Jika dipandang dari suatu segi, pembuatan film hampir sama dengan Photographis
. Film juga diartikan sebagai rangkaian pemotretan yang berturut-turut yang kemudian diproyektir kembali dengan satu kecepatan sekurang-kurangnya 16
gambardetik, sehingga nampak lah suatu gambar yang bergerak. Triananta, 2001.
2.9 Penelitian yang Relevan
Untuk melengkapi pengetahuan tentang Augmented Reality menggunakan Vuforia SDK dan Unity 3D. Berikut ini adalah tabel 1 yang berisi tentang hasil penelitian
sebelumnya yang telah membahas:
Tabel 1. Hasil Penelitian Augmented Reality berbasis Android menggunakan Unity3D dan Vuforia SDK
No Penulis
Judul Hasil Penelitian
1 Azhar, 2014 Pemanfaatan Augmented
Reality Untuk Game “Ranger Target” Fps
Berbasis Android Menggunakan Unity 3d
Dan Vuforia Sdk Pada penelitian ini disimpulkan
bahwa kamera dapat kalibrasidengan target pada jarak sampai 1,25
meterdengan waktu 1,25 detik dan deteksi yangcukup jauh sampai 8
meter pada pengujian marker berukuran A4.
2 Muhammad
Rifa’I, dkk, 2014
Penerapan Teknologi Augmented Reality
Pada Aplikasi Katalog Rumah
Berbasis Android Dari hasil penelitian yang dilakukan
pada library Vuforia SDK yang digunakan untuk membangun aplikasi
Augmented Reality
didapatkan bahwa library tersebut mampu membangun
suatu aplikasi untuk menampilkan objek3D pada marker yang dikenali
yang tertangkap pada kamera.
Aplikasi yang menggunakan Unity3D dan Vuforia SDK tersebut
membutuhkan spesifikasi smartphone yang sangat tinggi dari segi ukuran
prosesor dan RAM yang dapat dilihat pada pengujian sebelumnya yaitu:
- Device 1 Smartfren Andromax U
membutuhkan waktu 28 detik untuk loading .
Tabel 1. Lanjutan
No Penulis
Judul Hasil Penelitian
kamera menu explore rumah 3D dan 19 detik untuk loading kamera menu
explore denah ruang.
- Device 2 Sony Xperia SP
membutuhkan waktu 10 detik untuk loading
kamera menu explore rumah 3D dan 8 detik untuk loading kamera
menu explore denah ruang.
- Device 3 Samsung Galaxy Tab
P7300 membutuhkan waktu 16 detik untuk loading kamera menu explore
rumah 3D dan 12 detik untuk loading kamera menu explore denah ruang.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hiburan merupakan kebutuhan manusia yang tidak dapat dikatakan sebagai kebutuhan sekunder lagi. Setiap orang pasti membutuhkan hiburan di sela-sela kesibukan yang
menumpuk di kesehariannya. Ada banyak jenis hiburan yang dapat dinikmati sekarang, salah satunya adalah film. Sampai sekarang ini film sudah disediakan dalam
berbagai media seperti sinema layar lebar atau bioskop, sinema online, dan juga DVD. Untuk alasan kepraktisan lebih banyak orang lebih memilih DVD dengan alasan
kepraktisan.
Pesatnya kemajuan di bidang teknologi dan informasi telah membuat dan menemukan berbagai macam teknologi untuk mempermudah kegiatan manusia. Salah
satunya adalah Augmented reality AR. Augmented reality AR dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai
“Realita yang Bertambah”, adalah teknologi yang tergolong baru untuk menggabungkan benda maya dua dimensi dan atau pun tiga
dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan benda- benda maya tersebut dalam waktu nyata. Shiddiqi Hendrianto, 2012.
Augmented Reality AR merupakan pengembangan dari Virtual Environment
VE yang dewasa ini lebih dikenal sebagai Virtual Reality. Teknologi Virtual Reality
membuat seorang user merasa berada di dalam sebuah lingkungan virtual di mana user
akan dikelilingi oleh tampilan virtual tersebut. Sementara itu Augmented Reality AR
merupakan kebalikan dari Virtual Reality yang memungkinkan seorang user menampilkan sebuah obyek virtual di dalam dunia nyata. Azuma, 1987.
Saat ini sering kali seorang pembeli DVD Film merasa tidak tahu bagaimana gambaran dari film yang ingin dibeli, terkhusus pada film keluaran terbaru sebelum
melihat trailer dari film tersebut. Namun, ada kalanya saat ingin membeli sebuah DVD film, pembeli menemukan sebuah DVD film dengan cover yang menarik, tapi
pembeli belum pernah melihat trailer dari film tersebut sebelumnya sehingga pembeli
menjadi ragu, apakah film tersebut memang sama menariknya seperti yang dapat di lihat pada bagian covernya.
Permasalahan tersebut memunculkan ide bagi penulis untuk mengatasinya dengan pengimplementasian Augmented Reality AR terhadap cover suatu DVD film
sebagai marker dengan metode markerles yang digabungkan dengan penggunaan smartphone
berbasis android sebagai media input dan output, yang akan menampilkan trailer
atau cuplikan film dari sebuah DVD film melalui layar smartphone pembeli.
Dengan pengimplementasian Augmented Reality AR terhadap cover suatu DVD film sebagai marker, pembeli tidak akan merasa kebingungan dan harus
bertanya lagi kepada penjual seperti apa kira-kira isi film yang akan dibeli, karna hanya dengan melakukan scanning terhadap marker yang berupa cover DVD
menggunakan kamera smartphone, pembeli dapat melihat trailer atau cuplikan film tersebut melalui layar smartphone nya masing-masing.
1.2 Rumusan Masalah