3. Peregangan edible film atau tensile strength Peregangan edible film merupakan kemampuan bahan dalam menahan tekanan
yang diberikan saat bahan tersebut berada dalam reganggan maksimumnya. Kekuatan peregangan menggambarkan tekanan maksimum yang dapat diterima
oleh bahan atau sampel. 4. Kelarutan film
Persen kelarutan edible film adalah persen berat kering dari film yang terlarut setelah dicelupkan didalam air selama 24 jam.
5. Laju transmisi uap air Laju transmisi uap air merupakan jumlah uap air yang hilang per satuan waktu
dibagi dengan luas area film. Oleh karena itu salah satu fungsi edible film adalah untuk menahan migrasi uap air maka permeabilitasnya terhadap uao air
harus serendah mungkin Gontard,1993
2.5. Uji Tarik Kekuatan tarik adalah salah satu sifat dasar dari bahan polimer yang terpenting
dan sering digunakan untuk karakteristik suatu bahan polimer. Kekutan tarik suatu bahan didefinisikan sebagai besarnya beban maksimum E
maks
yang digunakan untuk memutuskan spesimen bahan dibagi luas penampang awal A
. Bila suatu bahan dikenakan beban tarik yang disebut tegangan gaya
persatuan luas, maka bahan akan mengalami perpanjangan regangan. Kurva tegangan terhadap regangan merupakan gambar karakteristik dar sifat mekanik
suatu bahan Wirjosentono, 1996
2.6. Analisa Kadar Nutrisi Edible Film
2.6.1. Analisa Kadar Air Kadar air merupakan pemegang peranan penting, kecuali temperatur maka
aktivitas air mempunyai tempat tersendiri dalam proses pembusukan dan ketengikan. Kerusakan bahan makanan pada umumnya merupakan proses
Universitas Sumatera Utara
mikrobiologis, kimiawi, enzimatik atau kombinasi antara ketiganya. Berlangsungnya ketiga proses tersebut memerlukan air dimana kini telah
diketahui bahwa hanya air bebas yang dapat membantu berlangsungnya proses tersebut Tabrani,1997.
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam persen. Kadar air juga salah satu karakteristik yang sangat
penting pada bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, dan citarasa pada bahan pangan. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan
kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut, kadar air yang tinggi mengakibatkanmudahnya bakteri, kapang, dan khamir untuk berkembang biak,
sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan Winarno, 1992.
2.6.2. Analisa Kadar Abu Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik. Kandungan
abu dan komposisinya tergantung pada macam bahan dan cara pengabuannya. Salah satu cara penentuan abu total yaitu dengan metode gravimetri. Penentuan
kadar abunya yaitu dengan mengoksidasi semua zat organik pada suhu tinggi, yaitu sekitar 500-600
o
C dan kemudian melakukan penimbangan zat yang tertinggal setelah proses pembakaran tersebut.
Bahan dengan kadar air yang tinggi sebelum pengabuan harus dikeringkan terlebih dahulu. Lamanya pengabuan tiap bahan berbeda-beda dan berkisar antara
2-8 jam. Pengabuan dianggap selesai apabila diperoleh sisa pengabuan yang umumnya berwarna putih abu-abu dan beratnya konstan.
Penentuan abu total sangat berguna sebagai parameter nilai gizi bahan makanan. Adanya kandungan abu yang tidak larut dalam asam yang cukup tinggi
menunjukkan adanya pasir atau kotoran yang lain. Jadi, semakin rendah kadar abu dalam makanan, maka semakin baik bahan makanan tersebut Sudarmadji,1992
Universitas Sumatera Utara
2.6.3. Analisa Kadar Protein Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena yang paling erat
hubungannya dengan proses-proses kehidupan. Semua makhluk hidup seperti sel berhubungan dengan zat gizi protein. Molekul protein mengandung unsur-unsur
C,H,O, dan unsur-unsur khusus yang terdapat didalam protein dan tidak terdapat didalam molekul karbohidrat dan lemak ialah nitrogen N.
