B. Jenis – Jenis Perjanjian Leasing
Pada prinsipnya ada dua macam tipe perjanjian leasing, yaitu leasing yang berbentuk operating dan leasing yang berbentuk financial. Namun demikian terdapat
juga berbagai bentuk lainnya yang lebih merupakan bentuk turunan dari kedua bentuk pokok tersebut. Hal yang perlu diperhatikan dari perbedaan operating lease
dengan financial lease adalah mengenai hak pemilikan secara hukum, cara pencatatan di dalam akuntansi serta mengenai lamanya masa lease sera besarnya biaya lease.
60
1. Operating lease
Operating lease disebut juga service lease. Leasing seperti ini tidak dibenarkan dilakukan oleh perusahaan finansial, sebab menurut Keputusan
Menteri Keuangan No. 1169KMK.011991, yang dibenarkan hanya leasing yang mempunyai hak opsi. Operating lease merupakan leasing dengan
karakteristik sebagai berikut:
61
a. Jangka waktu berlakunya leasing relatif singkat, dan lebih singkat dari
usia ekonomis dari barang tersebut. b.
Besarnya harga sewa lebih kecil ketimbang harga barang ditambah keuntungan yang diharapkan lessor.
c. Tidak diberikan “hak opsi” bagi lessee untuk membeli barang di akhir
masa leasing.
60
Munir Fuady, op.cit, hlm 19.
61
Ibid
Universitas Sumatera Utara
d. Biasanya operating lease dikhususkan untuk barang-barang yang mudah
terjual setelah pemakaian yang berlaku di pasar barang bekas. e.
Operating lease biasanya diberikan oleh pabrik atau leveransir karena umumnya mereka mempunyai keahlian dalam seluk beluk tentang barang
tersebut. Sebab dalam operating lease, jasa pemeliharaan merupakan tanggung jawab lessor.
f. Biasanya harga sewa setiap bulannya dibayar dengan jumlah yang tetap.
g. Biasanya lessorlah yang menanggung biaya pemeliharaan, kerusakan,
pajak dan asuransi. h.
Biasanya kontrak leasing dapat dibatalkan sepihak oleh lessee dengan mengembalikan barang yang bersangkutan kepada lessor.
2. Financial lease
Financial lease ini sering disebut juga dengan capital lease atau full- payout lease. Perusahaan leasing pada jenis ini berlaku sebagai suatu lembaga
keuangan. Financial lease merupakan suatu corak leasing yang lebih sering diterapkan, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
62
a. Jangka waktu berlakunya leasing relatif panjang
b. Besarnya harga sewa plus hak opsi harus menutupi harga barang plus
keuntungan yang diharapkan oleh lessor.
62
Ibid
Universitas Sumatera Utara
c. Diberikan hak opsi untuk lessee untuk membeli barang diakhir masa
leasing. d.
Financial lease dapat diberikan oleh perusahaan pembiayaan. e.
Harga sewa yang dibayar setiap bulan oleh lessee dapat dengan jumlahnya yang tetap, maupun dengan cara berubah-ubah sesuai dengan suku bunga
pinjaman. f.
Biasanya lessee yang menanggung biaya pemeliharaan, kerusakan, pajak dan asuransi.
g. Kontrak leasing tidak dapat dibatalkan sepihak.
Pada financial lease, lessee yang membutuhkan suatu barang modal menentukan sendiri jenis dan spesifikasi dari barang yang dibutuhkan. Lessee
juga mengadakan negosiasi langsung dengan supplier penyediapenjual barang mengenai harga, syarat-syarat, serta hal – hal lain yang berhubungan
dengan pengoperasian barang.
63
Sedangkan lessor hanya berkepentingan mengenai pemilikan barang tersebut secara hukum. Lessor akan mengeluarkan sejumlah uang untuk
membayar harga barang kepada supplier dan kemudian barang tersebut diserahkan kepada lessee. Sebagai imbalan atas jasa penggunaan barang
tersebut, lessee akan membayar secara berkala kepada lessor sejumlah uang yang berupa biaya lease untuk jangka waktu tertentu yang telah disepakati
63
Eddy P. Soekadi, Mekanisme Leasing, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1990, hlm 20.
Universitas Sumatera Utara
bersama. Jumlah biaya lease ini secara keseluruhan meliputi harga barang yang dibayar oleh lessor ditambah faktor bunga serta keuntungan yang
diharapkan oleh pihak lessor. Kini jelas bahwa pada financial lease ini lessor hanya merupakan
pemilik barang secara hukum, sedangkan lessee merupakan pihak yang menikmati keuntungan ekonomis atas barang tersebut.
