PEMBUATAN SENYAWA LATEKS KARET ALAM

11 Tabel 2.4 Spesifikasi Mutu Lateks Pekat ASTM D 1076 dan ISO 2004 [28] : No. Parameter ASTM D 1076 ISO 2004 HA LA HA LA 1. Kandungan padatan total TSC min 61,5 61,5 61,5 61,5 2. Kandungan karet kering DRC min 60,0 60,0 60,0 60,0 3. Kandungan non karet maks 2,0 2,0 2,0 2,0 4. Kadar amoniak min 1,6 1,0 1,0 0,8 5. Waktu kemantapan mekanis min detik 650 650 540 540 6. Bilangan KOH maks 0,8 0,8 1,0 1,0 7. Asam lemak eteris ALE maks - - 0,2 0,2 8. Tembaga maks ppm 8 8 8 8 9. Mangan maks ppm 8 8 8 8

2.5 PEMBUATAN SENYAWA LATEKS KARET ALAM

Bahan pembuatan formulasikompon karet alam, memiliki beberapa pilihan bahan kimia tambahan untuk meningkatkan kualitas vulkanisat produk karet alam. Bahan kimia tersebut memberikan sifat mekanik yang spesifik terhadap vulkanisat produk karet yang akan dibentuk. Bahan kimia yang biasa ditambahkan dalam proses pembuatan kompon dari karet alam adalah bahan vulkanisasi sulfur atau non-sulfur, bahan pengaktivasi, bahan pencepat, bahan pengisi, dan bahan pelindung [29].

2.5.1 BAHAN VULKANISASI

Vulkanisasi adalah suatu proses dimana molekul karet yang linier mengalami reaksi sambung silang sulfur sulfur-crosslinking sehingga menjadi molekul polimer yang membentuk rangkaian tiga dimensi. Reaksi ini merubah karet yang bersifat plastis lembut dan lemah menjadi karet yang elastis, keras dan kuat[30]. Orang pertama yang berjasa dalam menemukan vulkanisasi belerang di tahun 1839 adalah Charles Goodyear dan mengembangkan banyak aplikasi baru di industri karet. Prinsip prinsip perubahan akibat vulkanisasi adalah sebagai berikut karet dikonversi dari bahan yang bersifat plastis dengan kekuatan strength yang sangat rendah menjadi bahan yang elastis dengan kekuatan dan kepegasan resilience yang baik, terjadi perubahan sifat-sifat fisik karet seperti tensile strength sesuai dengan Universitas Sumatera Utara 12 vulkanisasi, Sifat-sifat fisik vulkanisat lebih tahan pada interval temperatur dibandingkan dengan sebelum divulkanisasi, dan polimer-polimer yang berikatan silang crosslinked polymer, vulcanizate mengembang di dalam larutan yang secara normal dapat melarutkan polimer-polimer yang tidak berikatan silang uncrosslinked polymer. Prinsip-prinsip perubahan akibat vulkanisasi juga dijelaskan bahwa cincin panjang dari molekul-molekul karet menjadi berikatan silang akibat beraksi dengan vulcanizing agent membentuk struktur tiga dimensi. Reaksi ini membuat karet berubah menjadi lunak, bahan seperti plastik lemah weak plastic-like material ke suatu produk elastik kuat, dan karet kehilangan tackiness, dan menjadi tidak larut dalam pelarut dan lebih tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh panas, cahaya, dan proses aging [31]. a Sebelum vulkanisasi b Sesudah vulkanisasi Gambar 2.4 Struktur karet sebelum dan sesudah vulkanisasi [32] Universitas Sumatera Utara 13

2.5.2 BAHAN PEMERCEPAT ACCELERATOR

Bahan pencepat seringkali ditambahkan ke dalam pembuatan kompon karet untuk meningkatkan laju sehingga mempersingkat waktu reaksi vulkanisasi molekul karet. Secara umum bahan pencepat kompon karet dibedakan menjadi bahan pencepat primer dan sekunderultra. Kelompok bahan pencepat primer diwakili oleh guanidine dan aldehydeamine. Bahan pencepat ultra misalnya benzothiazole, thiuram disulfide, dan garam dari asam-asam thio thio urea. Rasio antara bahan pencepat dengan sulfur sebagai bahan pembentuk ikatan silang sangat berpengaruh terhadap sistem vulkanisasi dan derajat ikatan silang yang terbentuk dalam molekulmolekul polimer. ZDEC Zinc diethyl dithiocarbamat juga termasuk bahan pencepat ultra dari kelas dithiocarbamate . ZDEC umumnya digunakan untuk lateks. Dekomposisi termal ZDEC tidak membentuk sulfur bebas aktif. Berdasarkan pada hasil reaksi dekomposisi termal kedua bahan pencepat tersebut, maka penambahannya dalam sintesis coklat akan berpengaruh terhadap mutu coklat terutama kadar sulfur bebasnya [33].

2.5.3 BAHAN ANTIOKSIDAN ANTIOXIDANT

Bahan penangkal oksidasi Antioxidant adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya proses oksidasi reaksi dengan oksigen pada produk karet alam. Bahan antioksidan dapat menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan sifat oksidatif pada barang jadi karet [27].

