Metode Pengumpulan Data Alur Penelitian Pengolahan dan Analisa Data Pembahasan 1. Faktor risiko mayor pada pasien PJK

Terpadu Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Januari sampai dengan Juni 2015.

4.3.2. Sampel

Besar sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan metode total sampling, dimana sampel yang digunakan adalah semua populasi yang sesuai dengan kriteria penelitian. Kriteria inklusi dari penelitian ini: 1. Seluruh pasien yang didiagnosis penyakit jantung koroner dan telah dilakukan kateterisasi jantung. 2. Pasien yang terbukti memiliki penyempitan arteri koroner 70 dari hasil kateterisasi jantung. Kriteria eksklusi dari penelitian ini: Status rekam medik penderita penyakit jantung koroner yang tidak lengkap.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medik di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Pertama melakukan pengumpulan data pasien yang menjalani kateterisasi di ruang Cath Lab Pusat Jantung Terpadu Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan kemudian dilakukan observasi untuk mengetahui pasien yang memiliki penyempitan arteri koroner 70. Setelah itu, hasil data yang diperoleh dari ruang Cath Lab Pusat Jantung Terpadu tersebut dilakukan observasi untuk mengetahui prevalensi faktor resiko mayor dan minor pada penderita Penyakit Jantung Koroner yang dirawat di Pusat Jantung Terpadu Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Universitas Sumatera Utara

4.5. Alur Penelitian

Gambar 4.1. Alur Penelitian

4.6. Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu dimulai dengan pengumpulan data, kemudian pengolahan data, penyajian data, analisisinterpretasi data, dan pengambilan kesimpulan. Data yang diperoleh pada penelitian ini kemudian dianalisis dengan menggunakan program komputer. Instalasi Kateterisasi Jantung Cath Lab Pusat Jantung Terpadu Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan Pengumpulan data pasien PJK yang terdiagnosis CAD 1 VD, CAD 2 VD, CAD 3 VD dengan atau tanpa Left Main Disease. Inklusi Eksklusi Sampel yang dicari Analisis Data Faktor Risiko Mayor Faktor Risiko Minor Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan Universitas Sumatera Utara

