3.2.5.5. Penentuan Kadar Karbohidrat
Penentuan karbohidrat termasuk kadar serat secara by difference dihitung sebagai 100 dikurangi kadar air, kadar abu, kadar protein dan kadar lemak
winarno, 1992.
3.2.5.6. Penentuan Kadar Serat
Edible film dari ekstrak buah nanas ditimbang sebanyak 2 - 4 g kemudian dicuci dengan n - heksan sebanyak 3 kali untuk membersihkan dari lemak. Dikeringkan
dan dimasukkan kedalam gelas Erlenmeyer 500 ml. ditambahkan 50 ml larutan H
2
SO
4aq
1,25 , kemudian didihkan selama 30 menit dengan menggunakan pendingin tegak, ditambahkan 50 ml NaOH
9aq
3,32 dan didihkan lagi selama 30 menit. Dalam kedaan panas, saring dengan corong Buchner yang berisi kertas
saring whatmann yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya. Cuci endapan yang terdapat pada kertas saring berturut-turut dengan H
2
SO
4aq
1,25 panas, air panas, dan etanol 96 . angkat kertas saring, keringkan pada suhu 105
o
C didalam oven. Di dinginkan dan ditimbang hingga bobot tetap.
Kadar serat =
����� ����� ����� ������
� 100
3.2.6. Analisa FT-IR Fourier Transform Infra Red
Analisa FT-IR Fourier Transform Infra Red merupakan analisa terhadap interaksi senyawa-senyawa yang terkandung dalam edible film berupa uluran atau
lekukan gugus fungsi yang ditampilkan dalam bentuk spektrum gelombang. Dalam hal ini, dilihat spektrum interaksi gugus fungsi dari edible film hasil
campuran tepung tapioka dengan kitosan, Ekstrak buah nanas, dan gliserin berdasarkan sifat mekanik edible film yang optimal. Film hasil pencampuran
dijepit pada tempat sampel kemudian diletakkan pada alat ke arah sinar infrared. Hasilnya akan direkam kedalam berskala berupa aliran kurva bilangan gelombang
terhadap intensitas.
Universitas Sumatera Utara
3.2.7. Analisa SEM Scanning Electron Microscopy
SEM Scanning Electron Microscopy adalah yang dapat membentuk bayangan permukaan spesimen secara makroskopik. Berkas elektron dengan
diameter 5-10 nm diarahkan pada spesimen interaksi berkas elektron dengan spesimen menghasilkan beberapa fenomena yaitu hamburan balik berkas elektron,
Sinar X, elektron sekunder, absorbansi elektron. Dalam hal ini, dilihat permukaan dari pencampuran tepung tapioka
dengan ekstrak buah nanas, kitosan dan gliserin berdasarkan sifat mekanik edible film yang optimal.
3.2.8. Aplikasi Edible Film dengan Metode Standar Plate Count
Disiapkan 5 buah tabung reaksi yang masing - masing berisi 9 ml aquades steril. Selanjutnya ditimbang sebanyak 1 g sampel uji untuk dimasukkan kedalam tabung
reaksi pertama. Dari hasil homogenisasi antara 9 ml aquadest steril dengan 1 g sampel uji diperoleh faktor pengenceran dengan konsetrasi 10
-1
. Dari hasil pengenceran 10
-1
diambil sebanyak 1 ml untuk dimasukkan kedalam tabung ke-2. Hasill homogenisasi pada tabung kedua akan memperoleh faktor pengenceran
dengan konsentrasi 10
-2
begitu seterusnya hingga diperoleh faktor pengenceran 10
-5
. Diambil masing-masing sebanyak 0,1 ml dari pengenceran 10
-4
dan 10
-5
untuk diinokulasikan kedalam 2 cawan petri yang berbeda. Dituangkan media PCA Plate Count Agar pada kisaran suhu ±36
o
C kedalam cawan petri yang telah berisi 0,1 ml larutan dari hasil faktor pengenceran 10
-4
dan 10
-5
. Diinkubasi hasil TPC dengan metode cawan tuang tersebut pada suhu 34
o
C selama 1 x 24 jam. Dihitung jumlah koloni yang tumbuh setelah masa inkubasi.
Universitas Sumatera Utara
3.3. Bagan Penelitian 3.3.1. Preparasi Sampel
3.3.2. Pembuatan Edible Film
Universitas Sumatera Utara