positif terhadap senyawa flavonoid dengan pemeriksaan kandungan senyawa isolat.
4.6 Hasil Penafsiran Spektrum UV dengan Pereaksi Geser
Isolat dilarutkan dalam pelarut metanol, kemudian dimasukkan ke dalam kuvet yang telah dibilas dengan larutan sampel. Absorbansi larutan sampel diukur
pada panjang gelombang 200-400 nm. Hasil spektrum isolat dalam metanol dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah
ini.
Gambar 4.1 Spektrum dalam metanol Tabel 4.3 Hasil spektrum dalam metanol
Pita Panjang gelombang absorpsi maksimum spektrum isolat dalam metanol
λnm absorbsi
I 350,0
0,2192 II
257,5 0,3057
Universitas Sumatera Utara
Hasil penafsiran spektrum UV pada isolat dalam metanol memberikan pita dengan panjang gelombang maksimum yaitu pada 350,0 Pita I dan 257,5 Pita
II. Hal ini sesuai untuk senyawa flavonoida golongan flavon yang panjang gelombang absorbsi maksimumnya adalah pada 310-350 nm Pita I dan 250-280
nm Pita II, dengan demikian senyawa flavonoida tersebut diduga adalah golongan flavon.
Hasil spektrum isolat dalam metanol ditambah NaOH dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini.
Gambar 4.2 Spektrum dalam metanol ditambah NaOH Tabel 4.4 Hasil spektrum dalam metanol ditambah NaOH
Pita Panjang gelombang absorbsi
maksimum spektrum dalam methanol
Panjang gelombang absorbsi maksimum spektrum dalam metanol
ditambah NaOH λ nm
Absorbansi λ nm
absorbansi I
350,0 0,2192
321,0 0,1545
II 257,5
0,3057 273,0
0,2505
Universitas Sumatera Utara
Pada spektrum isolat dengan penambahan NaOH terjadi pergeseran hipsokromik sebesar 29 nm pada pita I dibandingkan spektrum isolat dalam
metanol, apabila pada spektrum dengan penambahan NaOH terdapat pita pada 320-335 nm menunjukkan gugus hidroksi pada C-7. Pada hasil spektrum terdapat
pita dengan panjang gelombang maksimum pada 321,0 nm menunjukkan adanya gugus hidroksi pada atom C nomor 7.
Hasil spektrum isolat dalam metanol ditambah NaOH setelah 5 menit dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini.
Gambar 4.3 Spektrum dalam metanol ditambah NaOH setelah 5 menit Tabel 4.5 Hasil spektrum dalam metanol ditambah NaOH setelah 5 menit
Pita Panjang gelombang absorbsi
maksimum spektrum dalam metanol
Panjang gelombang absorbsi maksimum spektrum dalam metanol
ditambah NaOH setelah 5 menit λ nm
absorbansi λ nm
absorbansi I
350,0 0,2192
272,5 0,2555
II 257,5
0,3057 238,0
0,2323
Universitas Sumatera Utara
Pada spektrum NaOH setelah 5 menit dibandingkan spektrum isolat dalam metanol terjadi pergeseran 77,5 nm dan kekuatan menurun terus, apabila kekuatan
menurun terus artinya terjadi penguraian menunjukkan adanya gugus hidroksi pada posisi 3, 4’. Dengan demikian senyawa flavon ini mempunyai gugus
hidroksi 3 dan 4’. Hasil spektrum dalam metanol ditambah AlCl
3
dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini.