Apabila diperhatikan definisi financial lease ini kemudian dibandingkan dengan definisi leasing Keputusan Menteri Keuangan No.
1169KMK.011991, maka akan jelas bagi kita bahwa perusahaan leasing yang mendapatkan izin operasi berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan
tersebut adalah jenis financial lease. Financial lease atau capital lease masih dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu direct finance lease dan sale and lease back.
64
a. Direct Finance Lease
Direct lease merupakan leasing dimana pihak penyewa lessee meminta peusahaan pembiayaan lessor untuk membeli barang modal yang akan
dipergunakan oleh lessee. Hal ini dilakukan karena lessee sebelumnya belum mempunyai barang modal yang akan dijadikan objek leasing.
Dalam direct finance lease, lessee lebih membutuhkan barang modal sebagai alat memperlancar kegiatan usahanya atau untuk keperluannya,
64
Iswi Hariyani, R. Serfianto. D.P., op. cit., hlm 76.
Universitas Sumatera Utara
tetapi memerlukan bantuan biaya dari lessor untuk pengadaan barang tersebut.
b. Sale and Lease Back
Sale and lease back merupakan suatu jenis pembiayaan dimana pihak penyewa lessee menjual barang modal yang dimilikinya kepada
perusahaan pembiayaan lessor , kemudian dibeli oleh lessor. Selanjutnya barang tersebut disewanya kembali dari lessor untuk suatu periode
tertentu. Tujuan dari sale and lease back ini adalah lessee mendapatkan uang tunai dan masih dapat menggunakan barang modal tersebut bagi
kepentingan usahanya. Bentuk leasing ini lebih diarahkan sebagai sumber pembiayaan usaha dalam bentuk dana dan barang modal.
Seperti telah disebutkan bahwa selain kedua bentuk utama leasing tersebut di atas, masih terdapat bentuk-bentuk leasing yang lainnya, antara
lain :
65
a. Leasing Penjualan Sale Type Lease Vendor Program Lease
Jenis leasing ini adalah leasing yang dikaitkan dengan program penjualan barang modal yang dirancang oleh pihak produsen dealer
supplier. Perusahaan pembiayaan yang dilibatkan dalam program penjualan tersebut pada umumnya adalah anak perusahaan dari produsen barang modal
atau perusahaan terafiliasi dengan supplier. Dengan cara ini, diharapkan aka
65
Ibid
Universitas Sumatera Utara
nada dua macam keuntungan, yaitu keuntungan dari hasil penjualan barang modal dan keuntungan dari hasil kontrak leasing atas barang modal.
b. Leasing yang diungkit Leveraged Lease
Jenis leasing ini adalah leasing yang melibatkan pihak ketiga, yaitu pemberi kredit credit provider sebagai pengungkit. Dalam hal ini
perusahaan pembiayaan lessor tidak membiayai objek leasing secara penuh 100, melainkan hanya sebagian kecil antara 20 hingga 40, sedangkan
selebihnya akan dibiayai oleh pihak ketiga, yang merupakan hasil pinjaman lessor dari pihak ketiga tersebut dengan memakai kontrak leasing yang
bersangkutan sebagai jaminan hutangnya. Biasanya bentuk leasing ini digunakan untuk pembiayaan terhadap barang-barang yang mempunyai nilai
tinggi, dan biasanya dalam Leveraged Lease ini juga terdapat seorang manager, yakni pihak yang melaksanakan tender kepada lessee, dan mengatur
hubungan dan negosiasi antara lessor, lessee dan credit provider. c.
Leasing Sindikasi Syndicated Lease Jenis leasing ini adalah leasing yang melibatkan sindikasi pembiayaan
dari beberapa perusahaan pembiayaan lessor atas suatu objek leasing yang harganya relatif mahal, sehingga tidak mampu ditanggung oleh sebuah
perusahaan pembiayaan. Dengan cara ini, masing-masing perusahaan pembiayaan lessor yang terlibat dalam sindikasi pembiayaan dapat
menyepakati porsi pembiayaan yang sanggup diberikan oleh masing-masing perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
d. Leasing Lintas Negara Cross Border Lease
Jenis leasing ini adalah leasing yang melibatkan transaksi leasing antarnegara sehingga mengandung konsekuensi hukum yang berbeda dengan
transaksi leasing di dalam negeri di Indonesia. Dalam leasing jenis ini, berlaku sistem dan aturan hukum dari negara lessee maupun di negara lessor,
yang dapat berbeda maupun memiliki kesamaan satu sama lain. e.
