Bentuk Kerja Sama Penanaman Modal Bidang Usaha Penanaman Modal.

3. Bentuk Kerja Sama Penanaman Modal

Pelaksanaan penanaman modal asing di Indonesia seperti yang ditetapkan dalam ketentuan penanaman modal asing sesuai dengan dengan Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1967 tetang Penanaman Modal Asing mengenai pengertian penanaman modal asing, yaitu dilakukan dalam bentuk direct investment, akan tetapi di lain pihak diperkenankan pula dilakukan dalam bentuk usaha kerja sama dengan pihak swasta nasional Indonesia seperti yang tertera dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan, yang menyatakan bahwa usaha pertambangan dapat dilaksanakan oleh: a. Instansi pemerintah. b. Perusahaan negara. c. Perusahaan daerah. d. Perusahaan dengan modal bersama negara dan daerah. e. Koperasi. f. Badan atau perseorangan swasta yang memenuhi syarat-syarat yang di maksud dalam Pasal 12 ayat 1, yang mengatur tentang kuasa pertambangan untuk pelaksanaan usaha pertambangan bahan-bahan galian yang tersebut dalam Pasal 3 ayat 1 huruf b yaitu Golongan bahan galian vital, dapat di berikan kepada: 1. Badan hukum koperasi. 2. Badan hukum swasta yang didirikan sesuai dengan peraturan-peraturan Republik Indonesia, bertempat kedudukan di Indonesia dan bertujuan berusaha di lapangan pertambangan dan pengurusnya mempunyai kewarganegaraan Indonesia dan bertempat tinggal di Indonesia. 3. Perseorangan yang berkewarganegaraan Indonesia dan bertempat tinggal di Indonesia. Sebagaimana ditetapkan dalam undang-undang Penanaman Modal Asing bahwa pelaksanaan atau aplikasi penanaman asing di Indonesia dapat dilakukan dalam 2 dua bentuk usaha, yaitu: 13 1. Oleh pihak asing perorangan atau badan hukum, ke dalam suatu perusahaan yang seratus persen diusahakan oleh pihak asing; atau 2. Dengan menggabungkan modal asing itu dengan nasional swasta nasional.

4. Bidang Usaha Penanaman Modal.

Penanaman modal asing pada bidang-bidang usaha yang memerlukan modal yang cukup besar, bergantung pula kepada lokasi usaha, tingkat penguasaan teknologi, skill atau kemampuan, maupun manajemen. Sebagaimana telah ditetapkan dalam Pasal 12 ayat 1 Undang-Undang No.25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, yang pada pokoknya menyatakan bahwa: 13 Aminuddin Ilmar, Op Cit, hal. 49. “semua bidang usaha jenis usaha yang terbuka bagi kegiatan penanaman modal kecuali bidang usaha jenis usaha yang dinyatakan tertutup atau terbuka dengan persyaratan.” Realisasi pengaturan mengenai penetapan bidang-bidang usaha penanaman modal asing dan penetapan prioritasnya oleh pemerintah untuk pertama kali dilaksanakan melalui Instruksi Presidium Kabinet Nomor 06EKIN1969 yang pada pokoknya menetapkan bahwa bidang usaha penanaman modal asing terbagi atas: 14 a. Bidang usaha yang dapat menambah penerimaan devisa bagi Negara, misalnya dalam bidang usaha pertambangan, produksi pertanian, industri processing untuk ekspor, dan sebagainya. b. Bidang usaha yang dapat membantu mengurangi impor untuk barang-barang tertentu seperti bahan-bahan yang dapat segera dikonsumsi maupun jasa. c. Bidang usaha yang meskipun tidak menambah penerimaan ataupun mengurangi impor secara berarti, namun dapat memberikan suatu nilai tambah tersendiri, yaitu: 1. Bidang usaha yang dapat memberikan hasil dengan cepat quick yielding misalnya kurang dari 2 dua tahun. 2. Bidang usaha yang dapat menambah kesempatan kerja secara berarti. 3. Bidang usaha yang memperkenalkan teknologi atau cara-cara kerja baru yang dapat menaikkan produkvitas dalam sektor produksi. d. Bidang usaha yang dapat menambah alat-alat perlengkapan modern yang dapat memperbesar efektivitas kerja atau menurunkan biaya produksi. 14 Aminuddin Ilmar, Ibid, hal. 82.

5. Tata Cara Penanaman Modal