4.7. Definisi Operasional

Tabel 4.1. Definisi Operasional No . Variabel Cara Ukur Alat Ukur Kategori Skala Pengukuran 1. PJK adalah Penderita Penyakit Jantung Koroner dari kateterisasi jantung atau yang dijumpai adanya penyempitan koroner yang bermakna 70 dari hasil angiografi koroner. Rekam Medik Rekam Medik i. CAD 1 VD ii. CAD 2 VD iii. CAD 3 VD Nominal 2. Merokok adalah penderita yang tercatat sebagai perokok di dalam rekam medik. Rekam Medik Rekam Medik i. Merokok ii. Tidak Merokok Nominal 3. Hipertensi adalah keadaan dimana subjek penelitian atau penderita hipertensi oleh dokter, pernah atau masih mendapatkan pengobatan anti hipertensi, berdasarkan tekanan darah mengalami peningkatan di atas normal sesuai dengan kriteria JNC7. Rekam Medik Rekam Medik i. Hipertensi ii. Non- Hipertensi Nominal Universitas Sumatera Utara 4. Diabetes Mellitus adalah suatu keadaan dimana subjek penelitian atau pasien sebelumnya telah dinyatakan oleh dokter menderita diabetes mellitus dan mendapatkan terapi diet, olahraga, dengan atau tanpa menggunakan obat antihiperglikemia. Rekam Medik Rekam Medik i. Diabetes ii. Non- diabetes Nominal 5. Hiperlipidemia adalah keadaan dimana subjek penelitian atau pasien mengalami peningkatan kadar kolesterol darah di atas normal. Rekam Medik Rekam Medik i. 200 mgdl ii. 200-239 mgdl iii. 240 mgdl Interval 6. Jenis kelamin adalah perbedaan secara biologis yang membedakan antara laki-laki dan perempuan. Rekam Medik Rekam Medik i. Laki-laki ii. Perempuan Nominal 7. Usia adalah lamanya waktu hidup subjek penelitian dimulai sejak lahir sampai dengan dilakukan kateterisasi. Terukur dalam tahun sesuai yang tertera di dalam catatan rekam medik. Rekam Medik Rekam Medik i. 45 tahun ii. 45- 54 tahun iii. 55-64 tahun iv. 65-74 tahun v. ≥ 75 tahun Rasio Universitas Sumatera Utara 8. Riwayat keluarga adalah keadaan dimana terdapat PJK pada satu atau lebih anggota keluarga baik di tingkat pertama orang tua dan saudara kandung maupun tingkat kedua kakek, nenek, paman, bibi. Rekam Medik Rekam Medik i. Ada ii. Tidak ada Nominal 9. Obesitas adalah keadaan dimana berat badan pasien yang terukur berdasarkan IMT melebihi dari kategori normal. Rekam Medik Rekam Medik i. Non-obesitas : IMT 25 kg ii. Obesitas : IMT ≥ 25 kg Interval 10. Alkohol adalah suatu keadaan dari pasien yang memiliki riwayat atau kebiasaan mengonsumsi minuman alkohol. Rekam Medik Rekam Medik i. Ya ii. Tidak Nominal 11. Menopause adalah suatu keadaan dimana telah berhentinya siklus mestruasi pada wanita. Rekam Medik Rekam Medik i. Sudah menopause ii. Belum menopause Nominal Universitas Sumatera Utara 32 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian Pengambilan sampel dan penelitian dilaksanakan selama dua bulan yaitu mulai bulan September hingga Oktober 2016. Pertama dilakukan di bagian kateterisasi jantung yang terdapat di gedung pusat jantung terpadu di RSUP H. Adam Malik Medan. Terdapat 329 orang yang dilakukan tindakan angiografi koroner pada bulan Januari sampai dengan Juni 2015. Dari 329 orang yang dilakukan tindakan angiografi koroner, didapatkan 242 orang yang memiliki hasil penyempitan pembuluh darah jantung yang signifikan dan didiagnosis coronary artery disease. Setelah itu penelitian dilanjutkan di bagian rekam medik RSUP Haji Adam Malik Medan. Terdapat 242 buah rekam medik pasien dengan PJK yang memenuhi kriteria untuk dimasukkan sebagai sampel. Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data rekam medik, maka dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik yang beralamat di Jalan Bunga Lau no. 17 Medan Kelurahan Kemenangan, Kecamatan Medan Tuntungan. RSUP H. Adam Malik merupakan Rumah Sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No.335MenkesSKVIII1990. Di samping itu, RSUP H. Adam Malik adalah Rumah Sakit Rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Propinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau. RSUP H. Adam Malik juga ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.502MenkesIX1991 tanggal 6 September 1991 dan secara resmi pusat pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dipindahkan ke RSUP H. Adam Malik pada tanggal 11 Januari 1993. Universitas Sumatera Utara

