telepon seluler pertama dan diperkenalkan kepada public pada 3 April 1973. Telepon seluler yang ditemukan oleh Cooper memiliki berat 30 ons atau sekitar 800 gram
3. Generasi 2 Generasi kedua atau 2-G muncul pada sekitar tahun 1990-an. 2G di Amerika sudah
menggunakan teknologi CDMA, sedangkan di Eropa menggunakan teknologi GSM. GSM menggunakan frekuensi standar 900 Mhz dan CDMA frekuensi 800 Mhz. Dengan
frekuensi tersebut, GSM memiliki kapasitas pelanggan yang lebih besar 4. Generasi 3
Generasi ini disebut juga 3G yang memungkinkan operator jaringan untuk memberi pengguna mereka jangkauan yang lebih luas, termasuk internet sebaik video call
berteknologi tinggi. Dalam 3G terdapat 3 standar untuk dunia telekomunikasi yaitu
Enhance Datarates for GSM Evolution EDGE, Wideband-CDMA dan CDMA 2000
5. Generasi 4 Generasi ini disebut juga Fourth Generation 4G. 4G merupakan sistem telepon
seluler yang menawarkan pendekatan baru dan solusi infrstruktur yang mengintegrasikan teknologi wireless yang telah ada termasuk wireless broadband WiBro, 802.16e,
CDMA, wireless LAN, Bluetooth, dll Sandstrom, 2008
2.1.10 Pengertian Hipersensitifitas Gelombang Elektromagnetik
Hipersensifitas yang dikenal dengan electrical sensitivity atau elecrtical hypersensitivity adalah masalah kesehatan sebagai akibat pengaruh radiasi medan
elektromagnetik yang dapat berupa gangguan fisiologis dengan gejala neurologis dan kepekaan terhadap medan elektromagnetik Anies, 2005.
Universitas Sumatera utara
Gejala-gejala hipersensitifitas pada setiap orang memiliki sensitifitas terhadap tingkat frekuensi tertentu dari medan elektromagnetik. Gejala-gejala electrical sensitivity
yang banyak dijumpai berupa sakit kepala headache, pening dizziness, keletihan yang konstan atau menahun chronic fatigue syndrome, gangguan tidur berupa sukar tidur
insomnia. Di samping itu, dan kadang-kadang dapat juga dijumpai, antara lain berdebar-debar tachycardia, mual nausea tanpa ada penyebab yang jelas, muka terasa
terbakar facial flushing, rasa sakit pada otot-otot pain in muscles, telinga berdenging tinnitus, kejang otot muscle spasms, kebingungan confusion, gangguan kejiwaan
berupa dipresi depression serta gangguan konsentrasi difficulty in concentrating Anies, 2010.
Penyebab timbulnya berbagai keluhan tersebut sangat kompleks dan multifaktor, karena dapat menyertai berbagai penyakit. Kumpulan gejala ini dapat terjadi karena
penyebab organik maupun psikologis. Penelitian terbaru tentang metabolisme melatonin yang menimbulkan berbagai gejala dan perubahan suasana hati, diharapkan dapat
menjelaskan mengapa pajanan medan elektromagnetik dapat menimbulkan berbagai gejala tersebut Anies, 2005.
Melatonin, sebagaimana telah dikemukakan di atas, adalah hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pineal, sebuah kelenjar sebesar kacang tanah yang terletak di
antara kedua sisi otak. Hormon melatonin mengatur orang dapat tidur pada malam hari dan bangun pagi hari Dollins, 2007,
Produksi hormon melatonin dapat dipacu oleh gelap dan hening serta dihambat oleh sinar yang terang maupun medan elektromagnetik
Zhdanova,1995. Gejala-gejala hipersensitifitas tersebut timbul bila produksi hormon melatonin berkurang Lewy, 1992,
Produksi hormon melatonin bertambah pada malam
Universitas Sumatera utara
hari, terutama pada suasana hening dan gelap, sehingga menyebabkan orang mudah tidur. Namun produksi hormon ini berkurang oleh adanya rangsangan dari luar, misalnya
cahaya, bising serta medan elektromagnetik. Sebagaimana dikemukakan juga oleh Hawkins, bahwa cahaya maupun pajanan medan elektromagnetik dapat menurunkan
produksi hormon melatonin dan berpotensi menimbulkan berbagai keluhan termasuk sakit kepala, pening dan keletihan. Bahkan Petrie et al 2003 mengidentifikasi turunnya
kadar melatonin dapat menimbulkan gejala jet lag, seperti seseorang yang telah melakukan penerbangan lama, antara lain berupa rasa letih dan sakit kepala, di samping
mual dan mudah tersinggung.
2.2 Gejala-Gejala Hipersensitifitas Gelombang Elektromagnetik