menunjukkan adanya steroid jika timbul warna merah, pink atau ungu menunjukkan adanya triterpenoid Farnsworth, 1966.
3.7 Pembuatan Ekstrak
Pembuatan Pembuatan ekstrak dilakukan secara perkolasi menggunakan pelarut etanol.
Cara kerja : Sebanyak 550 g serbuk simplisia daun gaharu dibasahi dengan penyari dan
dibiarkan selama 3 jam, kemudian dimasukkan ke dalam alat perkolator. Lalu dituang larutan penyari etanol secukupnya sampai semua simplisia terendam dan
terdapat selapis cairan penyari di atasnya, mulut tabung perkolator ditutup dengan alumunium foil dan dibiarkan selama 24 jam, kemudian kran dibuka dan
dibiarkan tetesan perkolat mengalir dengan kecepatan 20 tetes per menit hingga tetesan perkolat jernih dan diperoleh ektrak yang diuapkan dengan vakum putar
pada temperatur tidak lebih dari 50 C sampai kental Ditjen POM, 1986.
3.8 Fraksinasi Cair-cair
Fraksinasi cair-cair masing-masing dengan pelarut n-heksana, kloroform dan etilasetat.
Cara kerja: Sebanyak 10 g ekstrak etanol ditambahkan 40 ml etanol, lalu dilarutkan
dengan air panas sebanyak 100 ml, lalu dimasukkan ke dalam corong pisah, difraksinasi dengan n-heksana sebanyak 100 ml, dilakukan tiga kali, diperoleh
fraksi n-heksana dan fraksi air. Fraksi air difraksinasi dengan kloroform sebanyak 100 ml, dilakukan tiga kali, diperoleh fraksi kloroform dan fraksi air. Fraksi air
Universitas Sumatera Utara
difraksinasi dengan etilasetat sebanyak 100 ml, dilakukan tiga kali, diperoleh fraksi etilasetat dan fraksi air. Fraksi n-heksana, fraksi kloroform, fraksi etilasetat
dan fraksi air masing-masing dipekatkan Rohman, 2009.
3.9 Analisis Fraksi Etilasetat secara KLT
Analisis dengan kromatografi lapis tipis KLT berguna untuk mendapatkan fase gerak yang terbaik. Fase gerak yang terbaik adalah fase gerak
yang dapat menghasilkan bercak paling banyak yang digunakan untuk fase gerak pada kromatografi kolom. Terhadap fraksi etilasetat dilakukan analisis secara
KLT menggunakan fase diam silika gel F
254
Cara kerja: dan fase gerak campuran n-
heksana:etilasetat dengan perbandingan 100:0, 90:10, 80:20, 70:30, 60:40, 50:50, 40;60, 30:70, 20:80, 10:90, 0:100 diamati dengan visual,
sinar UV 254 nm dan 366 nm.
Fraksi etilasetat dilarutkan dalam metanol, ditotolkan pada plat lapis tipis, kemudian dimasukan ke dalam chamber yang telah jenuh dengan uap fase gerak.
Pengembangan selesai, lalu plat dikeluarkan dan dikeringkan, plat diamati dengan visual, sinar UV 254 nm dan 366 nm. Amati warna yang terbentuk dan dihitung
harga Rf dari semua bercak. Fase gerak yang menghasilkan noda bercak paling banyak adalah fase gerak yang terbaik Gritter, et al., 1991. Hasil analisis KLT
fraksi etilasetat dapat dilihat pada Lampiran 5, halaman 57.
3.10 Pemisahan Fraksi Etilasetat dengan Kromatografi Kolom