5.1.2. Prevalensi pasien PJK yang dikateterisasi jantung

Berdasarkan beratnya lesi pembuluh darah, maka diperoleh hasil bahwa pasien PJK yang terbanyak adalah yang memiliki three vessels disease yaitu sebanyak 123 pasien 50,8, kemudian diikuti oleh yang memiliki two vessels disease sebanyak 67 pasien 27,7, dan diikuti oleh yang memilki one vessel disease sebanyak 52 pasien 21,5. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.1. Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Pasien PJK yang Dikateterisasi Jantung Berdasarkan Skor Pembuluh Darah. No. Derajat Beratnya Sumbatan Pembuluh Darah Frekuensi Persentase 1 CAD 1 VD 52 21,5 2 CAD 2 VD 67 27,7 3 CAD 3 VD 123 50,8 Total 242 100,0 5.1.3. Prevalensi faktor risiko mayor pada pasien PJK 5.1.3.1. Deskripsi karakteristik pasien Berdasarkan karakteristik pasien dapat diketahui prevalensi faktor risiko mayor pada pasien PJK berdasarkan riwayat merokok dari 242 pasien PJK yang terbanyak adalah yang memiliki riwayat merokok yaitu sebanyak 143 pasien 59,1, kemudian diikuti oleh yang tidak memiliki riwayat merokok sebanyak 99 pasien 40,9. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.2. Berdasarkan riwayat hipertensi, dari 242 pasien PJK yang terbanyak adalah yang memiliki riwayat hipertensi yaitu sebanyak 149 pasien 61,6 dan kemudian diikuti oleh yang tidak memiliki riwayat hipertensi sebanyak 93 pasien 38,4. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.2. Berdasarkan hiperlipidemia, dari 242 pasien PJK yang terbanyak adalah pasien yang memiliki kadar kolesterol total dalam darah 200 mgdl yaitu Universitas Sumatera Utara sebanyak 118 pasien 48,8 dan kemudian diikuti oleh yang memiliki kadar kolesterol total dalam darah 200-239 mgdl yaitu sebanyak 66 pasien 27,3 dan selanjutnya diikuti oleh yang memiliki kadar kolesterol total dalam darah ≥ 240 mgdl yaitu sebanyak 58 pasien 24,0. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.2. Berdasarkan riwayat keluarga, dari 242 pasien PJK yang terbanyak adalah yang memiliki riwayat keluarga yaitu sebanyak 136 pasien 56,2, kemudian diikuti oleh yang tidak memiliki riwayat keluarga yaitu sebanyak 106 pasien 43,8. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.2. Berdasarkan usia sesuai dengan Riskesdas dari 242 pasien PJK yang terbanyak adalah yang memiliki usia 55-64 tahun yaitu sebanyak 93 pasien 38,4, kemudian diikuti oleh pasien yang memiliki usia 45-54 tahun yaitu sebanyak 81 pasien 33,5, kemudian diikuti oleh pasien yang memiliki usia 65- 74 tahun yaitu sebanyak 41 pasien 16,9, kemudian diikuti oleh pasien yang memiliki usia 45 tahun yaitu sebanyak 19 pasien 7,9, dan kemudian diikuti oleh pasien yang memiliki usia ≥ 75 tahun yaitu sebanyak 8 pasien 3,3. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.2. Berdasarkan riwayat penyakit DM, dari 242 pasien PJK yang terbanyak adalah yang memiliki riwayat diabetes mellitus yaitu sebanyak 123 pasien 50,8, kemudian diikuti oleh yang tidak memiliki riwayat diabetes mellitus yaitu sebanyak 119 pasien 49,2. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.2. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Pasien PJK Berdasarkan Faktor Risiko Mayor No Karakteristik Pasien Frekuensi Persentase Riwayat Merokok 1 Merokok 143 59,1 2 Tidak Merokok 99 40,9 Riwayat Hipertensi 1 Hipertensi 149 61,6 2 Non-Hipertensi 93 38,4 Hiperlipidemia 1 200 mgdl 118 48,8 2 200-239 mgdl 66 27,3 3 ≥ 240 mgdl 58 24,0 Riwayat Keluarga 1 Ada 136 56,2 2 Tidak Ada 106 43,8 Usia 1 45 tahun 19 7,9 2 45-54 tahun 81 33,5 3 55-64 tahun 93 38,4 4 65-74 tahun 41 16,9 5 ≥ 75 tahun 8 3,3 Riwayat DM 1 Diabetes Mellitus 123 50,8 2 Non-Diabetes Mellitus 119 49,2 Universitas Sumatera Utara 5.1.4. Prevalensi faktor risiko minor pada pasien PJK 5.1.4.1. Deskripsi karakteristik pasien Berdasarkan karakteristik dapat diketahui bahwa prevalensi faktor risiko minor pada pasien PJK berdasarkan jenis kelamin dari 242 pasien yang terbanyak adalah yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 213 pasien 88,0 dan kemudian diikuti oleh yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 29 pasien 12,0. Dapat dilihat pada tabel 5.3. Berdasarkan obesitas yang diketahui dari IMT menurut kriteria Asia Pasifik, dari 242 pasien PJK yang terbanyak adalah pasien yang memiliki IMT dibawah 25 kgm 2 atau dalam kriteria tidak obesitas yaitu sebanyak 184 pasien 76,0, kemudian diikuti oleh yang memiliki IMT diatas sama dengan 25 kgm 2 . Dapat dilihat pada tabel 5.3. Berdasarkan riwayat mengonsumsi alkohol, dari 242 pasien yang terbanyak adalah yang tidak memiliki riwayat mengonsumsi alkohol yaitu sebanyak 238 pasien 98,3 dan kemudian diikuti oleh yang memiliki riwayat mengonsumsi alkohol. Dapat dilihat pada tabel 5.3. Berdasarkan riwayat menopause pada wanita dari 242 pasien, terdapat 29 pasien perempuan. Dari 29 pasien perempuan yang terbanyak adalah yang memilki riwayat menopause yaitu sebanyak 29 pasien 100 dari jumlah total pasien perempuan dan tidak ada yang tidak memiliki riwayat menopause 0 dari jumlah total pasien perempuan. Dapat dilihat pada tabel 5.3. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Pasien PJK Berdasarkan Faktor Risiko Minor No Karakteristik Pasien Frekuensi Persentase Jenis Kelamin 1 Laki-laki 213 88,0 2 Perempuan 29 12,0 Obesitas Berdasarkan IMT 1 Obesitas IMT ≥ 25 kgm 2 58 24,0 2 Non-Obesitas IMT 25 kgm 2 184 76,0 Riwayat Mengonsumsi Alkohol 1 Ya 4 1,7 2 Tidak 238 98,3 Riwayat Menopause pada Perempuan 1 Sudah Menopause 29 100,0 2 Belum Menopause 0,0 5.2. Pembahasan 5.2.1. Faktor risiko mayor pada pasien PJK