Net Lease Jenis leasing ini adalah jenis finance lease dimana pihak penyewa
lessee menanggung risiko dan bertanggung jawab atas pemeliharaan barang, membayar pajak, dan membayar biaya asuransi.
f. Net-Net Lease
Jenis leasing ini adalah jenis finance lease dimana pihak penyewa lessee menanggung risiko dan bertanggung jawab atas pemeliharaan barang,
membayar pajak, membayar biaya asuransi, serta berkewajiban mengembalikan barang kepada lessor dalam kondisi dan nilai seperti pada
saat dimulainya perjanjian leasing. Leasing jenis net lease dan net-net lease biasa disebut juga Non-Maintenance Lease Leasing Tanpa Pemeliharaan.
g. Leasing Layanan Penuh Full Service Lease
Jenis leasing ini adalahjenis leasing dimana pihak lessor bertanggung jawab penuh atas pemeliharaan barang, membayar pajak, dan membayar biaya
asuransi. Leasing jenis ini juga disebut dengan Rental Lease atau Gross Lease.
Universitas Sumatera Utara
h. Big Ticket Lease
Jenis leasing ini adalah jenis leasing yang khusus diperuntukkan bagi barang-barang modal yang harganya sangat mahal seperti pesawat terbang
atau kapal laut yang jangka waktu perjanjiannya relatif lama, yaitu bisa sampai sepuluh tahun.
i. Wrap Lease
Jenis leasing ini adalah jenis leasing dimana perusahaan pembiayaan lessor tidak mau mengambil risiko sehingga jangka waktu kontraknya lebih
singkat dari biasanya. Hal ini tentu saja memberatkan lessee karena harus membayar cicilan yang besar. Karena itu, pihak lessor biasanya me-leasing
kembali barang tersebut kepada investor yang mau menanggung risiko, sehingga jangka waktu leasing akan menjadi lebih panjang dan cicilannya
menjadi relative kecil. Bentuk leasing ini belum lazim di Indonesia, dan seringkali dipraktikkan terhadap leasing komputer.
Berdasarkan cara pembayaran terhadap cicilan harga barang, leasing dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
66
a. Leasing Bulanan Straight Payable Lease
Jenis leasing ini adalah leasing yang cicilannya dibayar oleh lessee kepada lessor tiap bulannya dan dengan jumlah cicilan yang selalu sama.
b. Leasing Musiman Seasonal Lease
66
Ibid, hlm 79.
Universitas Sumatera Utara
Jenis leasing ini adalah leasing yang metode pembayaran cicilannya dilakukan tiap periode musim tertentu, misalnya tiap tiga bulan sekali.
c. Return on Investment Lease
Jenis leasing ini adalah suatu jenis leasing dimana pembayaran cicilan oleh lessee kepada lessor hanya terhadap angsuran bunganya saja. Sementara
utang pokoknya dibayar setiap akhir tahun dari keuntungan yang diperoleh lessee.
Jika dilihat dari cara perusahaan leasing lessor memperoleh barang modal, terdapat tiga bentuk leasing, yaitu:
67
a. Perusahaan Leasing Mandiri Independent Leasing Company
Jenis perusahaan leasing ini adalah perusahaan leasing lessor yang tidak terikat dengan supplier tertentu sehingga bebas untuk memutuskan
pembelian barang modal dari berbagai macam supplier. b.
Perusahaan Leasing Tertutup Captive Lessor Jenis perusahaan leasing ini adalah perusahaan leasing lessor yang
juga merupakan perusahaan satu grup dengan supplier, sehingga diwajibkan untuk membeli barang modal dari supplier tersebut. Jenis leasing ini hanya
dapat ditawarkan oleh lessor kepada langganan yang telah terlebih dahulu memiliki hubungan dengan lessor.
c. Perusahaan Leasing Perantara Broker Lease
67
Ibid, hlm 74.
Universitas Sumatera Utara
Jenis perusahaan leasing ini adalah perusahaan leasing lessor yang hanya bertindak selaku perantara broker yang mempertemukan calon
penyewa lessee dengan perusahaan leasing lessor yang memiliki barang modal yang dikehendaki oleh calon penyewa lessee. Perusahaan leasing
yang bertindak selaku perantara tersebut hanya mendapatkan uang jasa fee selaku perantara.
C . Peranan dan Manfaat Perjanjian Leasing
Dalam menjalani suatu kegiatan usaha, ada banyak masalah yang sering dihadapi para pengusaha. Salah satunya adalah kendala kekurangan modal, baik
modal untuk membeli barang modal maupun modal untuk mengembangkan kegiatan usahanya. Dalam hal ini, peran perusahaan leasing sangatlah besar. Hal ini dapat kita
lihat dari banyaknya pengusaha UMKM Usaha Modal Kecil Menengah yang menggunakan jasa leasing.
