barang modal tersebut untuk keperluan usahanya. Barang modal dalam operating lease pada umumnya sangat mahal sehingga sulit untuk dibeli oleh lessee meskipun
dengan cara cicilan.
F. Subjek dan Objek Perjanjian Leasing
1. Subjek Perjanjian Leasing Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Leasing Pada suatu transaksi leasing minimal terdapat 3 tiga pihak yang terlibat di
dalamnya, yaitu pihak lessor, pihak lessee, dan pihak supplier, namun tidak menutup kemungkinan ada terdapat kaitan terhadap pihak lainnya.
a. Lessor adalah perusahaan leasing atau pihak yang memberikan jasa
pembiayaan kepada pihak lessee dalam bentuk barang modal. Ada dua jenis lessor, yaitu lessor dalam financial lease dan lessor dalam operating lease.
Perbedaannya dapat dilihat dari tujuan masing-masing lessor.
78
Lessor dalam financial lease bertujuan untuk mendapatkan kembali biaya yang telah dikeluarkan untuk membiayai penyediaan barang modal
dengan mendapatkan keuntungan. Sedangkan dalam operating lease, lessor bertujuan mendapatkan keuntungan dari penyediaan barang serta pemberian
jasa jasa yang berkenaan dengan pemeliharaan serta pengoperasian barang modal tersebut.
78
Sunaryo, Hukum Lembaga Pembiayaan , Jakarta : Sinar Grafika, 2008, hlm 54.
Universitas Sumatera Utara
b. Lessee adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam
bentuk barang modal dari lessor. Seperti dalam halnya lessor, lessee berdasarkan tujuannya terbagi dalam dua jenis, yaitu lessee dalam financial
lease dan lessee dalam operating lease. Lessee dalam financial lease bertujuan mendapatkan pembiayaan
berupa barang atau peralatan dengan cara pembayaran angsuran atau secara berkala. Pada akhir kontrak, lessee memiliki hak opsi atas barang tersebut.
Maksudnya, pihak lessee memiliki hak untuk membeli barang yang di-lease dengan harga berdasarkan nilai sisa. Sedangkan dalam operating lease, lessee
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan peralatannya di samping tenaga operator dan perawatan alat tersebut tanpa risiko bagi lessee terhadap
kerusakan.
79
c. Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan
barang untuk dijual kepada lessee dengan pembayaran secara tunai oleh lessor. Dalam mekanisme financial lease, supplier langsung menyerahkan
barang kepada lessee tanpa melalui pihak lessor sebagai pihak yang memberikan pembiayaan. Sebaliknya, dalam operating lease, supplier
79
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
menjual barangnya langsung kepada lessor dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, yaitu secara tunai atau berkala.
80
Seperti yang dikatakan di atas, dalam perjanjian leasing, tidak tertutup suatu kemungkinan adanya subjek-subjek tambahan yang masuk ke dalamnya. Subjek
tambahan yang biasanya terlibat di dalam transaksi leasing, yaitu: a.
Bank atau kreditor. Dalam suatu perjanjian atau kontrak leasing, pihak bank atau kreditor
tidak terlibat secara langsung dalam kontrak tersebut, namun pihak bank memegang peranan dalam hal penyediaan dana kepada lessor terutama dalam
mekanisme leverage lease di mana sumber dana pembiayaan lessor diperoleh melalui kredit bank. Pihak supplier dalam hal ini tidak tertutup kemungkinan
menerima kredit dari bank. untuk memperoleh barang-barang yang nantinya akan dijual sebagai objek leasing kepada lessee atau lessor.
b. Perusahaan asuransi
Sebagaimana halnya bank, asuransi juga bukan sebagai pihak yang secara langsung terlibat dalam perjanjian leasing. Asuransi adalah lembaga
pertanggungan sebagai perusahaan yang akan menanggung risiko terhadap hal-hal yang diperjanjikan antara lessor dan lessee.
81
80
Ibid.
81
Ibid.
Dalam perjanjian pembiayaan leasing perlu ada pihak lain yang ikut menanggung dalam hal
Universitas Sumatera Utara
terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan seperti terjadinya pencurian atas obyek perjanjian ini. Maka dibutuhkan pihak perusahaan asuransi yang
menjadi syarat dibuatnya perjanjian leasing. Pasal 246 KUHD memberikan pengertian tentang asuransi yaitu :
“Pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan
menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan
yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu”. Dalam hal adanya perusahaan asuransi yang ikut dalam perjanjian
antara lessor dan lesse, lesse akan dikenakan biaya asuransi dan apabila terjadi sesatu, maka perusahaan asuransi akan menanggung resiko.
82
Resiko kehilangan dalam asuransi, dapat berupa kehilangan sebagian partial loss
atas kepentingan dan juga dapat berupa kehilangan seluruhnya total loss. Total loss memperoleh ganti rugi penuh dari penanggung, sedangkan partial
loss memperoleh ganti rugi sebesar kerugian yang diderita, asalkan ditutup asuransi untuk resiko atau bahaya yang mengakibatkan kerugian.
83
82
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2009, hlm 276.
83
Radik Purba, Mamahami Asuransi di Indonesia, Jakarta :Terma Grafika, 1995, hlm 32.
2. Objek Perjanjian Leasing
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pengertian leasing yang telah disebutkan sebelumnya, dapat kita lihat bahwa yang menjadi objek pembiayaan leasing adalah barang modal. Barang
modal merupakan barang yang dipakai pengusaha untuk membantu kelancaran atau membantu meningkatkan hasil usahanya. Biasanya barang modal dijadikan sebagai
objek leasing karena harganya yang relatif mahal, sehingga menggunakan jasa perusahaan leasing sangatlah membantu. Hal ini terutama bagi pengusaha yang baru
membuka usahanya, yang mana belum mempunyai asset yang dapat dijadikan jaminan collateral. Dalam leasing, pengusaha tidak perlu menyediakan jaminan
karena assetbarang modal yang diperoleh dari leasing sekaligus merupakan jaminan bagi perusahaan leasing.
Barang modal yang menjadi objek leasing dapat berbentuk apa saja, seperti kendaraan bermotor, komputer, barang-barang elektronika berupa mesin-mesin, dan
lain sebagainya. Menurut Pierre Prevot, objek leasing adalah barang-barang modalalat-alat produksi yang harganya sangat mahal. Objek itu terdiri atas:
84
a. Mobil;
b. Pesawat terbang;
c. Motor;
d. Bus;
e. Peralatan pengeboran;
f. Peralatan listrik;
84
Salim H.S., op. cit., hlm 148.
Universitas Sumatera Utara
g. Forklift dan truk;
h. Pembangkit tenaga listrik;
i. Peralatan telepon;
j. Perkakas tenuntekstil;
k. Peralatan bengkel;
l. Peralatan kantor;
m. Komputer;
n. Mesin-mesin percetakan;
o. Mesin-mesin untuk pertambangan;
p. Peralatan rumah sakit;
q. Peralatan untuk industri baja;
r. Peralatan untuk industri perkayuan.
G. Hak dan Kewajiban Lessor dan Lessee