Latar Belakang Pengemasan telah berkembang sejak lama, sebelum manusia membuat kemasan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pengemasan telah berkembang sejak lama, sebelum manusia membuat kemasan

alam sendiri telah menyajikan kemasan misalnya jagung terbungkus daun atau yang disebut selundang, buah – buahan terbungkus kulitnya. Fungsi dari pengemasan pada bahan pangan adalah mencegah atau mengurangi kerusakan. Dengan adanya persyaratan bahwa kemasan yang digunakan harus ramah lingkungan maka penggunaan edible film adalah suatu yang sangat menjanjikan, baik yang terbuat dari lipida, karbohidrat, protein maupun campuran ketiganya. Edible film sangat potensial digunakan sebagai pembungkus dan pelapis produk – produk pangan industri pertanian segar. Salah satu fungsi utama dari edible film adalah kemampuan mereka dalam peranannya sebagai penghalang, baik gas, minyak, atau yang lebih utama air. Kadar air makanan merupakan titik penting untuk menjaga kesegaran, mengontrol pertumbuhan mikroba, dan tektur yang baik, edible film dapat mengontrol AWwater activity melalui pelepasan atau penerimaan air Hui,2006. Salah satu faktor utama pembentukan edible film ialah jenis dan konsentrasi dari plastisizer yang akanberpengaruh terhadap kelarutan dari film berbasispati. Semakinbanyak penggunaanplasticizer makaakan meningkatkan kelarutan. Begitu pula denganpenggunaan plasticizer yang bersifat hidrofilik jugaakan meningkatkankelarutannya dalam air. Gliserolmemberikan kelarutan yang lebih tinggidibandingkan sorbitol pada edible berbasis pati Bourtoom, 2007. Nanas Ananas comosus L Merr adalah buah yang memiliki mata yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat tumbuh subur didaerah beriklim tropis seperti di Indonesia dengan masa panen relatif singkat, yaitu antara 2 sampai 3 kali setahun. Tumbuhan ini termasuk dalam familia nanas-nanasan Famili BromeliaceaePrahasta dkk, 2009. Universitas Sumatera Utara Oleh karena sifat kitosan sangat banyak dan meluas khususnya dibidang pertanian dan pangan kitin dan kitosan digunakan antara lain untuk pencampuran ransum pakan ternak, antimikrob, antijamur serat bahan pangan, penstabilisasi pembentuk gel, pembentuk tekstur, pengental, pengemulsi produk olahan pangan, pembawa zat aditif makanan karena kegunaan kitosan yang bermanfaat pada bidang makanan, kitosan dapat ditambahkan kebahan untuk pembentukan edible film sebagai antimikroba Sugita, 2009. Polisakarida seperti pati dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan edible film. Pati sering digunakan dalam industri pangan sebagai biodegradable film untuk menggantikan polimer plastik karena ekonomis, dapat diperbaharui, dan memberikan karakteristik fisik yang baik Bourtoom,2007. Pati juga produk turunannya merupakan bahan yang multiguna dan banyak digunakan pada berbagai industri antara lain pada minuman, makanan yang diproses, kertas, makanan ternak, farmasi, dan bahan kimia serta industri non-pangan seperti tekstil, detergen, kemasan, dan sebagainya. Kegunaan pati dan turunannya pada industri minuman dan memiliki persentase yang paling besar yaitu 29 industri makanan, yang diproses dan di industri kertas masing – masing sebanyak 28, industri farmasi dan bahan kimia 10, industri non-pangan 4 dan makanan ternak sebanyak 1. Menurut Sumariah 2014 yang berjudul “Karakterisasi Edible Film Dari Ekstrak Kulit Manggis Garcinia mangostana L dengan Penambahan Tepung Tapioka, Kitosan Dan Gliserin Sebagai Pemlastis“ menghasilkan kandungan gizi yang dihasilkan dari edible film yang terbaik adalah variasi 10 ml ekstrak kulit manggis, 30 ml air, 7 g tepung tapioka, 2 kitosan dan 2 ml gliserin menunjukkan hasil yang lebih baik karena mengandung nutrisi yang lebih banyak dengan kadar karbohidrat 69,69, kadar protein 3,45 , kadar lemak 3,4 , kadar abu 3,96 , kadar air 19,5 dan kadar β-karoten 76,0255 ppm. Menurut Jimmy 2013 yang berjudul “ Karakterisasi Edible Film Dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, Gliserin Dan Ekstrak Mangga Mangifera Indica L” menjelaskan bahwa edible film dengan menggunakan 6 g tepung Universitas Sumatera Utara tapioka, 80 ml aquades, 2 kitosan, 10 g ekstrak mangga, dan 2 g gliserin menunjukan hasil yang terbaik dengan ketebalan 0,248 mm, kuat tarik sebesar 0,2285 KgFmm 2 , kemuluran 48,91 dan hasil dari SEM terlihat permukaan film yang rata, rapat, dan berpori kecil. Menurut Isti Adzah Murni 2016 diperoleh hasil optimum 3 g dan hasil ini dijadikan variabel tetap untuk pembuatan edible film kembali dengan variasi gliserol 0,5 : 1 : 1,5 : 2 : 2,5 ml. Dan memiliki struktur permukaan yang semakin teratur dan kompatibel. Pada variasi gliserin edible film dengan penambahan 2,5 ml gliserin memberikan hasil yang terbaik dengan nilai yaitu 0,340 KgFmm 2 , 0,23 mm, 14,31 , memiliki permukaan yang semakin rata dan kompatibel. Pada penelitian ini, penulis ingin memanfaatkan ekstrak buah nanas Ananas comosus L Merrsebagai bahan pembuatan edible film dengan penambahan pati, kitosan dan gliserin yang akan diaplikasikan sebagai bahan pengemas makanan. Dimana edible film yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai bahan pengemas makanan agar dapat lansung dikonsumsi tanpa membuang plastiknya.

