Pengujian Beda Nilai Rata-rata Antar Sampel Uji Perolehan Kembali Recovery

20 t hitung = � Xi- X � SD √n ⁄ � dan untuk menentukan kadar mineral di dalam sampel dengan tingkat kepercayaan 95, � = 0,05, dk = n-1, dapat digunakan rumus : Kadar, μ= X ���± �t α 2,dk ⁄ × SD √n ⁄ � Keterangan : X � = Kadar rata-rata sampel SD = Standar deviasi dk = Derajat kebebasan dk = n-1 = Tingkat kepercayaan n = Jumlah pengulangan

3.6.6.2 Pengujian Beda Nilai Rata-rata Antar Sampel

Menurut Sudjana 2005, sampel yang dibandingkan adalah independen dan jumlah pengamatan masing-masing lebih kecil dari 30 dan varians σ tidak diketahui sehingga dilakukan uji F untuk mengetahui apakah varians kedua populasi sama σ 1 = σ 2 atau berbeda σ 1 ≠σ 2 dengan menggunakan rumus: F = � 1 2 � 2 2 Keterangan : F = Beda nilai yang dihitung S 1 = Standar Deviasi sampel 1 mg100 g S 2 = Standar Deviasi sampel 2 mg100 g Apabila dari hasilnya diperoleh F o tidak melewati nilai kritis F maka dilanjutkan uji dengan distribusi t dengan rumus: t o = � 1 − � 2 �� �1� 1 + 1 � 2 Universitas Sumatera Utara 21 Keterangan : X � 1 = kadar rata-rata sampel 1 mg100 g X � 2 = kadar rata-rata sampel 2 mg100 g Sp = simpangan baku mg100 g n 1 = jumlah pengulangan sampel 1 n 2 = jumlah pengulangan sampel 2 Dan jika F o tidak melewati nilai kritis F maka dilanjutkan uji distribusi t dengan rumus: t o = � 1 − � 2 ���� 1 2 � 1 + � 2 2 � 2 Keterangan : X � 1 = kadar rata-rata sampel 1 mg100 g X � 2 = kadar rata-rata sampel 2 mg100 g Sp = simpangan baku mg100 g n 1 = jumlah pengulangan sampel 1 n 2 = jumlah pengulangan sampel 2 S 1 = Standar Deviasi sampel 1 mg100 g S 2 = Standar Deviasi sampel 2 mg100 g Kedua sampel dinyatakan berbeda apabila t o yang diperoleh melewati nilai kritis t, dan sebaliknya. 3.6.7 ValidasiMetodeAnalisis 3.6.7.1 Penentuan Batas Deteksi Limit of Detection dan Batas Kuantitasi Limit of Quantitation Menurut Harmita 2004, batas deteksi merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan. Universitas Sumatera Utara 22 Sebaliknya batas kuantitasi merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama. Batas deteksi dan batas kuantitasi ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Simpangan baku � �� � � = � ∑ �−�� 2 �−2 Batas Deteksi LOD = 3 � � �� � � ����� Batas Kuantitasi LOQ = 10 � � �� � � �����

3.6.7.2 Uji Perolehan Kembali Recovery

Kecermatan atau akurasi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali recovery analit yang ditambahkan. Uji perolehan kembali atau recovery dilakukan dengan metode penambahan larutan standar standard addition method. Dalam metode ini, kadar mineral dalam sampel ditentukan terlebih dahulu, selanjutnya dilakukan penentuan kadar mineral dalam sampel setelah penambahan larutan baku dengan konsentrasi tertentu Ermer, 2005. Larutan baku yang ditambahkan yaitu : 1,6 mL larutan baku natrium konsentrasi 1000 µgmL, 9,8 mL larutan baku kalium konsentrasi 1000 µgmL, 1,2 mL larutan baku kalsium konsentrasi 1000 µgmL dan 0,1 mL larutan baku besi konsentrasi 1000 µgmL. Sampel daun tempuyung yang telah dihaluskan ditimbang secara seksama sebanyak 10 gram, lalu ditambahkan 1,6 mL larutan baku natrium konsentrasi Universitas Sumatera Utara 23 1000 µgmL, 9,8 mL larutan baku kalium konsentrasi 1000 µ gmL, 1,2 mL larutan baku kalsium konsentrasi 1000 µgmL dan 0,1 mL larutan baku besi konsentrasi 1000 µ gmL, kemudian dilanjutkan dengan prosedur destruksi kering seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Prosedur pengukuran uji perolehan kembali dilakukan sama dengan prosedur penetapan kadar dalam sampel. Menurut Harmita 2004, persen perolehan kembali dapat dihitung dengan rumus di bawah ini: Perolehan Kembali= � �− � � � � ∗ � 100 Keterangan : C A = Kadar logam dalam sampel sebelum penambahan baku µ gg C F =Kadar logam dalam sampel setelah penambahan baku µ gg C A = Kadar larutan baku yang ditambahkan µ gg

3.6.7.3 Simpangan Baku Relatif

Dokumen yang terkait

Analisis Kelarutan Kalsium Oksalat dan Kalsium Karbonat Pada Infus Daun Tempuyung Segar (Sonchus arvensis L.) dan Sediaan Kapsul Ekstrak Daun Tempuyung secara Spektrofotometri Serapan Atom

9 114 105

Penetapan Kadar Mineral Besi, Kalium, Kalsium, dan Natrium pada Kol (Brassica Oleracea L.) Secara Spektrofotometri Serapan Atom

3 30 125

Analisis Mineral Natrium, Kalium, Kalsium dan Besi Dalam Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 16

Analisis Mineral Natrium, Kalium, Kalsium dan Besi Dalam Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 2

Analisis Mineral Natrium, Kalium, Kalsium dan Besi Dalam Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 3

Analisis Mineral Natrium, Kalium, Kalsium dan Besi Dalam Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 10

Analisis Mineral Natrium, Kalium, Kalsium dan Besi Dalam Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 2

Analisis Mineral Natrium, Kalium, Kalsium dan Besi Dalam Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 77

Analisis Kelarutan Kalsium Oksalat dan Kalsium Karbonat Pada Infus Daun Tempuyung Segar (Sonchus arvensis L.) dan Sediaan Kapsul Ekstrak Daun Tempuyung secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 48

Analisis Kelarutan Kalsium Oksalat dan Kalsium Karbonat Pada Infus Daun Tempuyung Segar (Sonchus arvensis L.) dan Sediaan Kapsul Ekstrak Daun Tempuyung secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 15