68
Penambahan modal dalam suatu kegiatan usaha dapat juga dilakukan melalui pinjaman ke lembaga pembiayaan lainnya, namun para pengusaha umumnya memilih
leasing sebagai salah satu lembaga pembiayaan untuk mendapatkan modal ataupun barang modal. Hal ini disebabkan karena leasing menawarkan banyak kemudahan
dibandingkan dengan jenis pembiayaan lainnya. Melalui leasing, para pengusaha
68
Zaeni Ashyadie, Hukum Bisnis, Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008, hlm 103.
Universitas Sumatera Utara
UMKM dapat membeli barang modal yang dibutuhkan dengan cara angsuran tanpa jaminan rumah atau tanah. Mereka cukup membayar uang muka dan membayar uang
angsuran tiap bulan, sehingga tidak memberatkan keuangan perusahaan dan dapat menggunakan uang yang tersisa untuk keperluan bisnis lainnya.
Alasan para pengusaha untuk lebih memilih lembaga pembiayaan leasing, menurut Abdulkadir Muhammmad dan Rilda Murniati adalah karena keterbatasan
sumber dana formal, koperasi simpan pinjam yang sulit berkembang, dan bank yang tidak melayani pembiayaan konsumen, dan pembiayaan melalui lintah darat yang
mencekik.
69
Menurut Richard Burton Simatupang, sistem leasing memberikan peluang menarik bagi pengusaha, karena mempunyai keunggulan-keunggulan berikut:
70
1. Proses pengadaan peralatan modal relatif lebih cepat dan tidak memerlukan
jaminan kebendaan, prosedur sederhana dan tidak ada keharusan melakukan studi kelayakan yang memakan waktu yang lama.
2. Pengadaan kebutuhan modal dan alat-alat berat dan mahal dengan teknologi
tinggi amat meringankan terhadap kebutuhan cash flow mengingat sistem pembayaran cicilan jangka panjang.
69
BAB II. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Eksekusi Objek Jaminan Fidusia pada Lembaga Pembiayaan Konsumen,
http:repository.usu.ac.idbitstream123456789214173Chapter20II.pdf ,
diakses pada10 Desember 2010, hlm 10.
70
Zaeni Ashyadie, op. cit., hlm 107.
Universitas Sumatera Utara
3. Posisi cash flow perusahaan akan lebih baik dan biaya-biaya modal menjadi
lebih mudah dan menarik. 4.
Perencanaan keuangan perusahaan lebih mudah dan sederhana. Menurut Sigit Triandaru, keuntungan yang akan didapatkan dengan
pembiayaan melalui leasing antara lain adalah sebagai berikut:
71
1. Menghemat modal
Penggunaan pembiayaan melalui leasing memungkinkan lessee menghemat modal kerja. Untuk memulai usaha, lessee tidak perlu
menyediakan dana dalam jumlah besar untuk menyiapkan barang-barang modal. Dana yang tersedia dapat dialokasikan untuk kebutuhan lain yang
lebih penting. 2.
Diversifikasi sumber-sumber pembiayaan Adanya sumber pembiayaan selain dari bank akan memberikan
keleluasaan dan alternatif untuk membiayai usahanya tanpa khawatir adanya kebijaksanaan pengetatan ekspansi kredit perbankan yang membahayakan
kelanjutan usahanya. 3.
Persyaratan yang kurang ketat dan lebih fleksibel Perjanjian leasing tidak sekaku dan seketat dalam bank, meskipun lessor
tetap mempertimbangkan risiko yang biasanya dilakukan melalui pricing dari
71
Sigit Triandaru, Totok Budisantoso, Bank dan Lembaga Keuangan Lain Edisi 2, Jakarta : Salemba Empat, 2008, hlm 196.
Universitas Sumatera Utara
suatu kontrak leasing dengan penyesuaian atas keuntungan-keuntungan yang diinginkan. Dipandang dari segi perjanjiannya, leasing lebih luwes karena
dapat dengan lebih mudah menyesuaikan dengan keadaan keuangan lessee. Besarnya pembayaran periodik dan masa waktu pembayaran dapat
dirundingkan sesuai dengan kondisi yang dihadapi oleh lessee secara nyata. Besarnya angsuran tidak harus sama besar setiap kali pembayaran. Besarnya
angsuran dapat disesuaikan dengan tingkat output pada periode tertentu. Masa pembayaran dapat diatur sehingga pada waktu tertentu dapat ditentukan
lebih besar atau lebih kecil. 4.