5.2.1.1. Prevalensi faktor risiko mayor pada pasien PJK berdasarkan riwayat merokok

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil distribusi pasien berdasarkan riwayat merokok dan dapat disimpulkan bahwa pasien yang memiliki riwayat merokok adalah yang paling banyak untuk faktor risiko mayor pada pasien PJK berdasarkan riwayat merokok. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya terhadap pasien-pasien di lokasi yang sama yang menunjukkan prevalensi pasien PJK yang merokok 69,8 lebih banyak dibandingkan dengan Universitas Sumatera Utara yang tidak merokok 30,2. 14 Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa pada orang yang memiliki riwayat merokok memiliki risiko untuk terkena PJK sebesar 3,64 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat merokok. 14 Merokok dan asap rokok merupakan faktor risiko dominan untuk mempercepat perkembangan dari penyakit aterosklerosis. Hal ini dihubungkan dengan adanya peningkatan stress oksidatif dan penurunan dari antioksidan dalam tubuh. 14

5.2.1.2. Prevalensi faktor risiko mayor pada pasien PJK berdasarkan riwayat hipertensi

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil distribusi pasien berdasarkan riwayat hipertensi dan dapat disimpulkan bahwa pasien yang memiliki riwayat hipertensi adalah yang paling banyak untuk faktor risiko mayor pada pasien PJK berdasarkan riwayat hipertensi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya terhadap pasien-pasien yang dirawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2011 yang menunjukkan jumlah pasien PJK yang memiliki riwayat hipertensi 69,5 lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak hipertensi 30,5. 37

5.2.1.3. Prevalensi faktor risiko mayor pada pasien PJK berdasarkan hiperlipidemia

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil distribusi pasien berdasarkan hiperlipidemia dan jika dibandingkang antara 200 mgdl dan ≥ 200 mgdl akan menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar kolesterol dalam darah ≥ 200 mgdl adalah yang paling banyak untuk faktor risiko mayor pada pasien PJK berdasarkan riwayat hiperlipidemia. Pembagian kategori tersebut dibuat karena kadar kolesterol normal dalam darah adalah 200 mgdl. Hal ini sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan di Semarang menunjukkan bahwa faktor utama dalam terjadinya PJK adalah faktor risiko lipid yang meliputi kadar kolesterol dan trigliserida. 37 Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan di Semarang tahun 2008 juga didapatkan bahwa prevalensi pasien PJK yang memiliki kadar Universitas Sumatera Utara kolesterol ≥ 200 mgdl 56,3 lebih banyak dibandingkan dengan yang memiliki kadar kolesterol 200 mgdl 43,7. 22

5.2.1.4. Prevalensi faktor risiko mayor pada pasien PJK berdasarkan riwayat keluarga

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil distribusi pasien berdasarkan riwayat keluarga dan dapat disimpulkan bahwa pasien yang memiliki riwayat keluarga adalah yang paling banyak untuk faktor risiko mayor pada pasien PJK berdasarkan riwayat keluarga. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang mendapatkan prevalensi pasien PJK yang memiliki riwayat keluarga 58,7 lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat keluarga 41.3. 22 Diperkirakan bahwa pasien yang orang tuanya positif memiliki 29 peningkatan risiko untuk terjadinya CAD. Sebuah penelitian juga dilakukan dengan melakukan observasi pada pasien yang positif orang tuanya mengalami penyakit jantung. Didapatkan hasil dari 2740 sampel wanita, setelah 30 tahun diobservasi, 481 diantaranya menjadi CAD dan dari 2107 sampel pria didapatkan 606 diantaranya menjadi CAD. 38

