1.2. Permasalahan
Berbagai aktivitas yang terjadi di Sungai Bah Bolon Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun seperti kegiatan pertanian dan perkebunan,
pembuangan limbah pabrik, penambangan pasir, pemukiman penduduk dapat mengakibatkan pencemaran air. Air merupakan salah satu kebutuhan manusia
yang utama. Sejauh ini belum diketahui bagaimana hubungan nilai produktivitas primer fitoplankton dengan kelimpahan fitoplankton di Sungai Bah Bolon Kota
Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui hubungan nilai produktivitas primer fitoplankton dengan
kelimpahan fitoplankton dan konsentrasi klorofil a di Sungai Bah Bolon Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara
b. Untuk mengetahui hubungan nilai produktivitas primer fitoplankton dengan faktor fisik kimia perairan yang mendukung kehidupan biota air di Sungai
Bah Bolon Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.
1.4. Hipotesis
a. Nilai produktivitas primer berbeda pada setiap lokasi penelitian di di Sungai Bah Bolon Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun, Provinsi
Sumatera Utara. b. Terdapat hubungan nilai produktivitas primer dengan kelimpahan
fitoplankton, klorofil a di Sungai Bah Bolon, Kota Pematangsiantar, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.
1.5. Manfaat
Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang nilai produktivitas primer dan kaitannya dengan faktor fisik kimia perairan di Sungai Bah Bolon untuk
selanjutnya sebagai acuan untuk pemerintah daerah dan instansi yang terkait dalam pengelolaan pengembangan dan pelestarian Sungai Bah Bolon yang
Universitas Sumatera Utara
mengalir melewati kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ekosistem Sungai Air merupakan salah satu sumber daya alam dan kebutuhan hidup yang penting
dan merupakan sadar bagi kehidupan di bumi. Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung. Air termasuk sumber daya alam yang dapat
diperbaharui oleh alam. Air dianggap sebagai milik umum dan terkesan gratis, sehingga penggunaannya sering dilakukan secara tidak hemat. Sungai merupakan
jaringan alur-alur pada permukaan bumi secara alamiah, mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai bentuk kecil di bagian hilir. Air hujan yang jatuh di atas
permukaan bumi dalam perjalanannya sebagian kecil menguap dan sebagian besar mengalir dalam bentuk bentuk kecil, kemudian menjadi alur sedang dan
seterusnya mengumpul menjadi alur besar atau utama. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sungai berfungsi menampung curah hujan dan mengalirkannya
ke laut Loebis et al., 1993. Setiap organisme dalam lingkungannya masing-masing, lingkungan,
lingkungan biotik dan abiotik. Lingkungan biotik yaitu semua organisme yang terdapat di sekelilingnya dan lingkungan abiotik yaitu faktor—faktor seperti
iklim, garam-garam yang terlarut dan medium tempat hidupnya. Untuk mendapatkan energy dan materi yang diperlukan untuk hidupnya, semua
komunitas dan lingkungan abiotiknya merupakan suatu sistem. Di dalam sistem ini terdapat arus energi dan materi. Sistem seperti ini disebut sebagai ekosistem
Soemarwoto et al, 1992.
2.2. Produktivitas Primer