Deskripsi Proses PERENCANAAN PROSES

berikutnya seperti pemberian warna, pengharum, dan komponen lain yang dapat menjadikan sabun sebagai merk dagang. Yang pertama dilakukan dalam memproduksi noodle soap untuk memenuhi kebutuhan perusahaan sabun adalah sabun dipadatkan dan dibuat berbentuk silinder padat dan kemudian dibungkus. Spesifikasi noodle soap yang diproduksi biasanya berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan perusahaan sabun yang akan menggunakannya sebagai bahan baku, bentuknya pun dibuat sedemikian rupa agar kelihatan bagus seperti toilet soap, laundry soap, translucent soap dan lain-lain www.soap-noodles.com, 2009.

2.7. Deskripsi Proses

Bahan baku yang dibutuhkan terdiri dari asam palmitat, NaOH, NaCl, H 2 O dan beberapa zat aditif berupa EDTA, gliserin dan TiO2. Asam palmitat dipompakan ke tangki penampungan asam palmitat T-01, dengan perkiraan suhu 60 C dan selama penyaluran terjadi pengurangan suhu, sehingga untuk menjaga suhu bahan baku tangki penampungan asam palmitat dilengkapi dengan jaket pemanas. Dan begitu juga dengan bahan baku yang lain., untuk NaOH dimasukkan ke dalam tangki penampungan T-02, NaCl pada tangki penampungan T-03 sedangkan zat aditif pada tangki penampungan T-04. Selanjutnya asam palmitat, NaOH dan NaCl diumpankan dari tangki penampungan ke dalam mixer M-01. NaCl diumpankan dari tangki penampungan ke dalam mixer M-01. NaCl digunakan untuk mengurangi viscositas dari neat soap. Di dalam mixer, semua bahan baku diaduk dengan stirrer jenis helical ribbon, suhu operasi pada mixer berkisar 85 C. Reaksi penyabunan yang terjadi dalam mixer adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara R-COOH + NaOH  R-COO-Na + H 2 O Neat soap yang terbentuk pada mixer M-01 dipompakan ke dalam mixer M-02. Kemudian zat aditif separti EDTA yang berfungsi sebagai zat antioksidan untuk memperlambat teroksidasinya produk dan juga sebagai pencegah kontaminasi logam dalam neat soap, TiO 2 yang berfungsi sebagai bahan pembentuk kristal sabun dan gliserin berfungsi sebagai pelembab, dipompakan ke dalam mixer M-02 dari tangki bahan baku T-04. Pada mixer M-02 pencampuran antara Neat Soap dangan zat – zat ditif tidak menghasilkan reaksi. Pencampuran antara bahan – bahan aditif ini dengan sabun dilakukan pada suhu operasi 85 C. Neat soap yang sudah terbentuk kemudian diipanaskan secara bertahap pada dua buah evaporator V-01,V-02 untuk mengurangi kandungan air dengan suhu 100 C dan 110 C. Pemanasan harus dilakukan secara bertahap agar neat soap yang terbentuk tidak menghasilkan kerak sabun dan warnanya putih mengkilat dan tidak kekuningan – kuningan Basiron, 2004. Neat soap yang kandungan airnya sudah berkurang antara 10-15, kemudian dipompakan kedalam vacum spray chamber VSC-01. Pada Vacum Spray Chamber, kandungan air pada neat soap juga dikurangi tetapi dalam kondisi vacum. Sehingga dihasilkan neat soap yang moisturenya kandungan airnya memenuhi standar pasar. Uap air dari neat soap akan dihisap menggunakan ejector E-01 dan kemudian akan dikondensasikan oleh condenser dan ditransfer ke dalam cooling tower. Neat soap dari VSC di-plodd-kan pada plodder PL-01 dan dipotong- potong untuk dibentuk menjadi noodle-noodle. Universitas Sumatera Utara Dalam perancangan ini akan dihasilkan noodle soap dalam toilet soap yang dengan spesifikasinya adalah sebagai berikut: a. TMF total fatty matter 70-80 TMF adalah jumlah sodium palmitat yang terbentuk b. NaC1 0,06 c. Kandungan air 11-13 d. Free caustic 0,05 e. EDTA 0,1 f. TIO2 0,2 Sumber : Advances In Oil Palm Research, 2000 Kemudian noodle-noodle soap tersebut di-packing kedalam karung plastik dan karung kertas dan siap untuk disimpan digudang penyimpanan produk akhir G-02 untuk selanjutnya dijual ke pabrik pengolahan sabun selanjutnya.

2.8. Penentuan Kapasitas