5.2.1.5. Prevalensi faktor risiko mayor pada pasien PJK berdasarkan usia

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil distribusi pasien berdasarkan usia dan dapat disimpulkan bahwa pasien yang memiliki usia 55-64 tahun adalah yang paling banyak untuk faktor risiko mayor pada pasien PJK berdasarkan usia. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa prevalensi pasien PJK yang memiliki umur 59 tahun 79 lebih banyak jika dibandingkan dengan yang memiliki umur 18-59 tahun 21. 6

5.2.1.6. Prevalensi faktor risiko mayor pada pasien PJK berdasarkan DM

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil distribusi pasien berdasarkan DM didapatkan 123 pasien yang memiliki riwayat DM 50,8 dan 119 pasien yang tidak memiliki riwayat keluarga 49,2. Dapat disimpulkan bahwa pasien yang memiliki riwayat DM adalah yang paling banyak untuk faktor risiko mayor pada Universitas Sumatera Utara pasien PJK berdasarkan DM. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa prevalensi pasien PJK yang memiliki riwayat DM 58,1 lebih banyak jika dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat DM 41,9. 14 Hal tersebut juga dinyatakan oleh penelitian lain yang menyatakan bahwa kenaikan kadar gula darah puasa ≥ 126 mgdl akan meningkatkan risiko untuk terjadinya PJK pada umur ≥ 45 tahun sebanyak 4,1 kali dibandingkan dengan yang memiliki kadar gula darah puasa 126 mgdl. 22 Hal tersebut kemungkinan karena adanya aktivasi dari sitokin-sitokin inflamasi pada pasien DM dan karena adanya disfungsi endotel pada pasien DM. Disfungsi endotel itu sendiri juga secara umum hadir pada pasien dengan DM yang dapat dibuktikan dengan meningkatnya kadar endothelin 1 dan menurunnya kadar nitrit oksida. Peningkatan pembentukan trombus juga terjadi pada pasien DM yang diduga menjadi penyebab terjadinya PJK juga. Namun, tidak semua pasien DM akan menjadi pasien PJK. Akhir-akhir ini ditemukan biomarker baru pada pasien DM tipe 2 yang memiliki komplikasi menjadi pasien PJK yang meningkat dan secara positif berhubungan dengan tingkat keparahan dari PJK, yaitu Osteonectin Secretin Acidic and Rich in Cystein SPAR C namun mekanisme bagaimana bisa terjadinya masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut. 39 5.2.2. Faktor risiko minor pada pasien PJK 5.2.2.1. Prevalensi faktor risiko minor pada pasien PJK berdasarkan jenis kelamin Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin dan dapat disimpulkan bahwa pasien yang berjenis kelamin laki-laki adalah yang paling banyak untuk faktor risiko minor pada pasien PJK berdasarkan jenis kelamin. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan di RSUP H. Adam Malik menunjukkan bahwa pasien PJK laki-laki 56,7 lebih banyak dibandingkan dengan perempuan 43,3. 14 Hal ini mungkin berkaitan dengan beberapa hipotesa yang menyimpulkan bahwa kadar estrogen yang tinggi pada wanita dapat menjadi salah satu faktor proteksi terjadinya PJK. Sebuah penelitian yang dilakukan dengan mengambil populasi dari 45 negara juga Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa prevalensi PJK pada perempuan 22,5 dari 33.280 pasien PJK yang menjadi populasi, angka yang lebih sedikit dibandingkan dengan laki- laki 77,5. 40

5.2.2.2. Prevalensi faktor risiko minor pada pasien PJK berdasarkan Obesitas

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil distribusi pasien berdasarkan obesitas dan dapat disimpulkan bahwa pasien yang tidak obesitas adalah yang paling banyak untuk faktor risiko minor pada pasien PJK berdasarkan obesitas. Hal ini juga sejalan sengan penelitian sebelumnya yang dilakukan di RSUP H. Adam Malik yang menunjukkan bahwa prevalensi pasien PJK dengan obesitas 22,7 lebih sedikit dibandingkan dengan pasien PJK yang tidak obesitas 77,3. 14 Hal ini mungkin dikarenakan IMT tidak dapat menggambarkan distribusi lemak di tubuh. Bahkan terjadi penurunan insidensi PJK pada pasien dengan ekstrim obesitas IMT ≥ 40 kgm 2 walaupun memiliki faktor risiko yang umum untuk terjadinya PJK, seperti diabetes, hipertensi, dan hipertrigliseridemia. Bahkan sebelumnya juga dikatakan bahwa pasien obesitas memiliki outcome PJK yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak obesitas berdasarkan IMT. 41

