e. Alat Evaluasi Perusahaan
Anggaran yang disusun baik menerapkan standar yang relevan memberikan pedoman bagi perbaikan operasi perusahaan dalam menentukan
langkah-langkah yang ditempuh agar pekerjaan diselesaikan dengan baik, artinya menggunakan sumber-sumber daya perusahaan yang dianggap paling
menguntungkan. Penyimpangan yang mungkin terjadi dalam operasional perlu dilakukan evaluasi yang dapat menjadi masukan berharga bagi penyusunan
anggaran selanjutnya.
3. Kuantitas Pemesanan Ekonomis EOQ
Manajemen persediaan merupakan salah satu bidang penerapan ilmu manajemen yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena bila perusahaan
menanamkan terlalu banyak modal kerjanya capital cost dalam persediaan, maka dapat menyebabkan adanya biaya penympanan yang berlebihan. Sebenarnya
modal kerja capital cost tersebut memiliki opportunity untuk ditanamkan kedalam investasi lain yang lebih menguntungkan. Sebaliknya, bila perusahaan
tidak mempunyai persediaan yang cukup, maka perusahaan harus menanggung biaya-biaya sebagai akibat kehabisan atau kekurangan barang.
Dalam mengembangkan kebijakan persediaan, terdapat dua pertanyaan pokok yang harus diperhatikan :
a. berapa banyak barang yang harus dipesan
b. kapan seharusnya pemesanan dilakukan atau kapan perencanaan
persediaan dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu, untuk menghindari kekurangan dan kelebihan persediaan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan produksi. Beberapa hal yang
dianggap penting menurut Ahyari dalam bukunya efisiensi persediaan bahan
1999:48 yaitu : “waktu rata-rata yang diperlukan untuk memesan, pemakaian rata-rata dalam waktu rata-rata, biaya untuk menyimpan
apabila ada persediaan yang berlebih, dan kerugian yang mungkin bila persediaan berkurang.”
Economic Order Quantity EOQ merupakan salah satu model manajemen persediaan, model EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan
persediaan yang dapat meminimalkan biaya penyimpanan dan biaya pemesanan persediaan. Economic Order Quantity EOQ adalah jumlah kuantitas barang
yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal, atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal. Dalam menentukan besarnya jumlah pembelian
yang optimal ini kita hanya memperhatikan biaya variabel dari penyediaan persediaan tersebut, baik biaya variabel yang sifat perubahannya searah dengan
perubahan jumlah persediaan yang dibelidisimpan maupun biaya variabel yang sifat perubahannya berlawanan dengan perubahan jumlah persediaan tersebut.
Biaya variabel dari persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan dalam : a.
Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi pesanan, yang sering dinamakan “procurement costs” atau set-up costs”.
b. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya “average
inventory” sering disebut “storage” atau “carrying costs”.
Universitas Sumatera Utara
Procurement costs adalah biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan “frekuensi pesanan” yang terdiri dari :
a. Biaya selama proses persiapan.
1 Persiapan-persiapan yang diperlukan untuk pesanan.
2 Penentuan besarnya kuantitas yang akan dipesan.
b. Biaya pengiriman barang.
c. Biaya penerimaan barang yang dipesan.
1 Pembongkaran dan pemasukan ke gudang.
2 Pemeriksaan material yang diterima.
3 Mempersiapkan laporan penerimaan.
4 Mencatat ke dalam “material record card”.
d. Biaya-biaya processing pembayaran.
1 Auditing dan perbandingan antara laporan penerimaan dengan pesanan
yang asli. 2
Persiapan pembuatan cek untuk pembayaran. 3
Pengiriman cek dan kemudian auditingnya. “Set-up Costs” akan makin besar apabila “order quantity” makin kecil.
Carrying costs adalah biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan. Penentuan besarnya carrying costs didasarkan pada rata-rata
persediaan dan biaya ini dinyatakan dalam persentase dari nilai dalam satuan uang rupiah dari rata-rata persediaan. Biaya-biaya yang termasuk dalam carrying
costs adalah : a.
Biaya penggunaansewa ruangan gudang.
Universitas Sumatera Utara
b. Biaya pemeliharaan material dan allowances untuk kemungkinan rusak.
c. Biaya untuk menghitungmenimbang barang yang dibeli.
d. Biaya asuransi.
e. Biaya tetap.
f. Biaya modal.
g. Pajak dari persediaan yang ada dalam gudang.
Carrying Cost akan makin kecil apabila jumlah material yang dipesan makin kecil.
Dalam kegiatan normal Model Economic Order Quantity memiliki beberapa karakteristik antara lain :
a. Jumlah barang yang dipesan pada setiap pemesanan selalu konstan
b. Permintaan konsumen, biaya pemesanan, biaya transportasi dan waktu
antara pemesanan barang sampai barang tersebut dikirim dapat diketahui secara pasti, dan bersifat konstan.
c. Harga per unit barang adalah konstan dan tidak mempengaruhi jumlah
barang yang akan dipesan nantinya, dengan asumsi ini maka harga beli menjadi tidak relevan untuk menghitung EOQ, karena ditakutkan pada
nantinya harga barang akan ikut dipertimbangkan dalam pemesanan barang.
d. Pada saat pemesanan barang, tidak terjadi kehabisan barang atau back
order yang menyebabkan perhitungan menjadi tidak tepat. Oleh karena itu, manajemen harus menjaga jumlah pemesanan agar tidak terjadi
kehabisan barang.
