Disamping itu pengujian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui keelastisan suatu bahan.
Komposisi campuran Polipropilena gram x 10
1
Grafik 4.3 Hubungan antara Polipropilena dengan kekuatan lentur Berdasarkan grafik 4.3 diatas dapat dilihat hubungan antara pengaruh
penggunaan polipropilen terhadap kekuatan lentur sampel tersebut. Hasil dari pengujian tersebut ditampilkan secara digital ,dimana diperoleh beban maksimum
load dalam satuan kgf dan regangan stroke dalam satuan mmmenit. Dari grafik 4.3 terlihat jelas bahwa nilai kuat lentur maksimum pada komposisi campuran variasi
60 : 30 sebesar 449,9 MPa. Sedangkan nilai kuat lentur minimum pada komposisi serbuk ban bekas dan polipropilen bekas 30 : 60 sebesar 8,15 MPa. Hal ini
disebabkan karena sifat polipropilen yang lentur. Semakin berkurang jumlah polipropilen yang digunakan pada campuran maka semakin berkurang
kelenturannya. Dengan kata lain pada komposisi variasi 30 : 60 sampel mempunyai sifat kaku atau rapuh.
4.2.4 Analisis pengujian kekuatan Impak
Pengujian kekuatan impak ini bertujuan untuk mengetahui ketangguhan sampel terhadap pembebanan dinamis. Pengujian yang biasa dilakukan untuk mengukur
Universitas Sumatera Utara
kekuatan impak dari bahan – bahan polimer yaitu dengan metode charpy. Dalam urutan untuk mengetahui sebuah perbedaan energi impak,pendulum dapat dibebaskan
dari keadaan yang berbeda. Energi yang hilang oleh impaktor dikacaukan oleh kehilangan dalam mesin itu sendiri.
Komposisi campuran Polipropilena gram x 10
1
Grafik 4.4 Hubungan antara Polipropilen dan kekuatan impak Berdasarkan grafik 4.4 diatas terlihat jelas bahwa nilai kuat impak maksimum
pada komposisi polipropilen dan serbuk ban bekas 80 : 10 sebesar 42,85 kJm
2
. Sedangkan nilai kuat impak minimum pada komposisi Polipropilen dan serbuk ban
bekas 50 : 40 sebesar 2,6 kJm
2
. Dari grafik 4.4 terlihat bahwa pemakaian polipropilen dan serbuk ban bekas dalam jumlah yang banyak dapat meningkatkan
kekuatan impaknya. Ini terlihat pada komposisi campuran variasi 80 : 10 dan pada komposisi campuran variasi 70 : 20 dan 60 : 30.
4.2.5 Analisis pengujian uji titik leleh dan titik bakar
Pada pengujian titik nyala dan titik bakar peneliti meletakkan sampel diatas api kemudian dicatat waktu pertama kali terjadi percikan api sebagai titik nyala
sedangkan titik bakar ditentukan sebagai suhu dimana benda uji terbakar. Pengujian inti bertujuan untuk mengetahui temperatur pemanasan maksimum dimana masih
Universitas Sumatera Utara
dalam batas – batas aman pengerjaan dan agar karakteristik aspal tidak berubah rusak akibat dipanaskan melebihi temperatur titik bakar.Sony Sulaksono,2001
Komposisi campuran Polipropilena gram x 10
1
Grafik 4.5 Hubungan antara Polipropilen dan waktu titik nyala
Komposisi campuran Polipropilena gram x 10
1
Grafik 4.6 Hubungan antara polipropilena dan Waktu titik bakar Berdasarkan grafik 4.5 diatas terlihat bahwa titik nyala maksimum terdapat
pada komposisi campuran variasi polipropilen dan serbuk ban bekas 60 : 30 yaitu 39
Universitas Sumatera Utara
detik dan titik nyala minimum terdapat pada komposisi campuran variasi polipropilen dan serbuk ban bekas 10 : 80 yaitu 3 detik. Sedangkan dari grafik 4.6 terlihat jelas
bahwa titik bakar maksimum terdapat pada komposisi campuran variasi polipropilen dan serbuk ban bekas 60 : 30 yaitu 67 detik dan titik bakar minimum terdapat pada
komposisi variasi 10 : 80 yaitu 11 detik . Untuk data hasil pengujian maksimum dari komposisi campuran variasi dapat
dilihat pada tabel 4.6 dibawah.
Tabel 4.6 Sifat Pengujian Komposisi Campuran Variasi 60:30
Komposisi Sifat Pengujian
Nilai 60 : 30
Porositas 0,94
60 : 30 Daya Serap Air
0,13 60 : 30
Kekuatan Lentur 449,9 MPa
60 : 30 Kekuatan Impak
18,84 kJm
2
60 : 30 Waktu Titik Nyala
39 sekon Waktu Titik Bakar
67 sekon
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN