Keluhan Gangguan Hipersensitifitas Berupa Sakit Pada Otot Berdasarkan

Menurut asumsi peneliti, lama bermukim sangat sulit menunjukkan hubungannya dengan gejala hipersensitifitas karena banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti lama BTS dibangun, dari 9 BTS ada 6 BTS yang dibangun sekitar 1 tahun yang lalu dan 3 BTS dibangun sekitar 3 tahun yang lalu, sehingga dapat di tarik kesimpulan mulai terpapar pada setiap kelompok hampir sama setiap kelompok lama bermukim 2-12 tahun dan 13-23 tahun. Lama bermukim dihubungkan dengan pengukuran besar gelombang elektromagnetik BTS yang dilakukan pada tanggal 23 Juni 2012, dari 9 BTS ada 3 BTS yang tidak memenuhi yaitu BTS III, IV dan IX yang melebihi batas baku mutu pancaran gelombang elektromagnetik nasional 800 MHz, dan dari 9 responden yang bermukim di 3 BTS yang tidak memenuhi tersebut ada sebanyak 5 responden yang bermukim selama 2-12 tahun sedangkan 4 responden yang bermukim 13-23 tahun, dengan demikian distribusi banyak responden pada setiap kelompok lama bermukim hampir sama. Gelombang elektromagnetik yang berlebih dapat menyebabkan gangguan hormon melantonin di dalam tubuh yang menimbulkan berbagai keluhan seperti sakit kepala, gangguan tidur, gangguan konsentrasi, keletihan konstan, sakit pada otot, mual dan pada tahap akhir gangguan dapat menyebabkan karsinogenik dan dampak kesehatan tergantung daya tahan tubuh manusia Anies, 2010.

5.2.5 Keluhan Gangguan Hipersensitifitas Berupa Sakit Pada Otot Berdasarkan

Karakterisitik Respoden Pada keluhan sakit pada otot yang tertinggi yaitu responden yang mengalami sakit otot sebanyak 25 responden 92,6, sedangkan penderita yang tidak mengalami keluhan sakit pada otot ada sebanyak 2 responden 7,4. Universitas Sumatera utara Pada pembagian berdasarkan kelompok usia, kelompok umur penderita tertinggi yaitu pada usia 31-41 tahun, 15 responden 93,7. Menurut asumsi penulis, tingginya keluhan hipersensitifitas sakit pada otot karena berdasarkan pengukuran BTS yang dilakukan tanggal 23 juni 2012, dari 3 tower BTS yang melebihi batas ambang dan memapar total 9 responden, 6 responden diantaranya terdapat pada kelompok usia 31-41 tahun, 3 responden terdistribusi di keompok umur lainnya, sehingga kemungkinan gelombang BTS yang melebihi batas ambang lebih sering memapar responden pada kelompok usia tersebut, mengakibatkan penderita keluhan sakit pada otot terbanyak pada kelompok usia 31-41 tahun. Berdasarkan lama bermukim, kelompok yang bermukim 2-12 tahun yang mengalami gejala hipersensitifitas sakit pada otot tertinggi yaitu 14 responden 93,3. Menurut asumsi peneliti, lama bermukim sangat sulit menunjukkan hubungannya dengan gejala hipersensitifitas karena banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti lama BTS dibangun, dari 9 BTS ada 6 BTS yang dibangun sekitar 1 tahun yang lalu dan 3 BTS dibangun sekitar 3 tahun yang lalu, sehingga dapat di tarik kesimpulan mulai terpapar pada setiap kelompok hampir sama setiap kelompok lama bermukim 2-12 tahun dan 13-23 tahun. Lama bermukim dihubungkan dengan pengukuran besar gelombang elektromagnetik BTS yang dilakukan pada tanggal 23 Juni 2012, dari 9 BTS yang tidak memenuhi, 3 BTS yang tidak memenuhi, BTS III, IV dan IX melebihi batas baku mutu pancaran gelombang elektromagnetik nasional 800 MHz, dan dari 9 responden yang bermukim di 3 BTS yang tidak memenuhi tersebut ada sebanyak 5 responden yang bermukim selama 2-12 tahun sedangkan 4 responden yang bermukim 13-23 tahun, Universitas Sumatera utara dengan demikian distribusi banyak responden pada setiap kelompok lama bermukim hampir sama. Gelombang elektromagnetik yang berlebih dapat menyebabkan gangguan hormon melantonin di dalam tubuh yang menimbulkan berbagai keluhan seperti sakit kepala, gangguan tidur, gangguan konsentrasi, keletihan konstan, sakit pada otot, mual dan pada tahap akhir gangguan dapat menyebabkan karsinogenik dan dampak kesehatan tergantung daya tahan tubuh manusia Anies, 2010.

5.2.6 Keluhan