Penentuan protein berdasarkan jumlah N menunjukkan protein kasar karena selain protein juga terikut senyawaan N bukan protein misalnya urea, asam
nukleat, ammonia, nitrat, nitrit, asam amino, amida, purin, pirimidin. Penentuan cara ini yang paling terkenal adalah cara Kjedhal. Analisa protein metode Kjeldhal
pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu proses destruksi, proses destilasi, dan tahap titrasi
1. Tahap destruksi Pada tahapan ini sampel dipanaskandalam asam sulfat pekat sehimgga
terjadidestruksi menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon, hydrogen teroksidasi menjadi CO,CO
2
, dan H
2
O. Sedangkan nitrogen N akan berubah menjadi NH
4 2
SO
4.
2.Tahap destilasi Pada tahap destilasi NH
4 2
SO
4
dipecah menjadi NH
3
dengan penambahan NaOH sampai alkalis dan dipanaskan. NH
3
yang dibebaskan selanjutnya ditangkap oleh larutan asam standar. Larutan asam standar yang digunakan
adalah asam borat 4 dalam jumlah yang berlebih. Untuk mengetahui asamdalam keadaan berlebih maka diberi indikator Tashiro. Destilasi diakhiri
bila sudah semua NH
3
terdestilasi sempurna dengan ditandai destilat tidak bereaksi basa.
3.Tahap titrasi Apabila penampung destilat digunakan asam borat, maka banyaknya asamborat
yang bereaksi dengan ammonia dapat diketahui dengan titrasi menggunakan asam klorida 0,1 N dengan indikator Tashiro. Akhir titrasi ditandai dengan
perubahan warna larutan dari hijau menjadi ungu Sudarmadji, 1992.
Universitas Sumatera Utara
2.6.4. Kadar Lemak Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur karbon
C, hydrogen H, dan oksigen O, yang mempunyai sifat dapat larut dalam pelarut lemak, seperti petroleum benzene, ether. Lemak didalam makanan yang
memegang peranan penting ialah disebut lemak netral atau trigliserida yang molekulnya terdiri atas satu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak.
Lemak dalam bahan makanan ditentukan dengan metoda ekstraksi beruntun didalam alat soxhlet, mempergunakan pelarut lemak, seperti n-heksan,
petroleum benzene atau ether. Bahan makanan yang akan ditentukan kadar lemaknya, dipotong-potong setelah dipisahkan dari bagian yang tidak tidak
dimakan seperti kulit dan lainnya. Bahan makanan kemudian dihaluskan atau dipotong kecil-kecil dan dimasukkan kedalam alatsoxhlet, untuk diekstraksi.
Ekstraksi dilakukan berturut-turut beberapa jam dengan dipanaskan. Setelah diperkirakan selesai, cairan ekstrans diuapkan dan residu yang tertinggal
ditimbang dengan teliti. Persentase lemak residu terhadap berat jumlah asal bahan makanan yang diolah dapat dihitung dan kadar lemak bahan makanan
tersebut dinyatakan dalam gram persen Sediatama, 1989
2.6.5. Kadar Karbohidrat Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk
dunia, khususnya bagi penduduk negara yang sedang berkembang. Karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah. Selain itu beberapa golongan karbohidrat
menghasilkan serat- serat Dietary Fiber yang berguna bagi pencernaan. Karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik
bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain.Ada beberapa cara analisis yang dapat digunakan untuk memperkirakan kandungan karbohidrat
dalam bahan makanan. Yang paling mudah adalah dengan cara perhitungan kasar Proximate Analysis atau juga disebut Carbohydrate by difference.
Yang dimaksud dengan proximate analysisadalah suatu analisis dimana kandungan karbohidrat termasuk serat kasar diketahui bukan melalui analisis
tetapi melalui perhitungan, sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
karbohidrat = 100 - protein + lemak + abu + air
Perhitungan Carbohydrate by difference adalah penentuan karbohidrat dalam bahan makanan secara kasar, dan hasilnya ini biasanya dicantumkan dalam
daftar komposisi bahan makanan Winarno, 1992.
