3. Pengertian Permukiman Hawik Henry Pratikto
Dalam konsep ini rumah dilihat sebagai tempat untuk kembali dan menumbuhkan rasa kesinambungan dalam untaian proses ke masa depan.
4. Wadah kegiatan utama sehari-hari.
5. Pusat jaringan sosial.
6. Struktur fisik.
2. 2. 3. Pengertian Permukiman
UU RI No. 4 tahun 1992 mengatakan bahwa permukiman adalah suatu kawasan perumahan memiliki luas wilayah dengan jumlah penduduk tertentu yang dilengkapi
dengan sistem prasarana dan sarana lingkungan dengan penataan ruang yang terencana dan teratur, tempat kerja terbatas sehingga memungkinkan pelayanan dan pengelolaan
yang optimal. Permukiman dapat juga didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang
berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung kehidupan dan penghidupan.
Setiap hunian yang ada dalam suatu permukiman, merupakan bagian yang tidak dapat dilihat sebagai hasil produk yang
selesai, akan tetapi merupakan proses yang berkembang dan berkaitan dengan proses perkembangan penghuninya selama waktu tertentu.
Pembangunan permukiman dan perumahan merupakan bagian integral dari kehidupan seseorang atau keluarga yang dapat
berkembang dan meningkat sesuai kondisi sumber daya serta pandangan atas kebutuhan sesuai dengan persepsinya.
Disebut pula dalam UU RI No. 4 Tahun 1992: Bab I, pasal 1 bahwa secara teknis pengertian permukiman skala besar adalah suatu permukiman dengan jumlah rumah
diatas 200 unit dan dilengkapi dengan prasarana dan sarana kebutuhan sosial ekonomi lingkungan.
Adapun ciri-ciri umum permukiman khususnya permukiman skala besar adalah sebagai berikut:
• Sebagian besar adalah untuk tempat tinggal.
• Infrastruktur yang dikembangkan lebih pada pelayanan skala lingkungan.
• Luas kawasan yang dikembangkan lebih kecil dari 1000 ha
• Kebutuhan fasilitas perkotaan bagi penduduk kawasan hunian skala besar masih
tergantung atau memanfaatkan fasilitas perkotaan yang berada di pusat kota. Adapun kebutuhan pengembangan permukiman skala besar adalah sebagai berikut:
• Memiliki akses jalan menuju ke kota yang dapat menampung pergerakan harian
dari lokasi ke pusat kota yang sangat padat. •
Waktu pencapaian dari lokasi ke pusat kota relatif singkat. Pada UU No. 4 tahun 1992 pasal 1 tentang perumahan dan permukiman, berfungsi
sebagai: •
Tempat tinggal atau hunian yang digunakan manusia untuk berlindung dari gangguan iklim, musuh, penyakit, dan makluk hidup lainnya.
• Tempat awal pengembangan kehidupan dan penghidupan keluarga, dalam
lingkungan yang sehat, aman, serasi dan teratur. •
Tempat untuk menyelenggarakan kegiatan bermasyarkat dalam lingkup yang terbatas.
Kelengkapan prasarana dan sarana lingkungan sebagai ketersediaan infrastruktur permukiman tersebut, dimaksudkan agar dapat merupakan lingkungan yang sehat, aman,
serasi dan teratur serta dapat berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung kehidupan dan penghidupan.
Dalam UU ini yang dimaksud adalah pemukiman yang mempunyai lingkup tertentu yaitu kawasan yang didominasi oleh lingkungan hunian dengan fungsi utama sebagai
tempat tinggal yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan, tempat kerja yang memberikan pelayanan dan kesempatan kerja terbatas untuk mendukung
perikehidupan dan penghidupan sehingga fungsi permukiman tersebut dapat berdaya guna dan berhasil guna.
Jadi jelas bahwa permukiman merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan dimana di dalamnya terdapat berbagai macam aspek yang saling mendukung, diantaranya
adalah ketersediaan infrastruktur, kondisi fisik lingkungan, aspek sosial kemasyarakatan dan lain-lain.