkanolamida dapat dilihat pada Gambar 4.4 di bawah ini.
Keterangan analisa gugus fungsi [55] : -
3456,44 cm
-1
: regang alkohol O –H
- 2924,09 cm
-1
: regang aldehid C –H
- 2854,65 cm
-1
: regang aldehid C –H
- 1627,92 cm
-1
: regang amida C=O -
1458,18 cm
-1
: regang aldehid C –H
- 1357,89 cm
-1
: regang amina C –N
- 1049,28 cm
-1
: regang alkohol C –O
Gambar 4.5 Karakteristik FTIR Bahan Penyerasi Alkanolamida Dari hasil FTIR senyawa alkanolamida dapat dilihat munculnya puncak
serapan pada bilangan gelombang 3456,44 cm
-1
yang menunjukkan keberadaan gugus OH. Disamping itu, terdapat munculnya puncak serapan pada bilangan
gelombang 1049,28 cm
-1
yang merupakan keberadaan gugus C –O dari C–OH
alkohol primer. Adanya puncak serapan pada bilangan gelombang 2924,09 cm
-1
hingga 2854,65 cm
-1
yang didukung dengan munculnya puncak serapan pada bilangan gelombang 1458,18 cm
-1
menunjukkan adanya keberadaan gugus C –H sp
3
.
3456,44 2924,09
2854,65
1627,92 1357,89
1049,28 1458,18
Universitas Sumatera Utara
55 Adanya keberadaan gugus C
–N amina ditunjukkan oleh munculnya puncak serapan pada bilangan gelombang 1357,89 cm
-1
. Selain itu, puncak serapan pada daerah bilangan gelombang 1627,92 cm
-1
merupakan ciri khas keberadaan gugus C=O karbonil dari gugus amida [58]. Hasil spektrum FTIR jelas menunjukkan
terbentuknya gugus-gugus senyawa alkanolamida.
4.3 KARAKTERISTIK FTIR FOURIER TRANSFORM INFRA RED
DISPERSI SELULOSA MIKROKRISTALIN DAN ALKANOLAMIDA Karakterisasi FTIR Fourier Transform Infra Red dispersi selulosa
mikrokristalin dan alkanolamida dilakukan untuk mengidentifikasi gugus fungsi dari dispersi selulosa mikrokristalin dan alkanolamida. Karakteristik FTIR dari dispersi
selulosa mikrokristalin dan alkanolamida dapat dilihat pada Gambar 4.5 di bawah ini.
Keterangan analisa gugus fungsi [55] : -
3425,14 cm
-1
: regang alkohol O –H
- 2850,23 cm
-1
: regang alkana C –H
- 2341,26 cm
-1
: regang alkohol O –H
- 1652,85 cm
-1
: regang amida C=O -
1032,62 cm
-1
: regang eter C –O
Gambar 4.6 Karakteristik FTIR Dispersi Selulosa Mikrokristalin dan Alkanolamida Dari hasil analisa FTIR dispersi selulosa mikrokristalin dan alkanolamida
menunjukkan bahwa terdapat perubahan pada gugus fungsi selulosa mikrokristalin
2341,26 3425,14
1032,62 2850,23
1652,85
Universitas Sumatera Utara
56 dan alkanolamida. Dapat dilihat pada FTIR dispersi selulosa mikrokristalin dan
alkanolamida, terdapat puncak serapan pada bilangan gelombang 2341,26 yang menunjukkan keberadaan gugus hidrogen OH yang semakin berkurang. Hal ini
disebabkan terjadi interaksi antara gugus alkohol O-H dalam alkanolamida dengan gugus hidroksi O-H pada selulosa mikrokristalin. Munculnya puncak serapan pada
dispersi Selulosa Mikrokristalin dengan bilangan gelombang 2850,23 cm
-1
dan 1652,85 cm
-1
yang merupakan gugus alkana C-H dari selulosa dan gugus amida C- O dari alkanolamida yang menunjukkan bahwa telah terjadi ikatan antara selulosa
dengan alkanolamida Munculnya gugus eter C-O pada bilangan gelombang 1032,62 cm
-1
pada dispersi selulosa mikrokristalin dan alkanolamida menunjukkan bahwa selulosa mikrokristalin telah terdispersi dan dimodifikasi oleh alkanolamida.
a b
c Gambar 4.7 Struktur Senyawa Kimia : a Alkanolamida, b Selulosa Mikrokristalin
c Interaksi Antara Alkanolamida Dengan Selulosa Mikrokristalin [59] Alkanolamida
Selulosa Mikrokristalin
Alkanolamida Selulosa Mikrokristalin
Universitas Sumatera Utara
57
4.4 PENGARUH