Gambar 4.4 Spektrum dalam metanol ditambah AlCl Tabel 4.6 Hasil spektrum dalam metanol ditambah AlCl
3 3
Pita Panjang gelombang absorbsi
maksimum spektrum dalam metanol
Panjang gelombang absorbsi maksimum spektrum dalam
metanol ditambah AlCl
3
λ nm absorbansi
λ nm Absorbansi
I 350,0
0,2192 274,5
0,5596 II
257,5 0,3057
236,5 0,5017
Universitas Sumatera Utara
Hasil spektrum isolat setelah penambahan AlCl
3
terjadi pergeseran hipsokromik 76,5 nm dibandingkan spektrum isolat dalam metanol. Apabila
terjadi pergeseran batokromik 30-40 nm menunjukkan gugus hidroksi dengan posisi orto pada cincin B, maka berdasarkan hasil yang diperoleh diduga bahwa
gugus hidroksi pada cincin B tidak pada posisi orto. Apabila terjadi pergeseran batokromik 20-25 nm menunjukkan gugus hidroksi pada posisi orto di cincin A,
dengan demikian diduga bahwa gugus hidroksi pada cincin A juga bukan pada posisi orto.
Hasil spektrum AlCl
3
HCl dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini.
Gambar 4.5 Spektrum dalam metanol ditambah AlCl
3
HCl
Tabel 4.7 Hasil spektrum dalam metanol ditambah AlCl
3
HCl
Pita Panjang gelombang absorbsi
maksimum spektrum dalam metanol
Panjang gelombang absorbsi maksimum spektrum dalam
metanol ditambah AlCl
3
HCl λ nm
absorbansi λ nm
absorbansi I
350,0 0,2192
366,0 0,2897
II 257,5
0,3057 268,5
0,5232
Universitas Sumatera Utara
Pada spektrum isolat setelah penambahan AlCl
3
HCl terjadi pergeseran batokromik 16 nm. Apabila terjadi pergeseran batokromik dengan rentang 35-55
nm menunjukkan gugus hidroksi pada atom karbon nomor 5, dengan demikian senyawa flavon ini diduga tidak mempunyai gugus hidroksi pada atom C-5.
Hasil spektrum isolat dalam metanol ditambah natrium asetat dapat dilihat pada tabel 4.8.
Gambar 4.6 Spektrum dalam metanol ditambah natrium asetat Tabel 4.8 Hasil spektrum dalam metanol ditambah natrium asetat
Pita Panjang gelombang absorbsi
maksimum spektrum dalam metanol
Panjang gelombang absorbsi maksimum spektrum dalam
metanol ditambah natrium asetat λ nm
absorbansi λ nm
absorbansi I
350,0 0,2192
388,5 0,2350
II 257,5
0,3057 273,0
0,36647
Universitas Sumatera Utara
Pergeseran batokromik 15,5 nm pada pita II bila dibandingkan dengan spektrum isolat dalam metanol. Apabila terjadi batokromik pada pita II 5-20 nm
atau lebih menunjukkan adanya gugus 7- hidroksi, dengan demikian senyawa flavon diduga mempunyai gugus 7-hidroksi.
Hasil spektrum isolat dalam metanol ditambah natrium asetatasam borat dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini.
Gambar 4.7 Spektrum dalam metanol ditambah natrium asetatasam borat Tabel 4.9 Hasil spektrum dalam metanol ditambah natrium asetatasam borat
Pita Panjang gelombang absorbsi
maksimum spektrum dalam metanol
Panjang gelombang absorbsi maksimum spektrum dalam
metanol ditambah natrium asetatasam borat
λ nm absorbansi
λ nm absorbansi
I 350,0
0,2192 379,0
0,2870 II
257,5 0,3057
262,5 0,3781
Universitas Sumatera Utara
Pergeseran batokromik pada pita II sebesar 5 nm dibandingkan spektrum isolat dalam metanol. Pergeseran 12-36 nm menunjukkan gugus orto-hidroksi
pada cicin B, dengan demikian senyawa flavon ini diduga tidak memiliki gugus orto-hidroksi pada cincin B.
Penafsiran hasil spektrum di atas, menurut Markham 1988 menunjukkan flavonoid yang diperoleh diduga adalah golongan flavon yang mempunyai gugus
hidroksi pada 3, 4’ dan 7, dapat dilihat pada gambar 3.1.
Gambar 4.1 Senyawa flavon dengan gugus hidroksi pada 3, 4’ dan 7
4.7 Hasil Penafsiran Spektrum IR