Kajian Terdahulu Sebelumnya Kerangka Konseptual

Ranah merupakan gugusan situasi atau cakrawala interaksi di mana satu bahasa digunkan. Ranah dihubungkan dengan variasi tertentu, variasi-variasitersebut dibandingkan dengan situasi sosial dan merupakan abstraksi dari persilangan antara hubungn peran dan status, lingkungan dan pokok bahasan tertentu menurut Siregar 1998 : 38 Di dalam penulisan yang pernah dilakukan oleh Fishman 1971 dalam Rahardi 2009 : 39 telah digunakan lima macam ranah yakni 1 ranah keluarga, 2 ranah persahabatan, 3 ranah pekerjaan, 4 ranah pendidikan, 5 ranah agama. Maka sebuah ranah, misalnya saja, akan dapat dianggap sebagai ranah keluarga apabila terdapat pertuturan yang terjadi di rumah atau dalam sebuah keluarga, terdapat topik perbincangan mengenai masalah keluarga, dan terdapat para partisipan tutur yang merupakan bagian dari keluarga itu menurut Rahardi 2002 dan Sumarsono 1993 dalam Rahardi 2009 : 39.

2.8 Kajian Terdahulu Sebelumnya

Penelitian mengenai tindak tutur telah dilakukan oleh beberapa orang, diantaranya penelitian mengenai jenis dan fungsi tindak tutur yang mendekati dengan penelitian yang penulis tulis adalah: Eviravriza 2000 dalam tesisnya mengkaji tentang tindak tutur permintaan yang menjadi studi kasusnya adalah pengguna bahasa Melayu Riau di Pekan Baru. Eviravriza membahas tentang modus dan bagaimana bentuk kesopanan direfleksikan dengan tindak tutur khususnya permintaan yang objek studi kasusya pengguna bahasa Melayu Riau di Pekan Baru. Universitas Sumatera Utara Hamida 2002 dalam tesisnya mengkaji tentang jenis dan fungsi tindak tutur pada cerita anak bergambar berbahasa Inggris. Hamida membahas jenis-jenis dan fungsi tindak tutur pada cerita anak-anak bergambar dalam bahasa Inggris. Pramuniati 2009 dalam disertasinya mengkaji tentang Strategi Tindak Tutur dan Kepekaan Pragmatik Melarang Dalam Bahasa Aceh Utara. Pramuniati membahas strategi bertutur apa yang digunakan oleh penutur Aceh Utara di dalam perilaku tindak tutur melarang. Kartika 2010 dalam bukunya mengkaji tentang Kesantunan Tindak Tutur Memohon Dalam Bahasa Indonesia Oleh Mahasiswa Jepang, yang menjadi studi kasus pada Program Bahasa Indonesia Penutur Asing Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.

2.9 Kerangka Konseptual

Tindak tutur permintaan bahasa Jepang dalam Film TLS juga dipengaruhi beberapa faktor, yakni dari kelompok umur, jenjang pendidikan dan jenis kelamin. Faktor perbedaan variasi sosial tersebut juga dipengaruhi oleh unsur kesantunan yang mengacu pada kekuasaan K, solidaritas S dan latar publik P. Kajian teori terdahulu menunjukkan terdapat jumlah tindak tutur permintaan ini bervariasi dan di rumuskan mencakup hal sebagai berikut: 1.Untuk menganalisis jenis tindak tutur, penulis menggunakan pendapat Rahardi 2009 : 19 yang membedakan jenis-jenis tindak tutur menjadi: a. Tindak Tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung. Universitas Sumatera Utara b. Tindak tutur literal dan tindak tutur non literal. 2. Untuk menganalisis fungsi tindak tutur penulis menggunakan pendapat Blum Kulka 1987 dalam Kartika 2010 : 29-30 dapat diungkapkan dengan menggunakan berbagai iujaran sebagai berikut: 1. Bermodus imperatif Pindahkan kotak ini. 2. Performatif eksplisit Saya minta saudara memindahkan kotak ini 3. Performatif berpagar Saya sebenarnya mau minta saudara memindahkan kotak ini 4. Pernyataan keharusan Saudara harus memindahkankotak ini 5. Pernyataan keinginan Saya ingin kotak ini dipindahkan 6. Rumusan saran Bagaimana kalau kotak ini dipindahkan 7. Persiapan pernyataan Saudara dapat memindahkan kotak ini? 8. Isyarat kuat Dengan kotak ini di sini, ruangan ini kelihatan sesak 9. Isyarat halus Ruangan ini kelihatan sesak Teori ini penulis jadikan acuan dalam penelitian yang akan penulis kaji karena teori ini relevan dengan penelitian yang dilakukan. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode ini merupakan suatu metode penelitian yang semata-mata hanya berdasarkan pada fakta yang ada atau fenomena yang memang secara empiris hidup pada penuturnya, sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa paparan apa adanya menurut Sudaryanto 1993 : 62. Adapun metode kualitatif ini membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena-fenomena yang diteliti, sehingga akan didapatkan gambaran data secara ilmiah menurut Djajasudarma 1993 : 8-9.

3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data lisan yang berasal dari tuturan-tuturan dalam film.. Data yang diambil merupakan data primer yang berasal dari film Jepang yang berjudul TLS. Film ini diadaptasi dari komik manga dengan judul sama karya Fumi Saimon yang di produksi oleh Fuji TV dengan sutradara Kozo Nakayama yang terdiri dari 11 episode. Serial drama Jepang ini adalah teledrama Asia pertama yang sangat populer di Indonesia setelah oshin di era TVRI. Selain itu tindak tutur yang diteliti banyak terdapat pada drama ini dan bahasa Jepang yang digunakan juga mudah dipahami oleh penulis sebgai pembelajar asing yang mempelajari bahasa Jepang. Universitas Sumatera Utara