13
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Usaha Kecil dan Menengah UKM
2.1.1 Pengertian Usaha Kecil dan Menengah
Batasan definisi usaha kecil dan menengah UKM masih berbeda- beda sampai saat ini tergantung pada fokus permasalahanya masing-masing.
Dun Steinhoff dan John F. Burgess 1993 dalam Suryana 2006: 118 mengemukakan bahwa definisi usaha kecil telah didefinisikan secara
berbeda tergantung pada kepentingan organisasi. Pembatasan atau definisi UKM yang berbeda-beda dapat terjadi
karena perbedaan kriteria yang dipakai untuk membedakan kelompok usaha. Ada bermacam-macam kriteria yang digunakan untuk mengelompokkan
usaha diantaranya adalah jumlah modal kerja , jumlah tenaga kerja, jumlah produksi, besarnya investasi, dll.
Undang-undang No.9 tahun 1995 pasal 1 memberikan pengertian usaha kecil, menengah, dan besar sebagai berikut:
1. Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan
memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini.
14
2. Usaha menengah dan besar adalah kegiatan ekonomi yang mempunyai
kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari pada kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan usaha kecil.
Selanjutnya Undang-undang tersebut dalam pasal 5 mengemukakan kriteria usaha kecil yaitu sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00 dua ratus
juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2.
Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 satu milyar rupiah
3. Milik Warga Negara Indonesia
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau besar
5. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan
hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi Badan Pusat Statistik Indonesia BPS 1988 dalam Suryana 2006:
119 membuat pengelompokan pada industri pengolahan skala kecil, menengah, dan besar berdasarkan jumlah karyawannya. Pengelompokan
tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Usaha industri pengolahan yang memiliki tenaga kerja 1 – 4 orang dikelompokkan sebagai industri rumah tangga.
2. Usaha industri pengolahan yang memiliki tenaga kerja 5 – 19 orang
dikelompokkan sebagai usaha kecil.
15
3. Usaha industri pengolahan yang memiliki tenaga kerja 20 – 99 orang
dikelompokkan sebagai usaha menengah. 4.
Usaha industri pengolahan yang memiliki tenaga kerja lebih dari 100 orang dikelompokkan sebagai usaha besar.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan berdasarkan Perda Kabupaten Jepara nomor 11 Tahun 2001 tentang usaha industri dan ijin perluasan,
mengelompokan industri berdasarkan besarnya investasi, yaitu sebagai berikut:
1. Industri kecil, besarnya investasi antara Rp. 5.000.000,00 sampai
dengan Rp. 200.000.000,00 2.
Industri menengah, besarnya investasi antara Rp.200.000.000,00 sampai dengan Rp. 1.000.000.000,00
3. Industri besar, besarnya investasi di atas Rp. 1.000.000.000,00
Definisi perusahaan kecil dan menengah pada penelitian ini mengacu pada pengelompokan usaha menurut skala usaha yang dikeluarkan oleh
BPS. Namun, dalam penelitian ini menggabungkan klasifikasi industri rumah tangga dengan usaha kecil, menjadi klasifikasi perusahaan kecil yang
memiliki tenaga kerja 1 sampai 19 orang. Sedangkan jumlah tenaga kerja 20 sampai 99 orang diklasifikasikan sebagai usaha menengah.
2.1.2 Karakteristik Usaha Kecil dan Menengah