Kitosan Kitosan adalah poli - 2 - amino - 2 - deoksi -

Gliserol, gliserin, atau 1,2,3-propanatriol adalah alkohol jenuh bervariasi tiga, alkohol primer, atau alkohol sekunder. Pada suhu kamar, berupa zat cair yang tidak berwarna,kental netral terhadap lakmus, rasanya manis. Dalam keadaan murni, mempunyai sifat higroskopis. Dapat bercampur dengan air tetapi tidak larut dalam karbon tetraklorida, kloroform, dietil eter, karbon disulfida, dan benzene Sumardjo, 2009

2.3.3. Kitosan Kitosan adalah poli - 2 - amino - 2 - deoksi -

β - 14 - D-glukopiranosa dengan rumus molekul C 6 H 11 NO 4 n yang dapat diperoleh dari deasetilasi kitin. Kitosan juga dijumpai secara alamiah dibeberapa organisme. Struktur polimer kitosan dapat dilihat pada gambar Gambar 2.5 di bawah ini. O NH 2 OH CH 2 OH O O O NH 2 OH CH 2 OH O n Gambar 2.5 Struktur polimer kitosanSugita, 2009 2.3.3.1.Sifat Fisika-Kimia pada Kitosan Kitosan merupakan padatan amorf yang berwarna putih kekuningan dengan rotasi spesifik [ ∝] D 11 -3 hingga -10 ̊ pada konsentrasi asam asetat 2. Kitosan larut pada kebanyakan larutan asam organik Tabel 2.1. pada pH sekitar 4,0 tetapi tidak larut pada pH lebih besar dari 6,5 juga tidak larut dalam pelarut air, alkohol, dan aseton. Dalam asam mineral pekat seperti HCl dan HNO 3 , kitosan larut pada konsentrasi 0,15-1,1, tetapi tidak larut pada konsentrasi 10. Kitosan tidak larut dalam H 2 SO 4 pada berbagai konsentrasi, sedangkan didalam H 3 PO 4 tidak larut pada konsentrasi 1 sementara pada konsentrasi 0,1 sedikit larut. Perlu untuk kita ketahui,bahwa kelarutan kitosan dipengaruhi oleh bobot molekul,derajat deasetilasi,dan rotasi spesifiknya yang beragam bergantung pada sumber dan metode isolasi serta transformasinya. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Kelarutan kitosan pada berbagai pelarut asam organik Konsentrasi asam organik Konsentrasi asam organik 10 50 50 Asam asetat + ± - Asam adipat - - - Asam sitrat + - - Asam format + + + Asam laktat + - - Asam maleat + - - Asam malonat + - - Asam oksalat + - - Keterangan : + larut; -tidak larut ; ±larut sebagian Sugita, 2009 2.4.Sifat - Sifat Edible Film Sifat fisik film meliputi sifat mekanik dan penghambatan. Sifat mekanik menunjukkan kemampuan kekutan film dalam menahan kerusakan bahan selama pengolahan, sedangkan sifat penghmabatan menunjukkan kemampuan film melindungi produk yang dikemas dengan menggunkan film tersebut. Beberapa sifat film meliputi kekutan renggang putus, ketebalan, pemanjangan, laju transmisi uap air dan kelarutan film : 1. Ketebalan edible film Ketebalan film merupakan sifat fisik yang dipengaruhi oleh konsentrasi padatan terlarut dalam larutan film. Ketebalan film akan mempengaruhi laju transmisi uap air, gas dan senyawa volatile. 2. Perpanjangan edible film atau elongasi Perpanjangan edible film atau elongasi merupakan kemampuan perpanjangan bahan saat diberikan gaya tarik. Nilai elongasi edible film menunjukkan kemampuan rentanganya. Safitri dkk, 2012 menyebutkan bahwa nilai persen perpanjangan edible film dikatakan baik jika nilainya lebih dari 50 dan dikatakan rendah jika nilainya kurang dari 10. Universitas Sumatera Utara 3. Peregangan edible film atau tensile strength Peregangan edible film merupakan kemampuan bahan dalam menahan tekanan yang diberikan saat bahan tersebut berada dalam reganggan maksimumnya. Kekuatan peregangan menggambarkan tekanan maksimum yang dapat diterima oleh bahan atau sampel. 4. Kelarutan film Persen kelarutan edible film adalah persen berat kering dari film yang terlarut setelah dicelupkan didalam air selama 24 jam. 5. Laju transmisi uap air Laju transmisi uap air merupakan jumlah uap air yang hilang per satuan waktu dibagi dengan luas area film. Oleh karena itu salah satu fungsi edible film adalah untuk menahan migrasi uap air maka permeabilitasnya terhadap uao air harus serendah mungkin Gontard,1993

2.5. Uji Tarik Kekuatan tarik adalah salah satu sifat dasar dari bahan polimer yang terpenting

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Edible Film dari Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) dengan Penambahan Tepung Tapioka , Kitosan dan Gliserin Sebagai Pemlastis.

3 23 81

Pembuatan Edible Film dari Tepung Tapioka dengan Penambahan Ekstrak Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.), Kitosan, dan Gliserin Sebagai Pembungkus Dodol dan Sosis

0 1 13

Pembuatan Edible Film dari Tepung Tapioka dengan Penambahan Ekstrak Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.), Kitosan, dan Gliserin Sebagai Pembungkus Dodol dan Sosis

0 0 2

Karakterisasi Edible Film dari Tepung Tapioka, Kitosan dan Gliserin dengan Penambahan Ekstrak Buah Nanas (Ananas comosus (L) Merr) Sebagai Pembungkus Kue Lapis

0 0 14

Karakterisasi Edible Film dari Tepung Tapioka, Kitosan dan Gliserin dengan Penambahan Ekstrak Buah Nanas (Ananas comosus (L) Merr) Sebagai Pembungkus Kue Lapis

0 0 2

Karakterisasi Edible Film dari Tepung Tapioka, Kitosan dan Gliserin dengan Penambahan Ekstrak Buah Nanas (Ananas comosus (L) Merr) Sebagai Pembungkus Kue Lapis

0 0 5

Karakterisasi Edible Film dari Tepung Tapioka, Kitosan dan Gliserin dengan Penambahan Ekstrak Buah Nanas (Ananas comosus (L) Merr) Sebagai Pembungkus Kue Lapis

0 3 16

Karakterisasi Edible Film dari Tepung Tapioka, Kitosan dan Gliserin dengan Penambahan Ekstrak Buah Nanas (Ananas comosus (L) Merr) Sebagai Pembungkus Kue Lapis Chapter III V

0 1 18

Karakterisasi Edible Film dari Tepung Tapioka, Kitosan dan Gliserin dengan Penambahan Ekstrak Buah Nanas (Ananas comosus (L) Merr) Sebagai Pembungkus Kue Lapis

0 0 3

Karakterisasi Edible Film dari Tepung Tapioka, Kitosan dan Gliserin dengan Penambahan Ekstrak Buah Nanas (Ananas comosus (L) Merr) Sebagai Pembungkus Kue Lapis

0 0 14