1.2. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Edible Film dari Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) dengan Penambahan Tepung Tapioka , Kitosan dan Gliserin Sebagai Pemlastis.

3 23 81

Pembuatan Edible Film dari Tepung Tapioka dengan Penambahan Ekstrak Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.), Kitosan, dan Gliserin Sebagai Pembungkus Dodol dan Sosis

0 1 13

Pembuatan Edible Film dari Tepung Tapioka dengan Penambahan Ekstrak Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.), Kitosan, dan Gliserin Sebagai Pembungkus Dodol dan Sosis

0 0 2

Karakterisasi Edible Film dari Tepung Tapioka, Kitosan dan Gliserin dengan Penambahan Ekstrak Buah Nanas (Ananas comosus (L) Merr) Sebagai Pembungkus Kue Lapis

0 0 14

Karakterisasi Edible Film dari Tepung Tapioka, Kitosan dan Gliserin dengan Penambahan Ekstrak Buah Nanas (Ananas comosus (L) Merr) Sebagai Pembungkus Kue Lapis

0 0 2

Karakterisasi Edible Film dari Tepung Tapioka, Kitosan dan Gliserin dengan Penambahan Ekstrak Buah Nanas (Ananas comosus (L) Merr) Sebagai Pembungkus Kue Lapis

0 0 5

Karakterisasi Edible Film dari Tepung Tapioka, Kitosan dan Gliserin dengan Penambahan Ekstrak Buah Nanas (Ananas comosus (L) Merr) Sebagai Pembungkus Kue Lapis

0 3 16

Karakterisasi Edible Film dari Tepung Tapioka, Kitosan dan Gliserin dengan Penambahan Ekstrak Buah Nanas (Ananas comosus (L) Merr) Sebagai Pembungkus Kue Lapis Chapter III V

0 1 18

Karakterisasi Edible Film dari Tepung Tapioka, Kitosan dan Gliserin dengan Penambahan Ekstrak Buah Nanas (Ananas comosus (L) Merr) Sebagai Pembungkus Kue Lapis

0 0 3

Karakterisasi Edible Film dari Tepung Tapioka, Kitosan dan Gliserin dengan Penambahan Ekstrak Buah Nanas (Ananas comosus (L) Merr) Sebagai Pembungkus Kue Lapis

0 0 14