5.2.2.3. Prevalensi faktor risiko minor pada pasien PJK berdasarkan riwayat mengonsumsi alkohol

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil distribusi pasien berdasarkan obesitas dan dapat disimpulkan bahwa pasien yang tidak memiliki riwayat mengonsumsi alkohol adalah yang paling banyak untuk faktor risiko minor pada pasien PJK berdasarkan riwayat mengonsumsi alkohol. Hal ini sesuai dengan penelitian di Brazil yang mendapati bahwa tidak ada hubungan yang pasti antara kebiasaan meminum alkohol dengan terjadinya PJK. Bahkan berdasarkan penelitian tersebut didapatkan kesimpulan bahwa pasien dengan kategori peminum sedang sampai 15 ghari untuk wanita dan 30 ghari untuk pria memiliki derajat keparahan yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak peminum alkohol ataupun yang dalam kategori berat. 42 Universitas Sumatera Utara

5.2.2.4. Prevalensi faktor risiko minor pada pasien PJK berdasarkan riwayat menopause pada wanita

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil distribusi pasien perempuan berdasarkan riwayat menopause dan dapat disimpulkan bahwa pasien perempuan yang menjadi sampel seluruhnya memiliki riwayat menopause. Hal ini karena setelah menopause, antara laki-laki dan perempuan memiliki angka kejadian yang sama terhadap PJK. Ini mungkin berkaitan dengan estrogen yang berfungsi sebagai bahan untuk protektif terhadap pembentukan aterosklerosis yang kadarnya menurun pada perempuan setelah menopause. 13 Penelitian di Prancis menyatakan bahwa risiko terjadinya PJK pada wanita pada umur 60 ke atas yang tidak hanya bisa dihubungkan dengan menurunnya kadar estrogen, namun terkait faktor lain seperti profil lipid yaitu meningkatnya kadar kolesterol total maupun LDL. 43 Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Bogor dan didapatkan bahwa prevalensi pasien PJK yang menopause 70,7 lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak menopause 29,3. Dan juga telah diteliti bahwa pasien yang menopause akan berisiko sebesar 1,5 kali dibandingkan dengan yang tidak menopause. 44 Universitas Sumatera Utara 43 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Karakteristik Hipertensi pada Pasien Penyakit Jantung Koroner yang Dirawat Inap di RSUP Haji Adam Malik dari September Hingga November 2014

6 76 84

Profil Pasien Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak Di Rsup Haji Adam Malik Tahun 2012-2013

2 53 61

Prevalensi Penyakit Jantung Hipertensi Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Yang Dirawat Di Unit Rawat Kardiovaskular RSUP H.Adam Malik Pada Tahun 2011

0 85 63

Prevalensi Hiperkolesterolemia pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner di RSUP H. Adam Malik Tahun 2009 - 2010

0 47 83

Prevalensi Faktor Risiko Mayor dan Minor pada Pasien Penyakit Jantung Koroner dengan Tindakan Kateterisasi di RSUP H. Adam Malik Medan Periode Januari sampai dengan Juni 2015

0 0 13

Prevalensi Faktor Risiko Mayor dan Minor pada Pasien Penyakit Jantung Koroner dengan Tindakan Kateterisasi di RSUP H. Adam Malik Medan Periode Januari sampai dengan Juni 2015

0 0 2

Prevalensi Faktor Risiko Mayor dan Minor pada Pasien Penyakit Jantung Koroner dengan Tindakan Kateterisasi di RSUP H. Adam Malik Medan Periode Januari sampai dengan Juni 2015

0 0 5

Prevalensi Faktor Risiko Mayor dan Minor pada Pasien Penyakit Jantung Koroner dengan Tindakan Kateterisasi di RSUP H. Adam Malik Medan Periode Januari sampai dengan Juni 2015

0 0 18

Prevalensi Faktor Risiko Mayor dan Minor pada Pasien Penyakit Jantung Koroner dengan Tindakan Kateterisasi di RSUP H. Adam Malik Medan Periode Januari sampai dengan Juni 2015

0 0 3

Prevalensi Faktor Risiko Mayor dan Minor pada Pasien Penyakit Jantung Koroner dengan Tindakan Kateterisasi di RSUP H. Adam Malik Medan Periode Januari sampai dengan Juni 2015

0 0 29