Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas

c. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov Tabel. 4.8 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 56 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 3.79968466 Most Extreme Differences Absolute .112 Positive .112 Negative -.091 Kolmogorov-Smirnov Z .840 Asymp. Sig. 2-tailed .481 a. Test distribution is Normal. Sumber :Hasil pengolahan SPSS 2016 Pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0.481 dan diatas nilai signifiksn 0,05 atau 5, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel residual berdistribusi normal.

4.3.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknnya gejala multikolinearitas pada data dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance value dan Varians Inflation factor VIF. Dengan kriteria sebagai berikut : 1. Apabila VIF 5 maka diduga mempunyai persoalan Multikolinearitas. 2. Apabila VIF dari 5 maka tidak terdapat Multikolinearitas. 3. Apabila tolerance 0,1 maka diduga mempunyaipersoalan multikolinearitas 4. Apabila tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Uji Nilai Tolerance dan VIF Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 18.325 7.079 2.589 .012 Pengembangan karir .427 .114 .343 3.755 .000 .910 1.099 Motivasi .874 .134 .598 6.542 .000 .910 1.099 a. Dependent Variable: Kepuasan kerja Sumber :Hasil pengolahan SPSS 2016 Pada Tabel 4.9 terlihat bahwa nilai tolerance semua variabel bebas adalah lebih besar dari nilai ketetapan 0,1 dan nilai VIF semua variabel bebas adalah lebih kecil dari nilai ketetapan 5. Oleh karna itu, data dalam penelitian ini dikatakan tidak mengalami masalah multikolinearitas.

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual antara satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendekati ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu : Universitas Sumatera Utara a. Pendekatan Grafik Sumber :Hasil pengolahan SPSS 2016 Gambar 4.3 Scatterplot Heteroskedastisitas Berdasarkan gambar 4.3 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi layak dipakai untuk memprediksi kepuasan kerja berdasarkan masukan variabel pengembangan karir dan motivasi. Universitas Sumatera Utara b. Uji Glesjer Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Tabel 4.10 Hasil Uji Glejser heteroskedastisitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 11.879 4.471 2.657 .010 Pengembangan karir .014 .072 .027 .198 .844 Motivasi -.203 .084 -.328 -2.406 .120 a. Dependent Variable: Absut Sumber :Hasil pengolahan SPSS 2016 Pada Tabel 4.10 terlihat variabel independen Pengembangan karir dan motivasi yang tidak signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolute Ut absUt. Hal ini terlihat dari probabilitas pengembangan karir 0.844 dan motivasi 0.120 diatas tingkat signifikansi 5 0.05, jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

4.4 Analisis Regresi Linear Berganda