Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup. Pengembangan Kegiatan Usaha Setempat.

3. Perusahaan membolehkan masyarakat umum dan Pemerintah untuk menggunakan instalasi-instalasi dermaga dan pelabuhan, lapangan terbang dan jalan-jalan yang di bangun oleh perusahaan berdasarkan kontrak dan yang berada di luar Wilayah Pertambangan dan Wilayah Proyek perusahaan. 4. Perusahaan wajib bertanggung jawab atas pemeliharaan semua jalan di Wilayah Pertambangan. 5. Dalam hal Pemerintah tidak dapat menyediakan fasilitas telekomunikasi, perusahaan dapat memasang dan mengoperasikan fasilitas telekomunikasi, dengan syarat dapat dipergunakan oleh Pemerintah dan masyarakat umum. 6. Dalam hal fasilitas telekomunikasi telah disediakan oleh Pemerintah, perusahaan wajib menggunakan fasilitas tersebut dan membayar sesuai dengan tarif umum untuk jasa-jasa telekomunikasi. 7. Perusahaan dengan biaya sendiri, sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku dari waktu ke waktu di Indonesia boleh merancang dan mendirikan serta membangun perkemahan ataupun fasilitas yang permanen yang cukup untuk melayani kebutuhan kegiatan perusahaan. 97

u. Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup.

1. Perusahaan wajib dengan sungguh-sungguh untuk mengurangi dan menanggulangi kerusakan Lingkungan Hidup dan mempergunakan praktek industri penambangan modern yang sudah diakui untuk melindungi sumber 97 Wawancara dengan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi, Pemda. Tingkat II - Kabupaten Bolaang Mongondow, Bapak Drs. Yudha Rantung daya alam terhadap kerusakan yang tidak perlu, mengurangi pencemaran dan pengotoran oleh pembuangan gas beracun kepada Lingkungan Hidup, membuang limbah dengan cara yang selalu menuruti syarat-syarat pembuangan limbah yang sudah ditetapkan, dan secara umum memelihara kesehatan dan keselamatan pegawainya dan peri kehidupan masyarakat setempat. 2. Perusahaan harus menyertakan ke dalam Studi Kelayakan untuk masing- masing Wilayah Pertambangannya suatu studi mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang menganalisa pengaruh yang mungkin terjadi akibat beroperasinya perusahaan terhadap tanah, air, udara, sumber daya biologis dan sosial, ekonomi, budaya, kesehatan masyarakat. 3. Setiap hasil pengelolaan Lingkungan Hidup yang dilakukan oleh perusahaan baik sebelum, pada saat maupun paska konstruksi harus dilapokan kepada Pemerintah Daerah yang diberikan hak untuk melakukan pemantauan dan pengawasan dalam waktu yang tidak mengikat.

v. Pengembangan Kegiatan Usaha Setempat.

1. Perusahaan wajib secara umum memajukan, menunjang, mendorong dan membantu pembangunan dan kegiatan usaha-usaha setempat di dalam Wilayah Pertambangan. 2. Perusahaan wajib menggunakan secara maksimal sub konktraktor-sub kontraktor Indonesia yang terdaftar apabila jasa-jasa mereka tersedia dengan harga yang bersaing dan standar yang sebanding dengan yang dapat diperoleh dari tempat lain baik di dalam maupun di luar Indonesia. 3. Perusahaan dalam memberikan bantuan akan mendahulukan pemilik-pemilik tanah di dalam daerah pengusahaan dan orang-orang lain yang berasal dalam daerah pengusahaan. 4. Melalui konsultasi dengan Pemerintah, perusahaan harus mempersiapkan suatu program pengembangan usaha bagi pengembangan usaha dan pengusahaan-pengusahaan Warga Negara Indonesia yang secara rutin atau insidentil berhubungan dengan pengusahaan, yang wajib disampaikan kepada Pemerintah sebagai bagian dari laporan studi kelayakan perusahaan. 98

w. Ketentuan Lain-Lain.