1.2. Perumusan Masalah
Penelitian ini dilandasi oleh ketidak stabilan harga, yang menyebabkan inflasi tinggi di Provinsi NTT. Keseimbangan tidak tercapai antara permintaan barang dan jasa jumlah
konsumsi, investasi, dan pembelian pemerintah dan penawaran barang dan jasa tingkat produksi di daerah menyebabkan ketidak stabilan harga. Inflasi karena tarikan permintaan
demand pull inflation yang disebabkan oleh pengeluaran atau belanja pemerintah daerah. Sala satu faktor penyebab adalah reformasi kebijakan desentralisasi fiskal, sehingga terjadi
perubahan penerimaan pemerintah daerah yang bersumber dari dana perimbangan. Perubahan kedua undang-undang otonomi daerah, di mana sebelum reformasi desentralisasi
fiskal pengeluaran pemerintah daerah relatif rendah dibandingkan sesudah reformasi desentralisasi fiskal, artinya ada peningkatan aliran dana masuk ke daerah capital inflow
menyebabkan peningkatan jumlah uang beredar JUB yang berpotensi terjadinya perubahan harga atau inflasi.
Uraian di atas, terdapat permasalahan yang terjadi diwilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan diidentifikasi serta diterjemahkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
a. Apakah variabel-variabel kebijakan fiskal regional dari sisi pengeluaran yakni belanja
pegawai, belanja operasional, belanja modal, dan reformasi desentralisasi fiskal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap inflasi, di Provinsi NTT ?.
b. Faktor apakah yang paling dominan menyebabkan inflasi, di Provinsi NTT ?.
1.3. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian
Mengacu pada latarbelakang dan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:
a. Menganalisis variabel-variabel kebijakan fiskal regional dari sisi pengeluaran yakni
belanja pegawai, belanja operasional, belanja modal, dan reformasi desentralisasi fiskal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap inflasi, di Provinsi NTT?.
b. Menguji faktor yang paling dominan menyebabkan inflasi, di Provinsi NTT.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah; a
Sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan kebijakan pemerintah daerah, yang terarah dan tidak menimbulkan masalah baru bagi pembangunan daerah, dalam mengantisipasi
inflasi regional dengan memperhatikan variabel-variabel kebijakan fiskal regional dari sisi pengeluaran yakni belanja pegawai, belanja operasional, dan belanja modal.
b Untuk pengembangan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan inflasi regional
dengan menambah dan memperbanyak pengamatan terhadap variabel kebijakan fiskal regional dan variabel lainya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS