Di dalam bahasa, kebutuhan penutur bukanlah semata-mata untuk menyampaikan proposisi atau amanat saja, melainkan lebih dari itu. Dengan berbahasa penutur dapat
melakukan tindakan, salah satu tindakan yang penting dan dilakukan oleh penutur dalam berbahasa adalah tindak ilokusi. Searle 1975 mengklasifikasikan tindak ilokusi ke
dalam beberapa fungsi diantaranya direktif, yakni ilokusi sebagai aspek makro yang bertujuan menghasilkan suatu efek berupa tindakan seperti meminta, memerintah,
menyarankan yang dilakukan oleh mitra tutur. Tindak tutur permintaan yang dianalisis pada penelitian ini adalah bentuk
tindakan yang memiliki tujuan, dan menempatkan tindak tutur permintaan dalam konteks interaksi skala makro.
2.4 Kesopanan
Kesantunan menurut Fasold 1990: 159 adalah formalitas formality, ketaksegajaan hesitancy dan persamaan kesekawanan equality or comaradirie. Jika
dijabarkan, formalitas berarti ‘jangan memaksa atau jangan angkuh aloof; ketaktegasan berarti ‘buatlah sedemikian rupa sehingga mitra tutur anda dapat menentuka piliha
option; dan persamaan atau kesekawanan berarti ‘bertindaklah seolah-olah anda dan mitra tutur anda sama’ atau dengan kata lain ‘buatlah ia merasa senang’.
Prinsip kesantunan yang sampai saat ini dianggap paling lengkap, paling mapan, dan paling komprehensif adalah prinsip kesantunan yang dirumuskan Leech 1983.
Leech dalam Rahardi 2009 : 5-9 menyampaikan maksim-maksim di dalam prinsip kesantunan itu sebagai berikut 1 Maksim Kebijaksanaan menyatakan : a kurangilah
kerugian orang lain, dan b tambahlah keuntungan untuk orang lain. 2 Maksim
Universitas Sumatera Utara
Penerimaan menyatakan : a kurangi keuntungan diri sendiri, dan b tambahi pengorbanan diri sendiri. 3 Maksim Penghargaan menyatakan : a kurangi cacian pada
orang lain, dan tambahi pujian pada orang lain. 4 Maksim Kesederhanaan menyatakan : a kurangilah pujian pada diri sendiri, dan b tambahi pujian pada orang lain. 5
Maksim Permufakatan menyatakan a kurangi ketidaksesuaian antara diri sendiri dengan orang lain, dan b tingkatkan persesuaian antara diri sendiri dengan orang lain. 6
Maksim Simpati menyatakan : a kurangi simpati antara diri sendiri dengan orang lain, dan b perbesar simpati antara diri sendiri dengan orang lain.
Sementara itu, Kartomihardjo 1988 menyatakan bahwa dalam menggunakan bahasa tindak bahasa, penutur tidak bias lepas dari norma-norma sosial dan budaya
yang dimilikinya. Agar terjadi keserasian dan keseimbangan antara penutur dengan mitra tutur dalam melaksanakan interaksi, penutur dapat memasuki norma atau tata krama yang
diwujudkan.
2.5 Fungsi Tindak Tutur
Komunikasi suatu fungsi dapat dinyatakan atau diutarakan melalui berbagai bentuk ujaran. Untuk maksud “permintaan” menurut Blum-Kulka 1987 dalam Kartika
2010 : 29-30 dapat diungkapkan dengan menggunakan berbagai ujaran seperti berikut: Berdasarkan penelitian empiris tentang tindak tutur permintaan dalam berbagai
bahasa yang berbeda, Blum Kulka dalam Kartika 2010 : 29-30 menjabarkan hal tersebut ke dalam sembilan subtingkat yang berbeda yang disebut “fungsi tindak tutur”
yang membentuk skala ketidaklangsungan. 1. Kalimat bermodus Imperatif mood derivable
Universitas Sumatera Utara
modal verba gramatikal dalam ujaran memarkahi daya ilokusinya sebagai tindak tutur.Contohnya ialah:
Pindahkan kotak ini
Kono hako ha utsutte kure Ini kotak pem. S pindahkan
Pindahkan kotak ini.
2. Performatif eksplisit explicit performatives Daya ilokusi ujaran secara eksplisit disebut oleh penutur . contohnya ialah:
Saya minta Saudara memindahkan kotak ini.
Kono hako ha utsuttekudasai, onegai Ini kotak pem. S memindahkan, minta
Saya minta saudara memindahkan kotak ini.
3. Performatif berpagar hedged performative Ujaran menyisipkan sebutan daya ilokusi. Contohnya ialah:
Saya sebenarnya mau minta Saudara memindahkan kotak ini.
Jitsu, kono hako ha utsutteitadaku Sebenarnya, ini kotak pem. S mau memindahkan.
Saya sebenarnya mau minta saudara memindahkan kotak ini.
4. Pernyataan Keharusan Locution derivable Titik ilokusi secara langsung ditimbulkan dari makna semantik lokusi. Contohnya
ialah: Saudara harus memindahkan kotak ini.
