Dengan demikian, besarnya nilai produktivitas primer pada setiap stasiun penelitian sebanding dengan kelimpahan fitoplankton. Adanya perbedaan nilai
produktivitas primer dari setiap stasiun penelitian juga disebabkan oleh pergerakan air yang membuat fitoplankton tersebar.
Menurut Nybakken 1992 tingginya nilai produktivitas primer dapat dipengaruhi oleh total kelimpahan dari fitoplankton yang dapat melakukan
fotosintesis. Jelas terlihat bahwa nilai produktivitas primer sebanding dengan nilai kelimpahan fitoplankton dimana semakin tinggi nilai produktivitas primer diikuti
oleh semakin tingginya kelimpahan. Setiap fitoplankton mempunyai toleransi yang berbeda terhadap kecepatan pergerakan air. Menurut Barus 2001 adanya
perubahan keanekaragaman fitoplankton di suatu ekosistem perairan dapat menyebabkan laju fotosintesis yang berbeda sehingga menghasilkan produktivitas
primer yang berbeda juga.
4.1.2 Hubungan Produktivitas Primer dengan Konsentrasi Klorofil a
Dari data hasil pengukuran konsentrasi klorofil a didapat nilai klorofil a yang tertinggi diperoleh pada stasiun I sebesar 4,1620 mgm
3
dan terendah pada stasiun V sebesar 1,9595 mgm
3
. Demikian juga nilai produktivitas primer tertinggi pada stasiun 1 dan terendah pada stasiun 5. Penurunan nilai produktivitas primer pada
stasiun III, IV, dan V diikuti dengan penurunan konsentrasi klorofil a pada stasiun tersebut. Tingginya nilai klorofil a pada stasiun I sesuai dengan tingginya
produktivitas primer, dimana aktivitas fitoplankton tidak terganggu. Pada lokasi ini bebas dari aktivitas masyarakat. Demikian juga nilai faktor fisik kimia yang
diukur masih sangat mendukung bagi keberadaan fitoplankton. Menurut Sverdrup et al 1961, klorofil a merupakan salah satu parameter
yang sangat menentukan produktivitas primer di sungai. Klorofil a merupakan salah satu parameter yang sangat menentukan produktivitas primer di perairan.
Sebaran dan tinggi rendahnya konsentrasi klorofil a sangat terkait dengan kondisi suatu perairan. Adanya perbedaan nilai klorofil a dari setiap stasiun dapat
disebabkan oleh perbedaan persebaran dari fitoplankton. Menurut Barus 2001 pengaruh keanekaragaman plankton di suatu ekosistem perairan dapat
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan laju fotosintesis yang tinggi sehingga menghasilkan produktivitas primer yang tinggi.
4.2. Nilai Faktor Fisik Kimia Perairan pada Setiap Stasiun Penelitian Tabel 3. Nilai Faktor Fisik Kimia Perairan pada Setiap Stasiun Penelitian di
Sungai Bah Bolon Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun Sumatera Utara.
4.2.1. DO Dissolved Oxygen
Nilai rata-rata tertinggi dari setiap stasiun diperoleh pada stasiun I sebesar 7,5 dan pada stasiun III dan V mempunyai nilai DO yang sama yaitu 6,9. Adanya
perbedaan nilai oksigen terlarut dapat disebabkan oleh aktivitas fotosintesis dan fitoplankton. Selain itu adanya bahan organik yang berbeda pada setiap stasiun
menyebabkan konsumsi oksigen dari bakteri dan mikroorganisme untuk menguraikan senyawa organik tersebut juga berbeda. Menurut Suin 2002,
oksigen yang terlarut dalam air berasal dari udara dan hasil fotosintesis tumbuh- tumbuhan yang ada dalam air. Oksigen dari udara terlarut masuk dalam air karena
adanya difusi langsung dan gerak permukaan air oleh aksi angin dan arus turbulen.
Secara keseluruhan, kadar oksigen terlarut pada setiap stasiun masih mendukung eksistensi organisme air. Nilai oksigen terlarut di perairan sebaiknya
berkisar antara 6-8 mgl Barus, 2004. Selanjutnya menurut Sastrawijaya 1991, menyatakan bahwa kehidupan di air dapat bertahan jika ada oksigen terlarut
sebanyak 5 mgl dan tergantung juga pada daya toleransi organisme, dari nilai DO
Stasiun Penelitian
DO BOD
5
Nitr at Fosfat pH Suhu Kejenuhan
O
2
Penetrasi cahaya
Intensitas cahaya
Kuat Arus
Mgl Mgl Mgl
Mgl -
°C M
cd ms
I 7,5 0,2 0,147 0,104
7,1 23 89,49 60
cm 395
0,5 II 7,3
0,4 0,182 0,138 7,0
23 87,11 60 cm
395 0,5 III 6,9
0,6 0,246 0,152 7,0
24 83,63 25 cm
405 1 IV 7,0
0,3 0,451 0,235 6,8
23 83,53 40 cm
313 0,5 V 6,9
0,4 0,697 0,317 6,1
22 83,63 25 cm
248 1
Universitas Sumatera Utara
yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa sungai Bah Bolon tersebut masih baik.
4.2.2. BOD