2.5.4 BAHAN PENYERASI COMPATIBILIZER

Penggunaan compatibilizer pada komposit plastik dapat meningkatkan sifat adhesi antarmuka antara partikel filler hidrofilik dengan matriks polimer secara umum hidrofobik dan dispersi dalam matrik. Pemilihan compatibilizer yang efektif adalah sangat penting untuk meningkatkan sifat fisik komposit polimer tersebut . Universitas Sumatera Utara 14 Selain itu penambahan compatibilizer dapat mengurangi kerusakan akibat pengaruh oksidasi yang mengakibatkan pemutusan rantai-rantai polimer. Compatibilizer yang umum digunakan untuk campuran karet alam adalah silane dan trans-polyoctenylene rubber atau TOR [35]. Pengolahan kimia dilakukan dengan merubah permukaan pengisi atau matriks dengan menggunakan bahan kimia tertentu. Umumnya perubahan permukaan pengisi dilakukan dengan penambahan bahan penggandeng sedangkan perubahan matriks dilakukan dengan menggunakan bahan penyerasi. Bahan penggandeng atau bahan penyerasi yang digunakan harus serasi atau dapat bereaksi dengan senyawa-senyawa kimia yang terdapat pada permukaan pengisi atau matriks. Bahan penyerasi adalah bahan kimia yang mempunyai satu segmen kimia untuk menyambungkan satu polimer dan segmen kimia yang kedua dengan polimer yang lain dengan cara membentuk ikatan kovalen antara dua fasa. Penggunaan bahan penyerasi akan mengurangi kedua fasa polimer terpisah dengan cara meningkatkan pelekatan antar muka antara kedua fasa. Umumnya bahan penyerasi merupakan kopolimer blok atau cangkok yang terdiri dari segmen berlainan dengan cara kimia akan serasi dengan fasa matriks polimer yang digunakan. Secara umum fungsi bahan penyerasi adalah untuk [35] : a. Mengurangi tegangan antar muka peleburan polimer dengan memberikan pengemulsian dan seterusnya menyebarkan satu fasa ke dalam fasa yang lain b. Menambah pelekatan antar muka c. Menstabilkan fasa tersebar sewaktu pemprosesan.

2.5.5 BAHAN PENSTABIL STABILIZER

KOH dan Ammonium Casseinate berfungsi sebagai stabilisator atau Stabilizers, merupakan bahan pemantappenstabil yang ditambahkan ke dalam lateks Universitas Sumatera Utara 15 agar partikel lateks tetap stabil dengan adanya penambahan bahan-bahan kimia yang lain [36].

2.5.6 BAHAN PENGAKTIF ACTIVATOR

Bahan pengaktif adalah bahan yang dapat meningkatkan kerja dari bahan pemercepat. Umumnya bahan pemercepat tidak dapat bekerja baik tanpa bahan pengaktif. Bahan pengaktif yang bisa digunakan adalah ZnO, asam stearat, PbO, MgO dan sebagainya. Campuran bahan pengaktif, bahan pemercepat dan belerang S disebut sistem vulkanisasi dari kompon vulcanising system of the coumpond [37].

2.5.7 BAHAN PENGISI FILLER

Bahan pengisi pada umumnya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu carbon black dan bahan pengisi non-black atau biasa disebut pengisi berwarna. Setiap bahan pengisi, baik yang black atau non-black memiliki derajat keaktifan tersendiri. Klasifikasi bahan pengisi filler berdasarkan fungsinya dibagi menjadi dua jenis, yaitu: 1. Reinforcing filler, yaitu filler yang tidak hanya berfungsi sebagai bahan pengisi tetapi juga akan berpengaruh terhadap sifat-sifat fisis karet dan akan menambah kekuatan tarik, daya tahan terhadap gesekan. Contohnya: carbon black, magnesium karbonat, ZnO. 2. Inert filler, yaitu filler yang hanya berfungsi sebagai penambah volume saja. Contohnya : CaCO 3 , kaolin, BaSO 4 . Berdasarkan keaktifannya, bahan pengisi filler dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan bahan pengisi filler aktif bahan pengisi penguat dan golongan bahan pengisi filler tidak aktif. Selain itu, penambahan bahan pengisi filler tidak aktif hanya akan menambah kekerasan dan kekakuan pada produk karetnya, sedangkan kekuatan dan sifat lainnya akan berkurang. Universitas Sumatera Utara 16 Harga bahan pengisi filler tidak aktif lebih murah jika dibandingkan dengan bahan pengisi filler aktif, sehingga bahan pengisi filler tidak aktif digunakan dalam kuantitas yang lebih kecil terutama untuk menekan harga produk karet yang dihasilkan. Bahan pengisi filler yang baik adalah bahan pengisi yang bersifat inert terhadap komponen lain, tidak mudah terbakar, dan memiliki luas permukaan spesifik yang luas. Pada umumnya, bahan pengisi filler yang digunakan terdiri dari setidaknya campuran dua komponen. Kemampuan filler untuk memperbaiki sifat vulkanisat dipengaruhi oleh tipe elastomer, sifat alami filler, dan jumlah filler yang digunakan [38].

2.6 PROSES PENCELUPAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Suhu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Penyerasi Alkanolamida

3 50 110

Pengaruh Suhu Vulkanisasi dan Pembebanan Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong dengan Penambahan Alkanolamida sebagai Bahan Penyerasi Alkanolamida pada Pembuatan Film Lateks Karet Alam

1 24 127

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 23

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 2

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 6

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 17

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 1 7

Pengaruh Waktu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Selulosa Mikrokristalin dari Tepung Kulit Singkong Dengan Penambahan Penyerasi Alkanolamida

0 0 15

Pengaruh Suhu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Penyerasi Alkanolamida

0 0 6

Pengaruh Suhu Vulkanisasi Pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam Berpengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Penyerasi Alkanolamida

0 0 25