pH Suhu Kejenuhan Oksigen

4.2.4. Kandungan Nitrat

Kandungan nitrat tertinggi pada stasiun V sebesar 0,697 mgl dan terendah pada stasiun I sebesar 0,147 mgl. Dari kadar nitrat yang diperoleh menunjukkan sumber nutrisi di Sungai Bah Bolon yang dihasilkan dari aktivitas masyarakat relatif rendah. Namun adanya percampuran akibat pergerakan air menyebabkan kadar nitrat setiap stasiun tidak terlalu tinggi. Menurut Mackentum, 1969 dalam Haerlina 1987, hlm: 8 kadar nitrat yang optimal untuk pertumbuhan fitoplankton adalah 3,9-15,5 mgl dan untuk pertumbuhan optimal diperlukan konsentrasi fosfat ortofosfat pada kisaran 0,17 mgl-5,51 mgl Nitrat adalah merupakan nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang. Keberadaan nitrat sangat dipengaruhi oleh buangan yang dapat berasal dari industri, bahan peledak, proteknik dan pemupukan. Secara alamiah kadar nitrat dapat menjadi tinggi sekali dalam air tanah di daerah yang diberi pupuk nitratnitrogen Alaerts, 1987

4.2.5. pH

Dari hasil penelitian diperoleh nilai pH tertinggi pada stasiun I sebesar 7,1 dan terendah pada stasiun V sebesar 6,1. Dari nilai pH tersebut dapat digambarkan bahwa pH di sungai Bah Bolon dalam kondisi netral. Artinya masih baik dan mendukung untuk kehidupan biota air khususnya fitoplankton. Menurut Hawkes 1979 dalam Sinambela 1994, dalam kehidupan dalam air masih dapat bertahan bila perairan mempunyai kisaran pH 5-9 sehingga pH di sungai Bah Bolon masih baik dan mendukung untuk kehidupan biota air khususnya fitoplankton.

4.2.6. Suhu

Nilai suhu tertinggi diperoleh pada stasiun III sebesar 24 C dan terendah di stasiun V sebesar 22 C. Keadaan ini dapat disebabkan oleh keadaan cuaca yang kurang stabil yang disebabkan oleh angin, hujan. Suhu air merupakan faktor yang sangat mendapat perhatian karena dapat dimanfaatkan untuk mengkaji gejala fisika dalam air. Suhu air di perairan Indonesia berkisar 25-31 C. Menurut Barus 2004, pola suhu ekosistem akuatik dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya, pertukaran panas antara air dengan udara di sekelilingnya dan Universitas Sumatera Utara juga dipengaruhi oleh faktor kanopi penutupan vegetasi dari pepohonan yang tumbuh di tepi. Menurut Brower, et al. 1990, kisaran suhu yang optimal untuk pertumbuhan fitoplankton antara 20 C- 25 C. Jadi kisaran temperatur yang diperoleh dari perairan tersebut masih dalam kisaran mendukung pertumbuhan fitoplankton di sungai Bah Bolon.

4.2.7. Kejenuhan Oksigen

Nilai rata-rata tertinggi diperoleh pada stasiun I sebesar 89,49 dan terendah pada stasiun IV sebesar 83,53 . Hal ini disebabkan badan perairan memiliki sumber pemasukan oksigen yang cukup besar yang berasal dari hasil fotosintesis fitoplankton. Menurut Schwrobel 1987 dalam Barus 1996, nilai oksigen terlarut dalam suatu perairan mengalami fluktuasi harian maupun musiman yang sangat dipengaruhi oleh perubahan temperatur dan aktivitas fotosintesis tumbuhan. Menurut Ginting 2002, limbah organik akan menyebabkan penggunaan oksigen oleh biota air akan semakin meningkat untuk menguraikan limbah tersebut, sehingga terjadi penambahan kejenuhan oksigen.

4.2.8. Penetrasi dan Intensitas Cahaya