Universitas Sumatera Utara
e. Pada saat penentuan jumlah pemesanan barang kita tidak boleh
mempertimbangkan biaya kualitas barang. f.
Biaya penyimpanan per unit pertahun konstan. Economic Order Quantity akan menentukan jumlah pesanan persediaan
yang meminimumkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Besarnya EOQ dapat ditentukan dengan berbagai cara, menurut Hansen dan Mowen 2005:472
rumus yang digunakan ialah sebagai berikut:
EOQ =
C xSxD
2
Atau ;
EOQ =
H xSxD
2
TC = D x C +
Q D
x S +
2 Q
x H
TC =
Total biaya pemesanan dan biaya penyimpanan D
= Jumlah dalam unit yang dibutuhkan selama satu periode tertentu,
misalnya satu tahun. S
= Biaya pesanan setiap kali pesan.
C =
Harga pembelian per unit yang dibayar. I
= Biaya penyimpanan dan pemeliharaan digudang dinyatakan dalam
persentase dari nilai rata-rata dalam rupiah dari persediaan. H
= Biaya Penyimpanan per unit barang per tahun Rpunittahun
Q D
= Jumlah berapa kali pesanan periode waktu jumlahpesanantahun
2 Q
= Persediaan
rata-rata
Universitas Sumatera Utara
Dengan adanya hal diatas, maka persediaan pengaman merupakan suatu sarana pencegah terjadinya kekurangan persediaan. Persediaan pengaman yang
paling optimal adalah jumlah yang menghasilkan biaya paling rendah dalam suatu periode. Dalam hal ini kita harus menyadari bahwa pembelian berdasarkan EOQ
hanya dibenarkan kalau syarat-syaratnya dipenuhi. Adapun syarat utamanya adalah ;
a. Harga pembelian bahan per unitnya konstan.
b. Setiap saat kita membutuhkan bahan mentah selalu tersedia dipasar.
c. Jumlah produksi yang menggunakan bahan mentah tersebut stabil yang
ini berarti kebutuhan bahan mentah tersebut relatif stabil sepanjang tahun.
Contoh ; 1. PT. XYZ menerapkan biaya penyimpanan dan pemeliharaan gudang carrying
cost adalah 25,5 dari nilai rata-rata persediaan. Biaya pesanan procurement cost adalah Rp. 50.000,- setiap kali pesan. Jumlah persediaan selama setahun
sebanyak 1.200 unit dengan harga Rp. 900.000,- per unitnya. Maka, untuk mengetahui berapa unit yang harus dipesan setiap kali pemesanan sehingga
dicapai total biaya yang paling kecil minimal D
= 1200 unittahun S
= Rp. 50.000pesan H
= Rp 229.500 25,5 x 900.000 C
= Rp 900.000,-
Universitas Sumatera Utara
EOQ =
H xSxD
2
EOQ = 5
, 25
000 .
900 1200
000 .
50 2
x x
x
=
500 .
229 000
. 000
. 120
=
87 ,
522
= 22,8 unit
= 23 unit
Dalam 1 tahun = 23
1200 = 52 kali
Total biaya pemesanan dan biaya penyimpanan yang paling ekonomis yang
dibutuhkan dalam 1 tahun adalah :
TC = D x C +
Q D
x S +
2 Q
x H
TC = 1200 x 900.000 +
23 1200
x 50.000 + 2
23 x 229.500
= Rp. 1.080.000.000 + Rp. 2.608.695 + Rp. 2.639.250 = Rp.
,
945 .
247 .
085 .
1
Apakah total persediaan tersebut merupakan biaya yang paling rendah, dapat dilihat, apabila dalam setiap kali pesan jumlah persediaan barang dagangan
yang dipesan diatas atau di bawah 23 unit.
Universitas Sumatera Utara
Perhitungan TC pada pemesanan 20 unit : Q
= 20 unit TC
= 1200 x 900.000 + 20
1200 x 50.000 +
2 20
x 229.500 = Rp. 1.080.000.000 + Rp. 3.000.000 + Rp. 2.295.000
= Rp.
, 000
. 295
. 085
. 1
Perhitungan TC pada pemesanan 25 unit : Q
= 25 unit TC
= 1200 x 900.000 + 25
1200 x 50.000 +
2 25
x 229.500 = Rp. 1.080.000.000 + Rp. 2.400.000 + Rp. 2.868.750
= Rp.
, 750
. 268
. 085
. 1
Dari perhitungan jumlah pemesanan barang dengan EOQ terlihat bahwa, biaya pemesanan dan biaya penyimpanan telah diminimalkan dengan pemesanan
barang pada tingkat 23 unit dengan total biaya yang akan dikeluarkan sebesar Rp. 1.085.247.945,- dan pemesanan barang dagangan akan dilakukan sebanyak 52
kali selama 1 tahun untuk memenuhi kebutuhan yang optimal terhadap barang persediaan. Sementara pada pemesanan 20 unit akan meningkatkan biaya
pemesanan dan ada kemungkinan persediaan yang ada tidak memenuhi permintaan konsumen. Pada pemesanan barang pada jumlah 25 unit akan
meningkatkan biaya penyimpanan barang dan kemungkinan persediaan barang dagangan menjadi rusakkadaluarsa.
Universitas Sumatera Utara
4. Titik Pemesanan Ulang Reorder PointROP