Syarat Sahnya Kontrak. Bentuk dan Jenis Kontrak Pada umumnya. 1. Pengertian

l. Klausul penyelesaian perselisihan. Hal ini penting untuk menentukan forum panel wasit arbitrase atau lembaga peradilan yang memiliki yurisdiksi untuk meyelesaikan perselisihan, apabila perselisihan mereka tidak dapat diselesaikan sendiri oleh kedua belah pihak.

5. Syarat Sahnya Kontrak.

Suatu kontrak dapat dikatakan berlaku secara sah dan mengikat bagi para pihak yang membuatnya apabila memenuhi syarat-syarat yang diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Adapun syarat-syarat dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tersebut adalah terdiri dari sebagai berikut 56 : a. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya. Syarat pertama yaitu kata sepakat dimaksudkan bahwa kontrak itu telah terjadi dan disetujui oleh kedua belah pihak yang mengadakan kontrak tersebut tanpa adanya intervensi ataupun tekanan dari salah satu pihak ataupun pihak luar atau pihak ketiga. b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan. Cakap menurut hukum berarti bahwa orang yang membuat dan menandatangani suatu kontrak tersebut pada dasarnya harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Sudah dewasa menurut ukuran Undang-Undang atau akil baliq 56 Subekti, Hukum Perjanjian, Penerbit PT. Intermassa, Jakarta, 1991, hal. 17. 2. Sehat pikirannya, yang berarti secara kejiwaan dalam ilmu kesehatan tdak mengalami gangguan mental. c. Mengenai suatu hal tertentu. Suatu hal tertentu, artinya tentang apa yang diperjanjikan oleh para pihak yang membuat atau terikat dalam suatu kontrak tersebut, yang merupakan hak dan kewajiban maupun barang haruslah ditentukan jenisnya. Artinya suatu kontrak harus mempunyai objek tertentu sekurang-kurangnya dapat ditentukan. 57 d. Suatu sebab yang halal. yaitu mengenai sebab yang halal, pengertian sebab yang halal adalah sebagai berikut: 1. Sebab yang tidak dilarang atau tidak bertentangan dengan undang- undang. 2. Sebab yang sesuai dengan kesusilaan. 3. Sebab yang sesuai dengan ketertiban umum. 58 Setelah memenuhi ketentuan dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, maka kontrak sah untuk dilaksanakan, tetapi kontrak yang dilaksanakan tersebut harus ditaati dan mempunyai kekuatan yang mengikat bagi para pihak yang membuatnya dan berlaku sebagai undang-undang bagi 57 Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, Alumni, Bandung, 1994, hal. 26. 58 Hardijan Rusli, Hukum Perjanjian Indonesia dan Common Law, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1993, hal. 99. mereka yang bersangkutan. Hal ini sesuai dengan Pasal 1338 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata, yang menyebutkan: 1. Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang- Undang bagi mereka yang membuatnya. 2. Persetujuan-persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau akarena alasan yang oleh undang- undang dinyatakan cukup untuk itu. 3. Persetujuan-persetujuan itu harus dilaksanakan dengan itikad baik. Ketentuan-ketentuan dalam Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tersebut dalam hubungannya dengan perjanjian Internasional yang terdapat dapat Konvensi Wina Tahun 1969 Bagian III, mengenai pelaksanaan suatu kontrak berlaku asas atau prinsip “pacta sunt servanda”, artinya bahwa kontrak harus ditaati karena perjanjian yang dibuat oleh para pihak adalah mengikat bagi mereka yang membuatnya dan berlaku sebagai undang-undang, sebab mempunyai kekuatan mengikat dan menjadi norma imperative dalam praktek perjanjian internasional. 59

6. Bentuk Kontrak.