Kono hako ha utsuranakerebanaranai.
Universitas Sumatera Utara
Ini kotak pem. S harus memindahkan Saudara harus memindahkan kotak ini.
5. Pernyataan Keinginan scope Stating Ujaran mengungkapkan maksud penutur, keinginan, atau perasaan yang
diharapkan dilakukan penutur.contohnya ialah: Saya ingin kotak ini dipindahkan.
Kono hako ha utsuritagaru. Ini kotak pem. S ingin dipindahkan.
Saya ingin kotak ini dipindahkan.
6. Rumusan Saran language specific suggestory formula Ujaran berisi saran untuk melakukan tindak. Contohnya ialah:
Bagaimana kalau kotak ini dipindahkan?
Kono hako ha utsutte moiidesuka. Ini kotak pem. S dipindahkan bagaimana?
Bagaimana kalau kotak ini dipindahkan.
7. Persiapan Pertanyaan reference to preparatory conditions Ujaran berisi acuan kepada syarat persiapan misalnya kemampuan atau
keinginan, kemungkinan tindak dilakukan seperti dikonvensionalisasi dalam bahasa tertentu. Contohnya ialah:
Saudara dapat memindahkan kotak ini?
Universitas Sumatera Utara
Kono hako ha utsuttekureru. Ini kotak pem. S memindahkan dapat.
Saudara dapat memindahkan kotak ini
8. Isyarat kuat strong hints Ujaran berisi acuan sebagian kepada objek atau kepada unsur-unsur yang
diperlukan untuk pelaksanaan tindak memohon. Dengan kotak ini di sini, ruangan ini kelihatan menjadi sempit.
Kono hako ha koko ni atte, kono shitsu ha semakunatte mieru. Ini kotak pem. S sini di dengan keberadaan, ini ruangan pem. S sempit
menjadi kelihatan. Dengan kotak ini di sini, ruangan ini kelihatan menjadi sempit.
9. Isyarat halus mild hints Ujaran yang dibuat tidak mengacu kepada ciri permohonan atau unsur-unsurnya,
tetapi dapat diinterprestasikan melalui konteks sebagai permohonan secara tidak langsung dan secara pragmatik mengimplikasikan tindak. Contohnya ialah:
Ruangan ini kelihatan sesak.
Kono shitsu ha semaku mieru. Ini kotak pem.S sesak kelihatan.
Ruangan ini kelihatan sesak. Jika kesembilan bentuk tuturan di atas benar-benar dituturkan, akan memperoleh
sembilan tindak tutur yang berbeda-beda derajat kelangsuangannya dalam hal menyampaikan maksud ” menyuruh memindahkan kotak itu”. Dalam teori Blum-Kulka
dibicarakan tentang tindak tutur langsung dan tindak tutur tak langsung. Saragih 2001 : 57-58 menguraikan dalam berbahasa penutur atau pengguna
bahasa melakukan dua peran, yaitu meminta dan memberi. Dalam membawakan kedua
Universitas Sumatera Utara
peran itu terkait dua jenis komoditas, yaitu 1 informasi, dan 2 barang dan jasa. Apabila variabel peran dan komoditas tersebut diklarifikasikan silang, dapat 4 empat
jenis aksi, atau tindak tutur seperti terlihat dalam tabel I. Keempat variabel tersebut disebut protoaksi atau tindak tutur dasar karena keempat aksi tersebut menjadi sumber
dari aksi atau tindak tutur yang dilalukan pemakai bahasa.
Tabel 1. Protoaksi Dalam Bahasa KOMODITAS
INFORMASI BARANG DAN JASA
Memberi Pernyataan
Tawaran Meminta
Pertanyaan Perintah
Secara sistematik, keempat protoaksi atau tindak tutur dasar itu dapat diuraikan sebagai berikut:
Memberi informasi : Pernyataan Statementt Meminta informasi : Pertanyaan Question
Memberi barang dan jasa : Tawaran Offer Meminta barang dan jasa : Perintah Command
Selanjutnya Saragih 2001 : 59 mengatakan protoaksi tersebut direalisasikan oleh 3 tiga nada percakapan pada tingkat tata bahasa yang disebut modus yaitu modus
deklaratif, interogatif dan imperatif. Lazimnya aksi ”pernyataan”, ”pertanyaan” dan ”perintah” masing-masing direalisasikan oleh modus deklaratif, interogatif, dan
imperatif. Protoaksi ”tawaran” tidak memiliki modus yang lazim sebagai realisasinya.
Universitas Sumatera Utara
Saragih 2001 : 64 mengamati bahwa realisasi aksi atau tindak tutur pada strata semantik dan tata bahasa bukanlah hubungan ’satu ke satu’ biunique relatio; artinya
bahwa semantik aksi ’pernyataan’ tidak selamanya direalisasikan oleh modus deklaratif, ’pertanyaan’ oleh interogatif dan perintah oleh imperatif.
2.6 Jenis-Jenis Tindak Tutur