4. Titik Pemesanan Ulang Reorder PointROP
Bila model EOQ menjawab pertanyaan berapa banyak pemesanan yang optimal. Tetapi Reorder Point menjawab pertanyaan kapan mulai mengadakan
pemesanan. Dimaksudkan dengan Reorder Point ialah saat atau titik dimana harus diadakan pesanan lagi sedemikian rupa sehingga kedatangan atau penerimaan
barang yang dipesan itu tepat pada waktu dimana persediaan diatas safety stock sama dengan nol. Dengan demikian diharapkan datangnya barang yang dipesan
tidak melewati waktu sehingga akan melanggar safety stock. Apabila pesanan dilakukan sesudah melewati waktu Reorder Point tersebut, maka barang yang
dipesan akan diterima setelah perusahaan terpaksa mengambil barang dari safety
stock.
Dalam penentuanpenetapan
Reorder Point haruslah kita memperhatikan
faktor-faktor sebagai berikut : a.
Penggunaan barang selama tenggang waktu mendapatkan barang procurement lead time.
b. Besarnya safety stock.
Dimaksudkan dengan procurement lead time adalah waktu dimana meliputi saat dimulainya pelaksanaan usaha-usaha yang diperlukan untuk
memesan barang, sampai barang tersebut diterima dan ditempatkan dalam gudang perusahaan.
Reorder Point dapat ditetapkan dengan berbagai cara, antara lain dengan :
a. Menetapkan jumlah penggunaan selama lead time dan ditambah dengan
persentase tertentu. Misalnya ditetapkan bahwa safety stock sebesar 50
Universitas Sumatera Utara
dari penggunaan selama lead time dan dtetapkan bahwa lead timenya adalah 6 hari, sedangkan kebutuhan barang setiap harinya adalah 3
unithari. ROP = 6 x 3 + 50 6 x 3
= 18 + 9 = 27 unit.
b. Dengan menetapkan penggunaan selama lead time dan ditambah dengan
penggunaan selama periode tertentu sebagai safety stock, misalkan kebutuhan selama 4 hari.
ROP = 6 x 3 + 4 x 3 = 18 + 12
= 30 unit Dari contoh yang terakhir ini dapatlah dikatakan bahwa “reorder point”-
nya adalah pada jumlah 30 unit, ini berarti bahwa pesanan harus dilakukan pada waktu jumlah persediaan tinggal 30 unit..
Universitas Sumatera Utara
Hubungan antara reorder point, safety stock dan Economical Order Quantity dari contoh tersebut diatas dapatlah digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2. 1 Hubungan antara Reorder Point, Safety Stock dan Economical Order Quantity
Persediaan
Reorder Point
EOQ 30
Jumlah Stock pada
18
Waktu persediaan Barang Dagangan
Dipesan datang
12
Safety Stock
6 hari
Waktu Sumber : Riyanto 84:2001
Universitas Sumatera Utara
C. Penelitian Terdahulu
Nama peneliti adalah Srianjuma Hutagaol, tahun 2008, masalah yang diteliti yaitu Persediaan, variabel yang diamati adalah obat dalam hal ini alkohol.
Metode yang digunakan Metode Economic Order Quantity EOQ hasil temuannya adalah Perhitungan pesanan persediaan obat dengan menggunakan
Metode Economic Order Quantity EOQ akan meminimalkan pengeluaran biaya penyimpanan dan biaya pemesanan. Total biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan obat juga dapat digunakan seefisien mungkin. Sebagai contoh pada bulan Oktober 2007 Rumah Sakit Umum Siti Hajar
memesan alkohol sebanyak 20 unit dengan total biaya Rp. 2.564.020,- sementara dengan menggunakan perhitungan metode Economic Order Quantity EOQ obat
di pesan 12 unit dengan total biaya Rp. 2.557.527,- sudah dapat memenuhi kebutuhan setiap waktunya dan dapat meminimalkan kelebihan atau kekurangan
obat juga mengefisienkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan yang akan terjadi. Pemesanan dilakukan pada jumlah yang tidak terlalu kecil tapi permintaan
terhadap obat tetap dapat dipenuhi.
Universitas Sumatera Utara