Perumusan Masalah Manfaat Penelitian

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas diketahui bahwa Base Transceiver Station BTS menghasilkan gelombang elektromagnetik dapat menyebabkan gejala hipersensitifitas, gejala-gejala yang ditimbulkan berupa sakit kepala headache, gangguan tidur berupa sukar tidur insomnia, gangguan konsentrasi difficulty in concentrating serta keletihan yang konstan atau menahun chronic fatigue syndrome. Keterpaparan terhadap gelombang elektromagnetik yang melebihi nilai ambang batas frekuensi yang seharusnya pada kurun waktu yang cukup lama dapat memicu timbulnya keluhan kesehatan pada masyarakat di sekitar Base Transceiver Staion BTS di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Untuk itu perlu diketahui besar frekuensi dari Base Transceiver Station BTS dan gejala-gejala yang ditimbulkannya di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui besar frekuensi gelombang elektromagnetik dan gejala hipersensitifitas dari Base Transceiver Station BTS di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2012

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik masyarakat yang terpapar gelombang elektromagnetik dari Base Transceiver Station BTS di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2012 2. Mengetahui besar frekuensi gelombang elektromagnetik dari Base Transceiver Station BTS di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru 2012 Universitas Sumatera utara 3. Mengetahui gejala hipersensitifitas dari Base Transceiver Station BTS di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru tahun 2012

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran bagi masyarakat di Kelurahan Padang Bulan 2. Sebagai masukan bagi perusahaan telekomunikasi tentang informasi besar frekuensi gelombang elekromagnetik dari Base Transceiver Station BTS dengan gejala hipersensitifitas 3. Sebagai masukan bagi Dinas Kesehatan Medan dalam mewujudkan lingkungan yang baik dan masyarakat yang sehat 4. Sebagai bahan masukan bagi pihak yang berwewenang untuk mencegah dan memperbaiki kualitas udara dan lingkungan yang masih kurang memenuhi standar 5. Sebagai masukan informasi bagi peneliti selanjutnya khususnya Mahasiswa FKM USU mengenai Analisis besar frekuensi Base Transceiver Station BTS dengan gejala hipersensitifitas akibat gelombang elektromagnetik Universitas Sumatera utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

2.1.1 Pengertian Pencemaran dan Lingkungan

Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk asal pada keadaan yang lebih buruk. Pergeseran bentuk tatanan dari kondisi asal pada kondisi yang buruk ini dapat terjadi sebagai akibat masukan dari bahan-bahan pencemar atau polutan. Bahan polutan tersebut pada umumnya mempunyai sifat racun toksik yang berbahaya bagi organisme hidup. Toksisitas atau daya racun dari polutan itulah yang kemudian menjadi pemicu terjadinya pencemaran. Lingkungan dapat diartikan sebagai media atau suatu areal, tempat atau wilayah yang didalamnya terdapat bermacam-macam bentuk aktifitas yang berasal dari ornamen-ornamen penyusunnya. Ornamen-ornamen yang ada dalam dan bentuk lingkungan, merupakan suatu bentuk sistem yang saling mengikat, saling menyokong kehidupan mereka. Karena itu suatu tatanan lingkungan yang mencakup segala bentuk aktifitas dan interaksi didalamnya disebut juga ekosistem Palar, 2004.

2.1.2 Pengertian Pencemaran Udara

Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Komponen yang konsentrasinya paling bervariasi adalah air dalam bentuk bentuk uap H 2 O dan Karbon Dioksida CO 2 . Jumlah uap air yang terdapat di udara bervariasi dari cuaca dan suhu.Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa polutan sama sekali. Beberapa gas seperti Sulfur dioksida SO 2 , Hidrogen sulfida H 2 S, dan Karbon monoksida CO Universitas Sumatera utara