hati-hati. Menurut mereka bahwa terapi yang paling sesuai dengan lansia adalah kebutuhan secara kejiwaan maka mereka lebih diaktifkan mengikuti kegiatan bersama
arisan, pengajian, piknik kegiatan silaturahmi antar lansia atau di ikutkan dalam acara hari besar dan berkumpul dengan anak cucu, dituakan dalam adat dan sewaktu-
waktu dibawa rekreasi kemudian perlu di ikutkan dalam mengambil keputusan dalam keluarga.
Untuk kesehatan fisik tetap diperhatikan apabila sakit tentu menggunakan jasa pelayanan kesehatan itu pun melihat kondisinya karena lansia yang sakit tidak
harus mengkonsumsi obat medis dapat juga mengkonsumsi jamu, obat herbal yang sifatnya alami karena obat alami tidak mempunyai efek samping untuk kesehatan
lansia.
5.1.3. Pengaruh Kepercayaan terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia di
Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Medan Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kepercayaan tidak mempunyai
pengaruh terhadap pemanfaatan posyandu lansia dengan nilai p= 0,9980,05. Keyakinan budaya memaknai pengalaman sehat dan sakit individu untuk
menyesuaikan diri secara kultural dengan penyebab penyakit yang rasional, aturan dalam mengekpresikan gejala, norma, interaksi, strategi mencari pertolongan dan
menentukan hasil yang di inginkan Harwood, 1998 Wrigth 1996 menyatakan bahwa keyakinan adalah lensa atau mata
bagaimana kita melihat atau memersepsikan kehidupan. Keyakinan merupakan pijakan kuat dari perilaku kita dan merupakan esensi dari keperdulian kita. Keyakinan
Universitas Sumatera Utara
membimbing dan mengarahkan keluarga serta individu dalam bertindak. Pilihan keluarga membuat perubahan dari keyakinan mereka, yang pada giliranya
dikembangkan dari sistem nilai yang dianut mereka. Keyakinan memiliki akar kebudayaan dan sosial yang mendalam.
Kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian
terlebih dahulu. Menurut teori Andersen mengemukakan bahwa pola pemanfaatan pelayanan
kesehatan dipengaruhi oleh individu-individu dari berbagai kelompok usia, yang berbeda menurut jenis serta frekuensi kejadian penyakit, oleh keluarga yang berbeda
menurut struktur dan gaya hidup, fisik, lingkungan sosial dan pola perilaku; dan oleh variasi kepercayaan mengenai keberhasilan pelayanan medis misalnya, keluarga
yang sangat percaya terhadap keberhasilan suatu cara pengobatan penyakit maka mereka akan segera mencari jenis pertolongan tersebut dan lebih sering
memanfaatkannya. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap petugas kesehatan di beberapa wilayah masih rendah. Mereka masih percaya kepada dukun, karena
karismatik dukun tersebut yang sedemikian tinggi, sehingga masyarakat lebih senang berobat dan meminta tolong kepada dukun. Petugas kesehatan dianggap sebagai
orang baru yang tidak mengenal masyarakat diwilayahnya dan tidak mempunyai karismatik.
Model keyakinan kesehatan menurut Rosenstoch 1974 menyatakan bahwa hubungan antara keyakinan seseorang dengan perilaku yang ditampilkan memberikan
Universitas Sumatera Utara
cara bagaimana keluarga akan berperilaku sehubungan dengan kesehatan mereka dan bagaimana mereka mematuhi pelayanan kesehatan yang diberikan.
Survei lapangan menunjukkan bahwa keluarga percaya dan meyakini bahwa lansia dalam keluarga wajib untuk dilindungi baik kesehatan fisik maupun mentalnya,
Keluarga juga percaya dengan keberadaan posyandu dan kepada petugas kesehatan yang memberikan pelayanan hanya saja bahwa kebutuhan lansia berbeda-beda sesuai
dengan keadaanya. Keluarga berpendapat agar kegiatan yang dilakukan di posyandu ini lebih menekankan partisipasi lansia itu sendiri dan melibatkan secara aktif
lembaga yang sudah ada misalnya mesjid, gereja, tokoh masyarakat, sekolah dan pemerintahan desa, karena masyarakat, keluarga lebih percaya kepada mereka .
Kondisi ini berkaitan dengan budaya yang dianut bahwa tokoh masyarakat, pemuka agama dan yang lainnya dianggap menjadi panutan dimasyarakat dan dianggap
menjadi pemimpin sekaligus teladan bagi lansia dan warga sekitarnya. Disamping lembaga yang sudah disiapkan pemerintah yaitu Puskesmas, Pustu dan Polindes lebih
memberikan perhatiannya kepada lansia dalam memberikan informasi yang benar dan mampu memberikan pelayanan khusus untuk semua masyarakat yang sudah lansia.
Begitu juga dengan pemberi pelayanan, keluarga lebih percaya kepada perawat dan dokter yang menggunakan baju putih dibandingkan dengan kader sebab persepsi
mereka kader tidak jauh berbeda pengetahuanya terhadap kesehatan dibanding lansia itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
5.1.4. Pengaruh Pendidikan terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia di