Perbedaan Perjanjian Leasing dengan Perjanjian Lainnya.

kwartalan, atau kesepakatan lainnya di samping adanya kebebasan dalam penentuan dasar suku bunga tetap atau mengambang. 13. Pembiayaan proyek skala besar Adanya keengganan untuk memikul risiko investasi dalam pembiayaan proyek yang seringkali menjadi masalah diantara pemberi dana biasanya dapat diatasi melalui perusahaan leasing sepanjang tersedianya suatu jaminan penuh yang dapat diterima dan kemudahan untuk menguasai aktiva yang dibiayai apabila terjadi suatu kecelakaan.

D. Perbedaan Perjanjian Leasing dengan Perjanjian Lainnya.

Banyak orang yang masih belum bisa membedakan antara kegiatan sewa guna usaha leasing dengan kegiatan sewa-menyewa, sewa-beli hire purchase, ataupun jual beli dengan angsuran. Mereka menganggap kegiatan leasing sama saja dengan kegiatan sewa menyewa, sewa beli, atau jual beli dengan angsuran. Padahal sesungguhnya, kegiatan pembiayaan melalui perusahaan leasing memiliki beberapa perbedaan pokok dengan metode pembiayaan dengan teknik-teknik pembiayaan di atas. Berikut perbedaan pembiayaan leasing dengan teknik pembiayaan lainnya: 1. Perbedaan Leasing dengan Sewa-Menyewa Universitas Sumatera Utara Walaupun ada jenis leasing yang mirip dengan sewa menyewa, seperti operating lease misalnya, tetapi pada prinsipnya leasing tidak sama dengan sewa-menyewa. Apabila dilihat dari istilah lease, memang benar bahwa leasing merupakan pengembangan dari sewa menyewa. tetapi leasing telah berkembang sedemikian rupa, sehingga mempunyai kedudukan sendiri dalam sistem hukum tentang pembiayaan. Perbedaan pokok antara sewa menyewa biasa dengan leasing adalah: 72 a Dalam suatu transaksi leasing, lessor haruslah berbentuk perusahaan pembiayaan yang telah memiliki izin usaha dari menteri keuangan. Sedangkan lessor pada sewa-menyewa biasa, tidak ada pembatasan khusus. Lessor dapat berupa orang pribadi maupun perusahaan. b Pada leasing, lessor hanya berkedudukan sebagai penyandang dana baik tunggal maupun bersama-sama dengan penyandang dana lainnya, sementara barang objek leasing disediakan pihak ketiga atau supplier atau oleh lessee sendiri lease back. Sebaliknya pada sewa menyewa biasa, barang objek sewa adalah milik dari orang yang menyewakan lessor. Jadi kedudukan lessor adalah pihak yang menyediakan barang objek sewa. c Pada leasing biasanya masih dibutuhkan jaminan-jaminan tertentu, sedangkan pada sewa menyewa pada umumnya tidak ada jaminan tersebut. Jaminan tersebut umumnya berupa personal guarantee, fidusia 72 Munir Fuady, op. cit., hlm 27. Universitas Sumatera Utara terhadap barang modal yang bersangkutan, kuasa menjual barang modal, dan sebagainya. d Dalam leasing, lessee memiliki hak opsi option right untuk membeli objek leasing sesuai dengan nilai sisa barang. Sedangkan sewa menyewa tidak terdapat hak opsi bagi penyewa untuk membeli barang yang disewakan. Menurut KUH Perdata Pasal 1548 disebutkan bahwa: Sewa-menyewa ialah suatu persetujuan, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari suatu barang, selama suatu waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu harga, yang oleh pihak tersebut belakangan itu disanggupi pembayarannya . Dengan definisi sewa menyewa seperti tersebut di atas akan terlihat perbedaan prinsipil sewamenyewa dengan leasing yang terletak pada tidak adanya hak opsi bagi penyewa untuk membeli barang yang disewanya tersebut e Objek perjanjian leasing pada umumnya adalah barang-barang modal atau alat-alat produksi, sedangkan objek perjanjian sewa-menyewa bersifat lebih luas karena bisa juga meliputi barang selain barang modalalat produksi 73 f Dalam leasing, lessee menanggung semua risiko terhadap kehilangan ataupun kerusakan barang, sedangkan