Hipertensi Faktor risiko mayor 1. Merokok

Berdasarkan National Cholesterol Education Program’ s Adult Treatment Panel III ATP III report, yang termasuk ke dalam faktor risiko mayor adalah merokok, hipertensi, hiperlipidemia, riwayat keluarga pasien yang menderita PJK, usia, dan diabetes mellitus. 21 2.4.4.1. Faktor risiko mayor 2.4.4.1.1. Merokok Merokok bisa mengubah metabolisme dalam tubuh, khususnya meningkatkan kadar kolesterol dalam darah dan menurunkan HDL. Tingginya kadar kolesterol darah memiliki pengaruh yang besar terhadap terjadinya PJK. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pada laki-laki perokok yang mendapatkan kematian mendadak 10 kali lebih besar dibandingkan dengan yang bukan perokok dan pada perempuan perokok 4,5 kali lebih besar dibandingkan dengan yang bukan perokok. Hal tersebut dikarenakan efek rokok dapat menambah beban jantung karena adanya rangsangan katekolamin dan menurunnya konsumsi oksigen akibat terhirup karbon monoksida yang dapat menyebabkan takikardi, vasokonstriksi pembuluh darah, dan mengubah permeabilitas dinding pembuluh darah. Merokok juga dapat menyebabkan penurunan HDL kolesterol, akan tetapi mekanisme pastinya masih belum jelas. Apabila merokok tersebut dihentikan maka akan terjadi penurunan risiko PJK sebesar 50 pada akhir tahun pertama setelah berhenti merokok dan kembali lagi seperti yang tidak merokok setelah berhenti merokok selama 10 tahun. 5 Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dengan adanya kebiasaan merokok pada usia ≥ 45 tahun memiliki risiko untuk terjadinya PJK sebesar 2,4 kali dibandingkan dengan yang tidak memiliki kebiasaan merokok OR=2,4 ; 95 CI=1,3-4,5. 22

2.4.4.1.2. Hipertensi

Berdasarkan penelitian di berbagai tempat di Indonesia 1978 prevalensi hipertensi untuk Indonesia sekitar 15, sedangkan di negaara maju misalnya Amerika 15-20. Sekitar 60 penderita hipertensi yang tidak terdeteksi, 20 dapat diketahui tetapi tidak diobati atau tidak terkontrol dengan baik. Peningkatan Universitas Sumatera Utara tekanan darah akan menyebabkan beban jantung akan menjadi berat, sehingga menyebabkan pembesaran ventrikel kiri faktor miokard. Peningkatan tekanan darah juga akan membuat trauma langsung pada dinding pembuluh darah arteri koroner, sehingga memudahkan terjadinya aterosklerosis koroner yang pada akhirnya akan menyebabkan angina pektoris, insufisiensi koroner serta miokard infark lebih sering ditemui pada pasien hipertensi dibandingkan dengan orang yang normal. 5 Penelitian Framingham selama 18 tahun pada pasien penderita berusia 45-75 tahun dengan hipertensi sistolik mudah untuk terjadinya miokard infark dan memiliki mortalitas 3 kali lebih besar dibandingkan dengan yang normotensi dengan miokard infark. Terdapat hubungan juga antara penyakit jantung koroner dengan tekanan darah diastole. Didapatkan bahwa pasien dengan tekanan darah diastole 90-104 mmHg dibandingkan tekanan darah diastole 85 mmHg memiliki risiko 2 kali lebih besar untuk terjadinya miokard infark, sedangkan pada tekanan diastolenya 105 mmHg memiliki risiko sebesar 4 kali lebih besar. 5 Penelitian sebelumnya mendapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara hipertensi dengan kejadian penyakit jantung koroner dengan nilai p=0,001. 14 Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure JNC 7, klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat 1, dan hipertensi derajat 2. 23 Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7. 23 Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah Sistolik mmHg Tekanan Darah Diastolik mmHg Normal 120 dan 80 Pra Hipertensi 120-139 atau 80-89 Hipertensi derajat 1 140-159 atau 90-99 Hipertensi derajat 2 ≥ 160 atau ≥ 100 Universitas Sumatera Utara Masih terdapat beberapa klasifikasi penanganan hipertensi ain dari World Health Organization WHO dan International Society of Hypertension ISH, dari Eurpean Society of Hypertension ESH, berasama Eurpean Society of Cardiology, British Hypertension Education Program BSH serta Canadian Hypertension Education Program CHEP, tetapi umumnya menggunakan JNC 7. 23

2.4.4.1.3. Hiperlipidemia

Dokumen yang terkait

Karakteristik Hipertensi pada Pasien Penyakit Jantung Koroner yang Dirawat Inap di RSUP Haji Adam Malik dari September Hingga November 2014

6 76 84

Profil Pasien Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak Di Rsup Haji Adam Malik Tahun 2012-2013

2 53 61

Prevalensi Penyakit Jantung Hipertensi Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Yang Dirawat Di Unit Rawat Kardiovaskular RSUP H.Adam Malik Pada Tahun 2011

0 85 63

Prevalensi Hiperkolesterolemia pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner di RSUP H. Adam Malik Tahun 2009 - 2010

0 47 83

Prevalensi Faktor Risiko Mayor dan Minor pada Pasien Penyakit Jantung Koroner dengan Tindakan Kateterisasi di RSUP H. Adam Malik Medan Periode Januari sampai dengan Juni 2015

0 0 13

Prevalensi Faktor Risiko Mayor dan Minor pada Pasien Penyakit Jantung Koroner dengan Tindakan Kateterisasi di RSUP H. Adam Malik Medan Periode Januari sampai dengan Juni 2015

0 0 2

Prevalensi Faktor Risiko Mayor dan Minor pada Pasien Penyakit Jantung Koroner dengan Tindakan Kateterisasi di RSUP H. Adam Malik Medan Periode Januari sampai dengan Juni 2015

0 0 5

Prevalensi Faktor Risiko Mayor dan Minor pada Pasien Penyakit Jantung Koroner dengan Tindakan Kateterisasi di RSUP H. Adam Malik Medan Periode Januari sampai dengan Juni 2015

0 0 18

Prevalensi Faktor Risiko Mayor dan Minor pada Pasien Penyakit Jantung Koroner dengan Tindakan Kateterisasi di RSUP H. Adam Malik Medan Periode Januari sampai dengan Juni 2015

0 0 3

Prevalensi Faktor Risiko Mayor dan Minor pada Pasien Penyakit Jantung Koroner dengan Tindakan Kateterisasi di RSUP H. Adam Malik Medan Periode Januari sampai dengan Juni 2015

0 0 29