Karakteristik Ketersediaan Infrastruktur Berdasarkan Faktor Utama

Tabel 4. 22 Klasifikasi Rentang Penilaian Dengan Metode Sturges KRITERIA PENILAIAN JUMLAH Sangat baik 0,46 - 0,90 Baik 0,01 - 0,45 Buruk -0,46 - 0,00 Sangat buruk -0,90 - -0,45 Sumber : Hasil Analisis, 2007 Dari pengelompokan rentang nilai faktor tersebut akan mempermudah penilaian terhadap karakteristik ketersediaan infrastruktur pada masing-masing wilayah. Adapun analisis spasial karakteristik ketersediaan infrastruktur masing-masing bagian wilayah perumahan di Kecamatan Gunungpati berdasarkan faktor-faktor utama dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Karakteristik Ketersediaan Infrastruktur Berdasarkan Faktor Utama

Ketersediaan Prasarana dan Sarana Lingkungan Faktor utama ketersediaan prasarana dan sarana lingkungan fk1 menyangkut aspek kondisi fisik dan lingkungan physical environment. Berdasarkan unsur-unsur penilaian pokok jaringan jalan, jaringan air bersih, jaringan drainase, jaringan listrik, jaringan telepon dan penempatan unsur lingkungan. Dari kajian terhadap nilai faktor yang terkait dengan faktor utama ini yang dinilai sangat baik ketersediaan infrastrukturnya adalah wilayah A, wilayah D. Kedua wilayah tersebut memiliki nilai faktor sangat baik, hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya jaringan jalan yang sangat baik di wilayah A terutama di perumahan Kradenan Asri dengan jalan aspal yang sangat baik, perumahan Puri Sartika, Trangkil Sejahtera, Safira Mitra juga menggunakan jalan aspal walaupun sebagian mengelupas. Sedangkan perumahan Bukit Sukorejo di wilayah A dan di perumahan Kandri Permai di wilayah D, menggunakan paving blok Jaringan air bersih di perumaan Kradenan Asri di wilayah A dan di perumahan Kandri Permai di wilayah D menggunakan fasilitas PDAM dan terlayani sangat baik, sedangkan di perumahan Puri Sartika, Bukit Sukorejo, Trangkil Sejahtera dan perumahan Safira Mitra layanan jaringan air bersih diusahakan oleh developer dengan sumber air artetis dan sumur konvensional. Jaringan drainase cukup baik, dengan dimensi yang cukup lebar di kedua wilayah dan tidak terjadi genangan pada saat terjadi hujan ataupun tidak hujan. Penempatan unsur-unsur bangunan yang serasi, tersedianya halaman dan jalan-jalan lingkungan yang cukup lebar di pusat-pusat lingkungan. Selain itu didukung oleh pola lingkungan dan keamanan secara keseluruhan, keserasian keindahan dan kebersihan lingkungan, oleh karena itu secara umum di wilayah A, wilayah D. Di wilayah B yaitu perumahan Sekar Gading dan perumahan Anugrah memiliki nilai ketersediaan infrastruktur yang sangat buruk, hal ini karena wilayah tersebut tidak memiliki kondisi jalan lingkungan yang sangat buruk. Perumahan Sekar Gading di wilayah B jaringan jalan menggunakan paving blok yang kondisinya sudah tidak baik dan sebagian jalan lebih tinggi dari lantai rumah. Sedangkan di perumahan Anugrah walaupun jaringan jalan menggunakan paving blok yang kondisinya cukup, akan tetapi akses jalan untuk masuk di perumahan sangat buruk. Jaringan air bersih tidak menggunakan fasilitas pelayanan PDAM dan hanya diusahakan oleh Developer dengan sumber air dari sumur artetis. Di wilayah C yaitu perumahan Griya Waroka memiliki nilai ketersediaan infrastruktur yang buruk, hal ini karena wilayah tersebut tidak memiliki kondisi jalan lingkungan yang kurang baik. Sedangkan wilayah E memiliki nilai ketersediaan infrastruktur yang cukup baik. Jalan lingkungan masih cukup baik, jaringan drainase cukup baik, penempatan unsur-unsur bangunan yang serasi, tersedianya halaman dan jalan-jalan lingkungan yang cukup lebar di pusat-pusat lingkungan.

2. Karakteristik Ketersediaan Infrastruktur Berdasarkan Faktor Utama Penataan