E. Prosedur Terjadinya Perjanjian Leasing.
Yang dimaksud dengan prosedur terjadinya perjanjian leasing dalam sub bab ini adalah proses atau tata cara yang ditempuh oleh para pihak, untuk mendapatkan
barang modal yang diperlukan. Menurut Richard Burton Simartupang, prosedur terjadinya perjanjian leasing tersebut jika digambarkan dalam bentuk suatu bagan,
maka akan tergambar sebagai berikut:
76
d a g e
h f
b c
i
c c
Keterangan: a.
Setelah menentukan barang modal yang dibutuhkan, lessee memilih dan menentukan supplier;
76
Zaeni Ashyadie, op. cit., hlm 105.
Supplier
Lessor Lessee
Perusahaan Asuransi
Universitas Sumatera Utara
b. Selanjutnya lessee mengisi permohonan leasing yang kemudian setelah
dilengkapi dengan dokumen yang dipersyaratkan, lessee mengirim permohonannya kepada lessor;
c. Lessor meneliti keadaan dan kelayakan jalannya perusahaan lessee. Setelah
menyetujui, lessor akan meminta kepada lessee untuk menandatangani kontrak leasing. Bersamaan dengan itu, lessee akan menandatangani
perjanjian asuransi untuk barang modal yang disewa dengan perusahaan asuransi yang disetujui oleh lessor;
d. Kontrak pembelian barang modal akan ditandatangani lessor dengan supplier
barang tersebut; e.
Supplier selanjutnya akan mengirim barang modal yang dibutuhkan lessee ke lokasi atau tempat di mana barang modal tersebut akan dipergunakan;
f. Lessee akan menandatangani tanda terima barang modal dan menyerahkannya
kepada supplier; g.
Supplier menyerahkan surat tanda terima dari lessee, sebagai bukti pemilikan dan pemindahan pemilikan kepada lessor;
h. Lessor selanjutnya membayar harga barang modal yang dibutuhkan lessee
kepada supplier;
Universitas Sumatera Utara
i. Lessee membayar harga sewa secara periodik kepada lessor sesuai dengan
jadwal dan besar harga setiap periodiknya sesuai dengan perjanjian leasing yang disepakati.
Berdasarkan keterangan bagan di atas, dapat dilihat bahwa prosedur leasing menurut Richard Burton Simartupang tersebut lebih menyerupai prosedur leasing
yang terdapat pada financial lease. Berbeda dengan prosedur pada operating lease, dimana pada operating lease tidak dikenal adanya hak opsi dan nilai sisa, serta
prosedurnya mirip dengan kegiatan sewa-menyewa pada umumnya. Hanya saja, dalam operating lease, jenis barang adalah barang modal yang berharga mahal seperti
truk, atau alat berat. Pada operating lease, calon lessee yang membutuhkan barang modal tertentu
misalnya alat berat cukup menghubungi perusahaan leasing yang menawarkan jasa operating lease. Perusahaan yang menawarkan jasa operating lease pada umumnya
adalah jenis captive lease leasing tertutup yang merupakan satu kelompok usaha dengan pihak produsensupplier barang modal tersebut.
77
Setelah perusahaan leasing tersebut menilai kelayakan calon lessee, selanjutnya akan dibuat kontrak sewa-menyewa yang mengatur besaran uang sewa,
periode pembayaran, masa sewa, dan syarat lainnya. Barang modal yang dibutuhkan pihak lessee selanjutnya akan dipasang oleh pihak produsensupplier ke alamat
tempat usaha milik lessee. Lessee selanjutnya dapat memakai atau memanfaatkan
77
Iswi Hariyani, R. Serfianto. D.P., op. cit., hlm 90.
Universitas Sumatera Utara
barang modal tersebut untuk keperluan usahanya. Barang modal dalam operating lease pada umumnya sangat mahal sehingga sulit untuk dibeli oleh lessee meskipun
dengan cara cicilan.
F. Subjek dan Objek Perjanjian Leasing