Biaya lebih murah Penggunaan suatu barang atau peralatan melalui metode pembiayaan
leasing jauh lebih murah dibandingkan dengan kredit bank berdasarkan perhitungan nilai sekarang present value.
5. Di luar neraca off-balance sheet
Tidak adanya ketentuan yang mengharuskan untuk mencantumkan transaksi leasing dalam neraca perusahaan, memberi daya tarik tersendiri
bagi lessee yang berarti prosedur pembelian aktiva tidak perlu dipenuhi secara terperinci karena masih dalam batas kewenangan direksi. Apabila
leasing tersebut dilakukan dengan menggunakan metode operational lease, maka tidak ada keharusan untuk mencantumkan dalam neraca. Jumlah yang
harus dibayarkan selama tahun berjalan dibebankan sebagai beban sewa. Oleh karena itu, operating lease hanya berpengaruh terhadap kinerja laba
Universitas Sumatera Utara
rugi. Apabila dilakukan review kinerja dengan mendasarkan pada kinerja aktiva tetap di dalam neraca, maka akan tampak bahwa kinerja operasional
perusahaan akan menjadi lebih baik. 6.
Menguntungkan arus kas Keluwesan pengaturan pembayaran sewa sangatlah penting dalam
perencanaan arus dana karena pengaturan ini akan mempunyai dampak yang berarti bagi pendapatan lessee. Selain itu, persyaratan pembayaran di muka
yang relatif lebih kecil akan sangat berpengaruh pada arus dana, terlebih apabila ada pertimbangan kelambatan menghasilkan laba dalam investasi.
7. Proteksi inflasi
Leasing dapat memberikan perlindungan terhadap inflasi di mana dalam tahun-tahun berikutnya setelah kontrak leasing dilakukan khususnya
apabila leasing berdasarkan tarif suku bunga tetap maka lessee membayar dengan jumlah tetap atas sisa kewajibannya yang berasal dari pelunasan
pembelian yang dilakukan di masa lalu. 8.
Perlindungan akibat kemajuan teknologi Dengan memanfaatkan leasing, lessee dapat terhindar dari kerugian
akibat barang yang disewa tersebut mengalami ketinggalan model atau sistem yang disebabkan oleh pesatnya perkembangan teknologi. Dalam keadaan
yang berubah cepat, operating lease yang berjangka waktu singkat dapat mengatasi kekhawatiran lessee terhadap risiko keuangan sehingga lessee
tidak perlu mempertimbangkan risiko ini pada tahap awal.
Universitas Sumatera Utara
9. Sumber pelunasan kewajiban
Pembatasan pembelanjaan dalam perjanjian kredit dapat diatasi melalui leasing karena pelunasan atau pembayaran sewa hampir selalu
diperkirakan berasal dari modal kerja yang dihasilkan oleh adanya aktiva yang disewa sehingga kekhawatiran para kreditur terhadap gangguan
penggunaan modal kerja yang akan mempengaruhi pelunasan kredit yang telah diberikan dapat diatasi.
10. Kapitalisasi biaya
Adanya biaya-biaya tambahan selain harga perolehan seperti biaya penyerahan, instalasi, pemeriksaan, konsultan, percobaan, dan sebagainya,
dapat dipertimbangkan sebagai biaya modal yang dapat dibiayai dalam leasing dan dapat disusutkan berdasarkan lamanya masa leasing.
11. Risiko keusangan
Dalam keadaan yang serba tidak menentu, operating lease yang berjangka waktu relatif singkat dapat mengatasi kekhawatiran lessee terhadap
risiko keusangan obsolescence. Sehingga lessee tidak perlu
mempertimbangkan risiko pada tahap dini yang mungkin terjadi. 12.
Kemudahan penyusunan anggaran Adanya pembayaran sewa secara berkala yang jumlahnya relatif tetap
akan merupakan kemudahan dalam penyusunan anggaran tahunan lessee. Selain itu, lessee dapat memilih cara pembayaran sewa secara bulanan,
Universitas Sumatera Utara
kwartalan, atau kesepakatan lainnya di samping adanya kebebasan dalam penentuan dasar suku bunga tetap atau mengambang.
13. Pembiayaan proyek skala besar
Adanya keengganan untuk memikul risiko investasi dalam pembiayaan proyek yang seringkali menjadi masalah diantara pemberi dana
biasanya dapat diatasi melalui perusahaan leasing sepanjang tersedianya suatu jaminan penuh yang dapat diterima dan kemudahan untuk menguasai
aktiva yang dibiayai apabila terjadi suatu kecelakaan.
D. Perbedaan Perjanjian Leasing dengan Perjanjian Lainnya.