Belanja Modal Perkembangan Belanja Pemerintah KabupatenKota di Provinsi NTT

Sumber; Biro Keuangan SEKDA Provinsi NTT Pola pergerakan belanja operasional, sejak diterapnya desentralisasi fiskal, yakni pola pergerakan yang sama terjadi pada priode sebelum reformasi desentralisasi fiskal, sebaliknya setelah terjadi reformasi desentralisasi fiskal mengalami pola pergerakan yang bervariasi. Secara umum terlihat dari Gambar 4.3 Perubahan kenaikan belanja operasional tertinggi pada tahun 2003 berasal dari Kabupaten Manggarai, yakni sebesar Rp. 120.255.644.806,285 dan terjadi perubahan penurunan belanja operasional terendah pada tahun 2004 berasal dari Kabupaten Manggarai, sebesar Rp. 107.798.733.439,285

4.5.3. Belanja Modal

Belanja modal digunakan untuk pengadaan asset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 dua belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan. Belanja modal atau belanja investasi pemerintah digunakan untuk kepentingan publik, tujuan untuk meningkatkan produksi masyarakat serta meningkatkan akses mobilisasi ekonomi. 150,000,000,000.00 100,000,000,000.00 50,000,000,000.00 ‐ 50,000,000,000.00 100,000,000,000.00 150,000,000,000.00 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Kota Kupang Timor Tengah Selatan Timor Tengah Utara Flores Timur Manggarai Sumba Barat Sumba Timur Alor Belu Ende Ngada Sikka Pengeluaran investasi yakni belanja modal yang bersifat ekspansif atau kontraksi mempengaruhi jumlah uang beredar dan stabilitas harga. Stabilitas harga diukur dari inflasi yang terjadi disetiap daerah dipengaruhi oleh perubahan belanja modal. Output belanja modal adalah barang. Harga stabil apabilah output dari belanja investasi dapat memenuhi permintaan, dan tidak terjadi kenaikan harga secara umum. Pola pergerakan belanja modal, sejak diterapnya desentralisasi fiskal, yakni pola pergerakan yang sama terjadi pada priode sebelum reformasi desentralisasi fiskal, sebaliknya setelah terjadi reformasi desentralisasi fiskal mengalami pola pergerakan yang bervariasi. Secara umum terlihat dari Gambar 4.4 Perubahan kenaikan belanja modal tertinggi terjadi pada tahun 2003 sebesar Rp. 90.109.001.287,967 berasal dari Kabupaten Manggarai, dan terjadi perubahan penurunan belanja modal terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp. 43.487.084.909,729 berasal dari kabupaten Sumba barat. Gambar 4.4 Perkembangan Belanja Modal KabupatenKota di Provinsi NTT, Periode 2001-2008 60,000,000,000.00 40,000,000,000.00 20,000,000,000.00 ‐ 20,000,000,000.00 40,000,000,000.00 60,000,000,000.00 80,000,000,000.00 100,000,000,000.00 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Kota Kupang Timor Tengah Selatan Timor Tengah Utara Flores Timur Manggarai Sumba Barat Sumba Timur Alor Belu Ende Ngada Sikka Sumber; Biro Keuangan SEKDA Provinsi NTT

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data terkumpul dan dikelompokkan sesuai dengan tujuan. Penelitian ini mengunakan data panel, selanjutnya data diregresi dengan menggunakan fixed effects model FEM, tujuan untuk mengetahui pengaruh variabel kebijakan fiskal regional terhadap inflasi di Provinsi NTT periode 2001-2008. Variabel kebijakan fiskal regional, meliputi belanja pegawai, belanja operasional, belanja modal, dan dummy reformasi desentralisasi fiskal sebagai variabel independent dan inflasi sebagai variabel dependent. Pengolahan data dengan menggunakan alat bantuan software Eviews 6, dan SPSS 17.

5.1 Analisis Data

Pengolahan data menggunakan bantuan software Eviews 6 dan SPSS 17 yang berguna untuk melakukan pengujian model data panel, meliputi pengujian penyimpangan asumsi klasik, pengujian kriteria statistik, dan pengujian hipotesis. Pengujian penyimpangan asumsi