2.6.6. Kadar Serat
Serat mengandung senyawa selulosa, lignin, dan zat lain yang belum dapat diidentifikasi dengan pasti. Yang disebut serat disini adalah senyawaan yang tidak
dapat dicerna dalam organ pencernaan manusia ataupun hewan. Di dalam Analisa penentuan serat diperhitungkan banyaknya zat - zat yang tidak larut dalam asam
encer ataupun basa encer dengan kondisi tertentu. Langkah - langkah yang dilakukan dalam analisa adalah :
1. Defatting, yaitu menghilangkan lemak yang terkandung dalam sampel
menggunakan pelarut lemak. 2.
Digestion, terdiri dari dua tahapan yaitu pelarutan dengan asam dan pelarutan dengan basa. Kedua macam proses digestion ini dilakukan dalam keadaan
tertutup pada suhu terkontrol mendidih dan sedapat mungkin dihilangkan dari pengaruh luar.
Serat sangat penting dalam penilaian kualitas bahan makanan Karena angka ini merupakan indeks dan menentukan nilai gizi bahan makanan tersebut.
Sudarmadji, 1992 2.7.Fourier Transform Infrared FTIR
Spektrofotometer inframerah pada umumnya digunakan untuk menentukan gugus fungsi suatu senyawa organik dan mengetahui informasi struktur suatu senyawa
organik denagn membandingkan daerah sidik jarinya. Cahaya tampak terdiri dari beberapa range frekuensi elektromagnetik,
yang berbeda. Radiasi inframerah juga mengandung beberapa range frekuensi
Universitas Sumatera Utara
tetapi tidak dapat dilihat oleh mata. Pengukuran pada spektrum inframerah dilakukan pada daerah cahaya inframerah tengah Mid- Infrared yaitu pada
panjang gelombang 2.5-50 µm atau bilangan gelombang 4000-200 cm
-1
. Energi yang dihasilkan oleh radiasi ini akan menyebabkan vibrasi atau
geteran pada molekul. Pita adsorbsi inframerah sangat khas dan spesifik untuk setiap tipe ikatan kimia atau gugus fungsi. Metode ini sangat berguna untuk
mengidentifikasi senyawa organik dan organometalik Sagala,2013 Energi dari kebanyakan vibrasi molekul berhubungan dengan daerah
vibrasi molekul yang dideteksi dan dapat diukur pada spektrofotometer infra merah. Spektra didaerah infra merah dapat digunakan untuk mempelajari sifat-
sifat bahan, perubahan struktur yang sedikit saja dapat memberikan perubahan yang dapat diamati pada spectrogram panjang gelombang versus transmitasi
Sastrohamidjojo, 1992. Kebanyakkan spektrum inframerah merekam panjang gelombang atau
frekuensi versus T. Tidak adanya serapan atau suatu senyawa pada suatu panjang gelombang tertentu direkam sebagai 100T dalam keadaan ideal. Bila
suatu senyawa menyerap radiasi pada suatu panjang gelombang tertentu, intensitas radiasi yang diteruskan oleh contoh akan berkurang. Ini menyebabkan suatu
penurunan T dan terlihat didalam spektrum sebagai suatu sumur, yang disebut sebagai puncak absorpsi atau pita absorpsi. Bagian spektrum dimana T
menunjukkan angka 100 atau hampir 100 disebut garis dasar Baase line, yang didalam spektrum inframerah direkam pada bagian atas Fessenden, 1992.
2.8. Scanning Electron Microscopy SEM Mikroskop electron adalah sebuah mikroskop yang dapat melakukan pembesaran
objek sampai 2 juta kali. Mikroskop ini menggunakan elektrostatik dan elektromagnetik untuk pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari
pada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron menggunakan jauh lebih banyak enegi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop
cahaya Sagala,2013.
Universitas Sumatera Utara
SEM adalah alat yang dapat membentuk bayangan permukaan spesimen secara makroskopik. Berkas electron dengan diameter 5 - 10 nm diarahkan pada
spesimen interaksi berkas elektron dengan spesimen menghasilkan beberapa fenomena yaitu hamburan balik kertas elektron, sinar X , elektron sekunder,
absorbsi elektron. Teknik SEM pada hakikatnya merupakan pemeriksaan dan analisa
permukaan. Data atau tampilan yang diperoleh merupakan gambar fotografi dengan segala tonjolan, lekukan, dan lubang permukaan Wirjosentono, 1996
2.9. Bahan Pangan Semua bahan pangan semula berasal dari jaringan hidup dan berasal dari bahan
organik. Karena sifat organik, bahan pangan mudah mengalami peruraian atau kerusakan oleh mikroorganisme saprofitik dan parasitif. Jika terjadi kerusakan
pangan, dua proses yang berbeda terlibat di dalamnya yaitu : 1.
Autokatalisis Autokatalisis berarti destruksi diri, dan ini dipergunkan untuk menjelaskan
proses pemecahan tingkat sel yang disebabkan oleh enzim yang terjadi setelah pemotongan atau pemanenan. Dalam berapa hal, kegiatan enzim terbatas pada
yang bersifat menguntungkan, misalnya dalam proses pematangan buah dan pengempukan daging. Namun demikian ada juga yang bersifat merugikan.
2. Kerusakan mikrobiolig
Begitu struktur selulernya rusak, pangan mudah diserang oleh
mikroorganisme. Penyebab utama kerusakan mikrobioligik adalah bakteri, jamur dan khamir. Organisme - organisme tersebut memecah komponen
organik kompleks didalam pangan menjadi senyawa lebih sederhana dan menyebabkan perubahan terhadap flavor, tekstur, warna, dan bau pangan
tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.10. Kerusakan dan Pengemasan Bahan Pangan Pengemasan memegang peran penting dalam pengawetan bahan pangan. Adanya
pengemasan dapat membantu mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan – kerusakan. Kerusakan yang terjadi dapat berlangsung secara spontan, tetapi sering
kali terjadi karena pengaruh lingkungan luar dan pengaruh kemasan yang digunakan.
Kemasan membatasi bahan pangan dengan lingkungan sekeliling untuk mencegah atau menghambat proses kerusakan selama waktu yang dibutuhkan.
Faktor - faktor yang mempengaruhi kerusakan bahan pangan sehubungan dengan kemasan yang digunakan dapat dibagi dalam dua golongan. Pada golongan
pertama, kerusakan lebih ditentukan oleh sifat alamiah dari produk dan tidak dapat dicegah dengan pengemasan saja Winarno, 1992.
Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pengemasan telah berkembang sejak lama, sebelum manusia membuat kemasan
alam sendiri telah menyajikan kemasan misalnya jagung terbungkus daun atau yang disebut selundang, buah – buahan terbungkus kulitnya. Fungsi dari
pengemasan pada bahan pangan adalah mencegah atau mengurangi kerusakan. Dengan adanya persyaratan bahwa kemasan yang digunakan harus ramah
lingkungan maka penggunaan edible film adalah suatu yang sangat menjanjikan, baik yang terbuat dari lipida, karbohidrat, protein maupun campuran ketiganya.
Edible film sangat potensial digunakan sebagai pembungkus dan pelapis produk – produk pangan industri pertanian segar. Salah satu fungsi utama dari edible film
adalah kemampuan mereka dalam peranannya sebagai penghalang, baik gas, minyak, atau yang lebih utama air. Kadar air makanan merupakan titik penting
untuk menjaga kesegaran, mengontrol pertumbuhan mikroba, dan tektur yang baik, edible film dapat mengontrol AWwater activity melalui pelepasan atau
penerimaan air Hui,2006. Salah satu faktor utama pembentukan edible film ialah jenis dan
konsentrasi dari plastisizer yang akanberpengaruh terhadap kelarutan dari film berbasispati. Semakinbanyak penggunaanplasticizer makaakan meningkatkan
kelarutan. Begitu pula denganpenggunaan plasticizer yang bersifat hidrofilik jugaakan meningkatkankelarutannya dalam air. Gliserolmemberikan kelarutan
yang lebih tinggidibandingkan sorbitol pada edible berbasis pati Bourtoom, 2007.
Nanas Ananas comosus L Merr adalah buah yang memiliki mata yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat tumbuh
subur didaerah beriklim tropis seperti di Indonesia dengan masa panen relatif singkat, yaitu antara 2 sampai 3 kali setahun. Tumbuhan ini termasuk dalam
familia nanas-nanasan Famili BromeliaceaePrahasta dkk, 2009.
Universitas Sumatera Utara