dalam perjanjian sewa-menyewa 73 Iswi Hariyani, R. Serfianto. D.P., op. cit., hlm 108. Universitas Sumatera Utara biasa, pihak pemberi sewa ikut menanggung risiko terhadap kehilangan atau kerusakan barang tersebut. g Dalam leasing, lessee diwajibkan melakukan penutupan asuransi kerugian terhadap barang modal. Hal ini dilakukan untuk memperkecil risiko yang harus dihadapi oleh lessee. Sedangkan pada sewa-menyewa biasa, tidak ada keharusan bagi pihak penyewa untuk melakukan penutupan asuransi kerugian. h Dalam leasing, pihak lesssorperusahaan pembiayaan mendapatkan penghasilan dari bunga leasing, keuntungan pembelian barang modal, dan penghasilan lainnya misalnya biaya administrasi. Sedangkan dalam sewa-menyewa biasa, pihak pemberi sewa mendapatkan imbalan berupa uang sewa saja. i Masa berlaku perjanjian leasing pada umumnya tiga hingga lima tahun dan masa berlaku tersebut dikaitkan dengan golongan barang modal. Sedangkan pada sewa-menyewa, tidak ada batasan waktu pemberian sewa, kecuali atas dasar kesepakatan antara pihak pemberi sewa dengan pihak penyewa. 2. Perbedaan Leasing dengan Sewa-Beli Secara umum sewa-beli dapat didefinisikan sebagai berikut yaitu persetujuan antara pihak penjual barang dengan penyewa, di mana penyewa Universitas Sumatera Utara berhak menggunakan barang yang bersangkutan untuk suatu jangka waktu yang disepakati bersama dengan pembayaran secara berkala yang ditetapkan oleh penjual barang. 74 Selain itu, perbedaan lainnya dapat dilihat dari segi kedudukan lessor- nya, dimana dalam leasing pihak hanya bermaksud membiayai perolehan barang modal oleh lessee dan barang tersebut tidak berasal dari pihak lessor tetapi berasal dari pihak ketiga atau pihak lessee sendiri. Tetapi pada sewa- beli, pihak lessor bermaksud melakukan semacam investasi dengan barang yang disewakan itu dengan uang sewa sebagai keuntungannya. Oleh karena Dalam definisi ini hak pemilikan atas barang tersebut berada pada pihak penjual dan akan beralih kepada pihak penyewa begitu pembayaran berkala tersebut telah lunas. Dari definisi tersebut terlihat bahwa perbedaan sewa-beli dengan leasing adalah pada sewa-beli hak milik secara mutlak beralih kepada penyewa pada akhir perjanjian dan semua pembayaran telah dibayar penuh. Sementara dalam leasing hak kepemilikan tidak mutlak langsung beralih kepada penyewa lessee tetapi terdapat hak opsi yaitu apakah penyewa akan memiliki barang tersebut dengan cara membelinya seharga nilai sisa atau memperpanjang penggunaan barang tersebut dengan memperbarui perjanjian leasing atau akan mengembalikannya kepada pemilik atau lessor. 74 Munir Fuady, op.cit, hlm 31. Universitas Sumatera Utara itu, biasanya barang tersebut berasal dari milik pemilik sewa-beli tersebut lessor. 3. Perbedaan Leasing Jual Beli dengan Angsuran Kegiatan transaksi yang hampir menyerupai leasing adalah jual beli dengan angsuran. Persamaannya terletak pada pembayaran secara berkala atau penggunaan suatu barang atas suatu harga yang disepakati. Sedangkan perbedaannya adalah dalam hal jual- beli dengan angsuran pemilikan barang beralih pada saat dilakukannya transaksi. Sementara dalam leasing hak pemilikan tetap pada lessor. 75 75 Amin Widjaja Tunggal, Arif Djohan Tunggal, op.cit, hlm 22. Jual-beli adalah suatu persetujuan di mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain membayar harga sesuai yang telah dijanjikan. Sebagai jaminan atas barang yang dijual dalam metode jual-beli dengan angsuran, terutama kelangsungan pembayaran angsuran secara teratur selama periode yang disepakati kedua pihak, maka antara penjual dengan pembeli mengadakan ikatan secara notarial penyerahan hak milik. Universitas Sumatera Utara

E. Prosedur Terjadinya Perjanjian Leasing.